Umsida.ac.id – Kementerian Agama Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (BEM Umsida) menggelar Kajian Deen Islam bertema Pemuda Berperan, Bukan Baperan pada Sabtu, (27/12/2025).
Lihat juga: Penggalangan Dana Tim Garuda dan Lazismu Umsida untuk Aceh, Sumut, dan Sumbar, Terkumpul 35,3 Juta
Kegiatan yang berlangsung di Mini Teater GKB 1 Lantai 5 Umsida ini dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari berbagai fakultas di Umsida.
Moch Hidayatul Rizky selaku Ketua Pelaksana kegiatan sekaligus Menteri Agama BEM Umsida menyampaikan bahwa kajian ini digelar sebagai respons atas tantangan generasi muda yang kian kompleks, mulai dari persoalan intelektual, moral, hingga sosial.
“Selain memperkaya pemahaman keislaman, forum ini juga diarahkan untuk memperluas wawasan kepemimpinan dan kebangsaan mahasiswa Umsida,” terangnya.
Hadirkan Menteri Agama BEM Umsida Lintas Periode

Kajian Deen Islam menghadirkan tiga narasumber yang dikenal aktif dalam dinamika dakwah kampus dan organisasi kemahasiswaan, yaitu para Menteri Agama BEM Umsida lintas periode.
Mereka adalah Fahmia Tsaqafah Islamiy (2023), Moch Chafid Dhuha SPd (2024), dan Moch Hidayatul Rizky (2025).
Kehadiran para narasumber lintas periode ini menjadi simbol kesinambungan estafet kepemimpinan serta konsistensi gerakan dakwah intelektual di lingkungan BEM Umsida.
Mengawali sesi materi, Fahmia menyampaikan bahwa pemuda saat ini tidak boleh menghabiskan energi untuk merasa, tapi harus berani berpikir dan bertindak.
“Bukan berarti kita tidak boleh punya perasaan, namun perasaan itu harus dipandu oleh nilai dan tujuan,” katanya.
Pemuda yang baperan, imbuh Fahmia, akan mudah lelah dan menyerah. Sementara pemuda yang berperan akan tetap berdiri, meski diuji oleh kritik, perbedaan, dan keadaan.
“Islam mengajarkan kita untuk menjadi generasi yang sadar peran: hadir memberi solusi, bergerak membawa manfaat, dan menjadikan iman sebagai penguat langkah, bukan alasan untuk berhenti,” jelas Fahmia.
Materi berlanjut oleh Moch Chafid Dhuha SPd. Ia merujuk S Ali ‘Imran ayat 134 dan QS Al-Furqan ayat 63 dan menjelaskan bahwa mahasiswa juga harus menahan amarah, memaafkan, serta merespons perbedaan dengan cara damai dan bermartabat.
Sebagai penutup, ia berpesan dari lirik lagu Idgitaf “Sedia Aku Sebelum Hujan”, yang dimaknai sebagai ajakan agar generasi muda siap berkontribusi dan menenangkan keadaan sebelum konflik membesar.
“Sikap “bukan baperan” bukan sebagai ketiadaan empati, melainkan kesiapan mental dan spiritual untuk menghadapi tantangan dengan kedewasaan, arah yang jelas, dan semangat menebar manfaat,” ujarnya.
Selanjutnya, Moch Hidayatul Rizky yang mengatakan bahwa saat ini diperlukan pemuda yang berperan, yang menguasai teknologi, dan peka terhadap lingkungan sekitar.
“Yang dikatakan dakwah itu bukan mengajak kepada kebaikan saja, tetapi juga mengajak untuk menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT,” terang Rizky.
Rizky membagikan pengalamannya ketika merangkul para pemuda yang masih bermabuk-mabukan.
“Saya duduk dengan mereka dan berkata dengan sopan, “untuk hari ini kita tidak mabuk ya, tetapi kita makan-makan bersama”. Dengan pendekatan-pendekatan ini InsyaAllah kita bisa mengajak pemuda yang awalnya salah menjadi Sholeh,” ungkapnya.
Rencana Kajian Bulanan Bergilir dan Tabligh Akbar

“Kajian Deen Islam merupakan salah satu program kerja unggulan BEM Umsida yang dirancang secara berkelanjutan,” ujar Rizky.
Ia menegaskan bahwa kajian ini direncanakan dilaksanakan setiap bulan dengan sistem bergilir di berbagai fakultas se-Umsida.
Menurutnya, ini merupakan upaya pemerataan dakwah serta penguatan nilai-nilai Islam di seluruh elemen mahasiswa.
Sebagai tindak lanjut untuk memperkuat dampak, Kementerian Agama BEM Umsida juga merencanakan Tabligh Akbar sebagai puncak kegiatan yang akan menghadirkan da’i nasional.
Dengan konsep berjenjang ini, katanya, BEM Umsida menargetkan lahirnya pemuda kampus yang kuat secara spiritual dan intelektual, sekaligus siap berperan aktif, berkontribusi nyata, dan menjadi teladan di tengah masyarakat.
Dalam sambutannya, Presiden Mahasiswa Umsida, Bagus Arif Rizki Refandi menyampaikan dukungan penuh terhadap program kerja Kementerian Agama BEM Umsida.
Lihat juga: DPM Umsida Gandeng DPRD Sidoarjo Gelar Forum Mahasiswa Vokal 2025
Ia menekankan bahwa Umsida telah dikenal luas oleh masyarakat, sehingga seluruh gerakan mahasiswa perlu diarahkan untuk membentuk iklim kampus yang agamis dan mampu menjadi rujukan dalam membangun peradaban bangsa.
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi



















