Umsida.ac.id – Berpartisipasi dalam agenda tahunan Silaturahmi Nasional Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (SILAT APIK PTMA) 2025, para mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Ikom Umsida) berhasil membawa pulang 11 prestasi.
Lihat juga: Commsport 2024, 30 Tim Futsal Sekolah se-Jatim Meriahkan Event Tahunan Ikom Umsida
Bertempat di Universitas Muhammadiyah Cirebon, acara ini digelar selama tiga hari (22-24/6/2025) dan diikuti oleh ratusan delegasi dosen dan mahasiswa Prodi Ikom Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia.
9 Delegasi Ikom Umsida Raih 11 Juara
Sembilan delegasi mahasiswa Ikom Umsida berhasil memborong 11 penghargaan dari berbagai kategori lomba, mulai dari public relations, reportase, fotografi, hingga konten kreator.
Mereka membuat karya epik tersebut berdasarkan tema acara yaitu Digitizing Local Values: Culturally-Based Inclusive Communication Strategies in the Digital Transformation Era.
Prestasi gemilang mahasiswa Ikom tersebut di antaranya:
- Lailatul Mufidah, juara 1 lomba Iklan Layanan Masyarakat
- M Rehyan Iza M, juara 1 lomba Konten Kreator kategori script writer dan sinematografi
- Hilma Aditya W, juara 3 lomba Konten Kreator kategori digital konten dan sinematografi
- Salwa Rizky A, juara 2 lomba Reportase kategori visualisasi terbaik
- Putri Mega S, juara 2 lomba Reportase kategori narasi terbaik
- M Fabian E, juara 3 lomba Fotografi kategori environmental photography
- Marchelia Chely H, juara 3 lomba Fotografi kategori human interest
- Nabilah Eka P, juara harapan 2 lomba Public Relation Campaign
- Maheswara Nagata, juara harapan 3 lomba Public Relation Campaign
Seluruh karya yang ditampilkan menunjukkan kreativitas mahasiswa dalam mengangkat tema budaya lokal dan mengemasnya dalam format digital yang menarik serta komunikatif.
Membumikan Budaya Melalui Narasi dan Visual
Prestasi pertama datang dari Lailatul Mufidah yang meraih Juara 1 lomba Iklan Layanan Masyarakat (ILM) dengan tema kebersihan alam, banjir, dan pemanfaatan air.
“Saya menyusun naskah, merekam voice over, lalu melakukan proses editing. Saya mengambil topik sesuai ketentuan dan menggabungnya dengan fokus utama lomba yaitu seputar budaya Cirebon,” tutur Mufidah.
Di kategori lomba Reportase, dua penghargaan juga berhasil diraih oleh Putri Mega dengan mendapatkan juara 2 narasi terbaik dan Salwa Awaliya yang mendapatkan juara 2 visualisasi terbaik.
Mega menjelaskan bahwa kelompoknya memilih Keraton Kasepuhan sebagai objek karena ingin menampilkan museum budaya sebagai tempat modern yang relevan dengan Generasi Z.
“Dari awal kami ingin kemas berita dengan narasi yang ringkas tapi tetap menarik. Kami memilih museum Kesepuhan karena ada Cava AI, teknologi digital yang bisa mengenalkan budaya dengan cara kekinian. Jadi museum nggak cuma terkesan kuno, tapi keren,” jelas Mega.
Sementara itu, Salwa dan timnya mengangkat Batik Trusmi sebagai objek visual utama.
“Batik Trusmi itu adalah salah satu ikon Cirebon. Tak hanya ambil gambar aja, kami juga berbincang dengan pengrajin, petugas tour, sampai pengunjung luar negeri. Hal itu membuat visualisasi kami lebih bernyawa,” ungkapnya.
Raih Juara Harapan Lomba PR, Pembelajaran Berharga dalam Kampanye Citra
SIlat Apik juga menggelar kompetisi Public Relation (PR), Maheswara Nagata dan Nabilah Eka Parahita masing-masing meraih Juara Harapan 3 dan Juara Harapan 2.
Keduanya berhasil membawa pulang penghargaan setelah berpartisipasi dalam lomba yang mengangkat kasus Keraton Kasepuhan, Cirebon.
Nagata mengungkapkan bahwa kompetisi ini dilakukan secara berkelompok.
“Kami berkolaborasi dengan UMY dan UM Buton untuk menggunakan strategi PR teknik sederhana, dengan memperdalam masalah yang dihadapi oleh Keraton Kesepuhan,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Hal penting yang aku pelajari dari lomba ini adalah membangun citra perusahaan bukan dengan cara memenuhi keinginan seorang PR, namun harus dapat memposisikan kita sebagai masyarakat atau audience”.
Nabilah, yang juga berpartisipasi dalam kompetisi PR, menceritakan pengalaman berkesannya dalam riset dan brainstorming.
“Tantangan terbesar waktu mengikuti lomba ini adalah riset keraton Kasepuhan sebagai objeknya dengan waktu yang hanya beberapa jam. Tapi seru!” ungkap Nabilah.
Ia dan kelompoknya mencoba memprediksi kemungkinan dari ulasan-ulasan yang mengandung kontradiksi satu sama lain, dan akhirnya kami menemukan celah yang tepat sasaran.
Keberhasilan mahasiswa Ikom Umsida dalam meraih penghargaan di SILAT APIK PTMA 2025 adalah bukti nyata dari kualitas pendidikan yang diberikan oleh Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Selain membawa pulang penghargaan, mahasiswa Ikom Umsida mendapatkan pengalaman berharga untuk berkreasi dan berinovasi dalam berbagai bidang.
Lihat juga: Konferensi Internasional Ikom Umsida, 4 Negara Berkumpul di Bali
Melalui karya-karya reportase yang menggugah dan prestasi dalam lomba PR, mahasiswa Ikom Umsida membuktikan bahwa mereka siap bersaing di tingkat nasional dan memberikan kontribusi nyata untuk masyarakat.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah