viral penyakit cacingan

Penyakit Cacingan Ramai Dibincangkan, Dosen FK Umsida Jelaskan Penyebab dan Pencegahannya

Umsida.ac.id – Akhir-akhir ini  publik diramaikan dengan penyakit cacingan, bahkan tak sedikit yang sampai memborong obat cacing di apotek.

Lihat juga: Uji Klinis Vaksin TBC di Indonesia Sudah di Tahap 3, Ini Kata Dokter Umsida

Topik ini mulai ramai menjadi perbincangan karena kasus meninggalnya Raya,  balita berusia 4 tahun yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat yang meninggal dunia dikarenakan tubuhnya yang dipenuhi cacing gelang, jenis cacing yang umumnya hidup di tanah.

Lalu, apa memang penyakit cacingan bisa separah itu hingga menyebabkan kematian? Apa penyebabnya? Dan apa yang bisa dilakukan?

dr Rengganis Praswitasari, dosen program studi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sidoarjo turut menanggapi fenomena ini.

Penyakit Cacingan Tak Hanya Incar Anak Kecil

Ia menjelaskan bahwa penyebab umum infeksi cacing atau yang disebut dengan soil transmitted Helminth atau penyakit yang terluar dari cacing tanah biasanya disebabkan karena lingkungan yang rentan dari sanitasi.

Cacing tersebut adalah sekelompok cacing parasit usus yang  hidupnya memerlukan tanah untuk perkembangan bentuk infektifnya.

Penularan infeksi ini terjadi melalui kontak dengan tanah atau air yang terkontaminasi tinja manusia yang mengandung telur atau larva cacing.

“Misalnya, mungkin tidak ada tempat untuk buang air besar sehingga harus melakukannya di tanah. Cacing tersebut bisa saja berkembang biak di tanah dan bisa menginfeksi manusia,” terangnya.

Kemudian, imbuhnya, daerah tempat tinggal yang kurang memiliki akses air bersih juga bisa menjadi penyebab penyebaran penyakit cacingan.

Dari langkanya air bersih, cacing mudah berkembang biak. Apalagi jika ada orang yang jarang cuci tangan dengan bersih, lalu tangan tersebut dipakai untuk makan.

“Cacing juga bisa menginfeksi karena seseorang tidak menggunakan alas kaki. Selain bisa masuk lewat mulut, cacing juga bisa masuk ke tubuh manusia langsung melalui kulit,” ujarnya.

Penyakit cacingan, menurutnya, memang lebih rentan mengintai anak-anak. Hal tersebut karena anak yang lebih senang bermain, terlebih di luar ruangan. 

Jika tidak diperhatikan faktor kebersihannya, maka ia dengan mudah terkena penyakit cacingan.

“Mereka terbilang rentan terkena penyakit cacingan lantaran kesadaran akan kebersihannya yang masih kurang, imunitasnya juga belum terbentuk dengan sempurna,” kata dr Rengganis.

Namun bukan berarti orang dewasa tidak bisa terinfeksi cacing. Mereka bisa terinfeksi melalui sayur yang kurang bersih saat mencuci.

“Misal yang suka makan lalapan atau salad sayur, maka sayur tersebut harus dipastikan kebersihannya. Karena telur cacing juga bisa ditemui di situ,” ungkap dosen penjamin mutu FK Umsida itu.

Bagaimana Tracing untuk Mengetahui Gejalanya?
viral penyakit cacingan 3 (Pexels)
Ilustrasi: Pexels

Ia mengungkapkan bahwa diagnosa awal anak terkena penyakit cacingan adalah dari orang tua. Mereka harus paham jika merasa ada yang “kurang” dari anaknya.

Lihat Juga :  Fakultas Kedokteran Lahir Beriringan, UMMAT Berkunjung ke Umsida

Misalnya saja pertumbuhannya yang kurang optimal, atau anak yang lahap makan namun tidak kunjung berkembang, perutnya buncit, berat badan yang stuck, atau gejala yang tidak normal lainnya.

“Cacing itu menyerap nutrisi yang ada di usus. Namun ada pula jenis cacing seperti yang dialami oleh Raya yang memenuhi hampir semua bagian tubuhnya,” ujar dr Rengganis.

Terkadang, anak juga mengalami anemia, lemas, pucat, dan kurang aktif. Jika orang tua telah menemui gejala tersebut,  hendaknya segera konsultasi ke dokter.

Menurut dr Rengganis, saat ini program pemerintah sudah cukup merata dalam pemberian tablet cacing melalui program-program posyandu.

Selain itu, sekolah juga memberikan tablet cacing pada anak usia 12-14 tahun setiap 6-12 bulan sekali.

“Mungkin kasus yang viral itu bisa terjadi karena kurangnya akses orang tua untuk mengikuti program tersebut yang menyebabkan sang anak melewatkan pemberian obat cacing tersebut,” jelas dosen yang sedang mengampu pendidikan S2  Ilmu Kedokteran Tropis Unair itu.

Selanjutnya, anak-anak juga rentan mengalami infeksi cacing kremi yang biasanya terjadi di daerah dubur.

“Larva cacing ini bermigrasi yang menyebabkan gatal-gatal di daerah tersebut. Untuk pemeriksaan sederhananya, pada dubur pasien diberikan semacam solasi. Dari situ bisa dilihat adanya cacing atau tidak,” katanya.

Namun untuk pemeriksaan lebih lanjut, orang tua bisa membawa anaknya ke Puskesmas.

Pemeriksaan dilakukan melalui pengenceran feses yang dilihat melalui mikroskop untuk mengetahui keberadaan telur, larva, atau cacing dewasanya.

Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan
viral penyakit cacingan 3 (Pexels)
Ilustrasi: Pexels

Menurut dr Rengganis, cacing menyukai tempat yang kotor, lembab, dan di tanah teduh. Cacing menyebar melalui perantara, bisa jadi hewan peliharaan.

“Lingkungan sangat berpengaruh dalam penyebaran infeksi cacing, apalagi orang tua yang kurang memperhatikan anaknya yang sedang bermain,” turunya.

Ia berpendapat bahwa kesadaran diri menjadi kunci utama dalam pencegahan penyakit ini, terlebih tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar, dengan memakai sabun dan menggunakan air mengalir.

Ia menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti Posyandu. Jadi pemberian obat cacing bisa mencegah terjadinya penyakit cacingan pada balita dan anak-anak.

Lalu pada orang dewasa, ia menyarankan agar mereka memasak makanan dengan matang sempurna.

Jika memang menyukai makanan mentah, maka harus dibersihkan terlebih dahulu.

“Kita juga perlu mengurangi jajan sembarangan. Jadi masakan rumah itu lebih baik. Jadi untuk yang jauh dari fasilitas kesehatan, ya dijaga mulai dari diri sendiri,” tandas dr Rengganis.

Lihat juga: Penularan HIV Bukan Akhir, Dokter Umsida Ajak Masyarakat Tak Kucilkan ODHIV

Terakhir, ia menyarankan agar masyarakat yang telah mendapatkan obat cacing maka obat tersebut harus diminum karena terkadang mereka meremehkan obat tersebut dan tidak meminumnya.

Penulis: Romadhona S.

Berita Terkini

pendampingan korban Ponpes Al Khoziny
Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Panik, Bramasgana Umsida Dampingi 4 Hari
October 4, 2025By
Umsida dan PT Mellcoir Sport Indonesia
Magang di PT Mellcoir Sport Indonesia, Mahasiswa Umsida Ikut Expo UMKM di Jakarta
October 3, 2025By
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny: Sekitar 60 Korban Masih Tertimbun
October 2, 2025By
Umsida kampus ramah nonmuslim
Jadi Kampus Ramah Latar Belakang Agama, Ini Cerita Malvin dan Keluarga Tentang Umsida
September 3, 2025By
workshop open data Jawa Timur
Open Data Jadi Kunci Analisis Berbasis Bukti dalam Workshop Statistik Sektoral Seri 11
August 25, 2025By
Umsida dan Pemkab Sidoarjo
Pertemuan Umsida dan Pemkab Sidoarjo, Bahas Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan Potensi Daerah
August 20, 2025By
Fikes Expertise
FIKES Xpertise, Program Fikes Umsida Edukasi Kesehatan Remaja
August 19, 2025By
BPH Umsida dan BPH Umri
BPH Umsida Sambut Kunjungan BPH Umri, Bahas 3 Topik Ini
August 19, 2025By

Riset & Inovasi

inovasi alat pembakaran sampah tanpa asap 3
Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap, Inovasi Dosen Umsida Tekan Masalah Sampah
September 25, 2025By
sekolah rakyat
Berkesempatan Mengajar di Sekolah Rakyat, Ini Pendapat Dosen Umsida
September 17, 2025By
tong sampah ramah lingkungan
KKNT 23 Umsida Rancang Tong Sampah Ramah Lingkungan untuk Kurangi Polusi Asap
September 10, 2025By
inovasi bell kuis
Bell Kuis, Inovasi Tim PKM Umsida Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 5 Porong
August 14, 2025By
pendampingan UMKM Opak Samiler-min
Tingkatkan Optimasi Produksi Opak Samiler, Tim Abdimas Umsida beri Bantuan Mesin
August 13, 2025By

Prestasi

reviewer monev hibah abdimas
3 Dosen Umsida Dipercaya Jadi Reviewer Monev Hibah Abdimas
October 6, 2025By
Pojok Statistik Umsida
Pojok Statistik Umsida Raih Peringkat 1 Nasional Kategori Binaan BPS Kabupaten
October 6, 2025By
apresiasi publikasi ilmiah 1
Penghargaan Publikasi Ilmiah Jadi Bukti Komitmen Umsida Majukan Riset Akademik
September 19, 2025By
atlet Pomnas Umsida
Umsida Lepas 4 Atlet yang Akan Bertanding di Pomnas 2025
September 18, 2025By
PS RES Umsida
PS RES Umsida Raih Penghargaan Pusat Studi Terbaik 2025
September 18, 2025By