Umsida.ac.id – Himpunan Mahasiswa Pendidikan Profesi Bidang Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhamadiyah Sidoarjo (Umsida) mengadakan Webinar secara virtual melalui zoom meeting, Selasa (24/08). Webinar kali ini menghadirkan pemateri Dosen Universitas Muhammadiyah Semarang Endah Sulistyowati S ST M Sc dan Dosen Pendidikan Profesi Bidan Evi Rinata S ST M Keb.
Pada sesinya, perempuan yang akrab disapa Endah ini, membahas mengenai Pelayanan Kebidanan “Breastfeeding in the UK”. Berbicara mengenai program menyusui, salah satu program dari pemerintah Inggris yakni Family Mentor yang merupakan dilatih memberikan pendampingan kepada ibu menyusui. Para mentor ini memberikan edukasi kepada para ibu mengenai pelayanan Kebidanan.
Menurut Endah, bahwa gambaran tidak selalu program kebidanan di negara maju itu selalu baik. Di UK kebijakan dari pemerintah luar biasa, penegakan dan regulasi nya sangat luar biasa. “Faktor sosial kepercayaan masyarakat Inggris bahwa susu formula memiliki kualitas yang sama dengan ASI. Di Indonesia, bahwa ASI merupakan rekomendasi yang dianjurkan sesuai Al-Qur’an dan menjadikan sesuatu yang membanggakan,” ungkapnya. Menyusui dipengaruhi oleh banyak faktor diantara nya dari program pemerintah, dan juga harus mempertimbangkan aspek – aspek tertentu.
Selanjutnya, perempuan yang akrab disapa Evi juga menyampaikan kesuksesan dalam menyusui. Profesi Bidan sendiri menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang kebidanan secara profesional sesuai perkembangan IPTEKS berdasarkan nilai – nilai Islam. “Pekan menyusui diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mempromosikan kesehatan anak, serta melindungi ibu dari penyakit kanker payudara,” ujarnya.
Menurut Evi, di Indonesia hanya 1 dari 2 bayi dibawah usia 6 bulan yang disusui secara eksklusif. Artinya hampir separuh dari seluruh anak Indonesia tidak menerima ASI yang dibutuhkan selama dua tahun pertama kehidupan si anak. Lebih dari 40% bayi diperkenalkan pada makanan pendamping terlalu dini, sebelum mencapai usia 6 bulan seringkali makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan gizi.
Rekomendasi WHO (World Health Organization) sangat mendukung, yakni memberikan dukungan segera untuk memulai dan memantapkan menyusui, melatih si ibu tentang cara memerah ASI sebagai sarana mempertahankan laktasi jika mereka dipisahkan sementara dari bayinya, mendukung si ibu harus mempraktikkan pemberian makan responsif sebagai bagian dari pengasuhan.
Evi mengatakan bahwa besar harapan terhadap persiapan untuk keberhasilan menyusui dimulai sebelum melahirkan. “Ibu hamil dapat diberdayakan untuk membantu bayinya menyusui dengan sukses jika mereka mengetahui apa yang diharapkan,” pungkasnya.
Ditulis : Anis Yusandita
edit : Asita Salsabila