Umsida.ac.id – Musim hujan yang identik dengan bencana alam mempengaruhi Muhammadiyah untuk melakukan gerakan filantropi. Hal itu dijelaskan, Drh Zainul Muslimin dalam Kajian Rutin Dosen dan Tenaga Kependidikan dengan tema Optimalisasi Gerakan Filantropi Muhammadiyah untuk Meningkatkan Resilensi Masyarakat, yang diselenggarakan oleh Lembaga Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LIK) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Jum’at (12/11).
Drh Zainul Muslimin selaku Ketua Lazismu Jawa Timur itu menjelaskan persyarikatan Muhammadiyah dapat bergerak secara cepat dan berkemajuan dengan dilihat dari tiga pokok penopang. “Yang pertama adalah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), sudah tidak diragukan bahwa AUM berperan penting dalam pergerakan berkemajuan,” terangnya.
Lebih lanjut, kedua adalah aksi filantropi. “Sebagai contoh sejak awal berdirinya Muhammadiyah sekolah gratis padahal keadaan keuangan masih terbilang rendah, tapi mengapa masa-masa itu bisa berjalan, hal itu disebabkan adanya aksi filantropi dan menjadi faktor penting dalam perkembangan muhammadiyah,” ujar ketua Lazismu Jatim.
Tidak hanya itu, filantropi merupakan energi utama untuk menggerakkan persyarikatan Muhammadiyah. “Seperti halnya dengan Lazismu, ketika saya di tunjuk sebagai ketua Lazismu saya melihat potensi yang ada di Jatim, dari situ cita-cita Lazismu ingin mentarget dana sebesat satu triliun, hal itu sangat mungkin apabila seluruh elemen menerapkan filantropi,” jelasnya.
Selanjutnya, yang ketiga adalah pengembangan bisnis. “Agar gerakan semakin maju kita mulai mengembangkan bisnis, seperti mendirikan perusahaan, dalam rangka mengembangkan persyarikatan, terutama di Umsida sendiri harus berperan dalam bisnis yang bisa menjadi penopang kemajuan persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya.
Yang terakhir, ia berharap Umsida menerapkan aksi filantropi. “Semoga Umsida bisa melakukan aksi filantropi yang luar biasa, yang bisa membuat perubahan secara besar, dan yang terprnting tiga penopang itu bisa berjalan beriringan,” Pungkasnya.
Ditulis : Muhammad Asrul Maulana