[:id]Umsida.ac.id Acara Seminar Nasional AIK 2 dan Call for Paper Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sekaligus menjadi momentum dikukuhkannya pengurus pertama Asosiasi Lembaga AIK Muhammadiyah dan Aisyiah(16/11). Agus Purwanto Drs Msc Dsc hadir sebagai pembicara pada Diskusi Panel berkesempatan memaparkan teori “Al-Qur’an Alam dan Sains”. Sesi ini mengkaji korelasi antara Al-Qur’an dengan Ilmu pengetahuan, contohnya pembuatan laboratorium bawah laut dengan luas 27 km, ada juga teknologi teleskop yang dibangun dengan rentang waktu 10 tahun, dikerjakan oleh 10.000 ilmuan dengan biaya dua milyar dollar mengorbit di luar angkasa, “Ini semua adalah bentuk muamalah dari menembus laut dan langit realisasi dari QS Ar-rahman ayat 33,” pungkasnya.
Realita di masyarakat saat ini cenderung mendikotomi antara Al-Qur’an dan sains sehingga tidak berkorelasi. Padahal 800 ayat Qur’an dengan redaksi mengarah pada kontruksi alam lima kali lebih banyak dari ayat fikih yang jadi fokus para ulama. Harusnya umat muslim khususnya ilmuan segera melangkah untuk meneliti. “Negara muslim jadi rungkuh karena tidak bisa mengolah sumber daya alam yang melimpah lewat banyak riset dan penelitian,” imbuhnya.
Meskipun telah memasuki Industri 4.0, faktanya masyarakat masih tertatih walau hanya berada di fase 2.0. Ini yang membuat Agus Purwanto mengajak audiens belajar dari Wardah kosmetik lokal. Brand yang berangkat dari jangkauan kecil, tau diri jika ingin bersaing dengan brand lain dengan segmen pasar yang besar. Wardah mengambil segmen ibu muslimah sampai bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Kita perlu untuk lebih memperhatikan, meneliti apa yang ada disekitar kita dahulu bukannya yang sedang tren di Barat. Sebarkan kepada masyarakat agar tidak bergantung pada pasokan produk luar. “Kita punya Qur’an yang merupakan sumber sains,” tutup beliau.
Penulis : Hurum Maqshurot Filkhiyam
Editor : Realita Tataguna CB[:en]Umsida.ac.id The AIK 2 National Seminar and Call for Paper at the Muhammadiyah University of Sidoarjo at the same time became the momentum for the inauguration of the first management of the AIK Muhammadiyah and Aisyiah Institute Associations (16/11). Agus Purwanto Drs Msc Dsc was present as a speaker at the Panel Discussion had the opportunity to explain the theory of the “Qur’an of Nature and Science”. This session examines the correlation between the Qur’an and Science, for example making an underwater laboratory with an area of 27 km, there is also telescope technology that was built in a span of 10 years, done by 10,000 scientists at a cost of two billion dollars orbiting in space, “These are all forms of muamalah from penetrating the sea and sky of the realization of QS Ar-rahman verse 33,” he concluded.
Reality in today’s society tends to dichotomize between the Qur’an and science so it does not correlate. Whereas 800 verses of the Qur’an with redaction refer to the construction of nature five times more than fiqh verses which are the focus of the scholars. Muslims, especially scientists, should immediately step into research. “Muslim countries become vulnerable because they cannot cultivate abundant natural resources through much research and research,” he added.
Even though they have entered Industry 4.0, the fact is that the community is still limping even though it is only in phase 2.0. This is what made Agus Purwanto invite the audience to learn from Wardah the local cosmetics. Brands that depart from a small reach, know yourself if you want to compete with other brands with large market segments. Wardah took the segment of Muslim women to reach a wider market. We need to pay more attention, examine what is around us first instead of what is trending in the West. Distribute it to the public so as not to depend on the supply of outside products. “We have a Qur’an which is a source of science,” he concluded.
Author: Hurum Maqshurot Filkhiyam
Editor: Reality Tataguna CB[:]
18
Nov