anak takut ke dokter gigi

Agar Anak Tak Lagi Takut ke Dokter Gigi, Ini Cara Jitu dari Dosen Umsida

Umsida.ac.id – Kebanyakan anak biasanya takut jika menemui dokter. Terlebih ketika mereka bertemu dengan dokter gigi. Mungkin saja hal tersebut wajar terjadi. Namun bukan berarti rasa takut tersebut tidak bisa diatasi.

Lihat juga: Wujudkan Pemerataan Kesehatan Gigi di Indonesia, FKG Umsida Terima Dental Clinic Mobile

Salah satu dosen Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yakni drg Rizqi Aulia Kusuma Andini SpKGA, menyebutkan bahwa salah satu teknik yang paling efektif untuk membangun rasa aman anak di ruang praktik adalah metode Tell-Show-Do.

Berani ke Dokter Gigi dengan Metode Tell-Show-Do
anak takut ke dokter gigi (Pexels)
Ilustrasi: Pexels

“Pertama kita terapkan ‘Tell’, yaitu  memberikan penjelasan yang sederhana dan menyenangkan. Misalnya, kita bilang alatnya seperti ‘sikat gigi ajaib’ atau ‘sedotan gigi’,” terang dokter spesialis gigi anak itu.

Kedua, imbuhnya, yakni ‘Show’ atau memperlihatkan alat dan cara kerjanya secara ramah. Yang ketiga, ‘Do’, yaitu melakukan prosedur sesuai yang sudah dijelaskan.

Selama proses ini, dosen yang bisa disapa drg Kiki itu menyarankan bahwa dokter juga menjaga komunikasi non-verbal yang menenangkan, seperti tersenyum, nada suara lembut, serta melakukan kontak mata. 

Selain itu, distraction techniques seperti bercerita, memainkan mainan, atau memperlihatkan video pendek kartun dapat membantu mengalihkan perhatian anak dari rasa takut.

“Intinya, anak perlu merasa bahwa dia diajak berteman, bukan diancam atau dipaksa,” tambahnya.

Pentingnya Mengenali Tanda Awal Kecemasan Anak 

Tidak semua anak mampu mengungkapkan rasa takut secara verbal. Di sinilah kepekaan dokter gigi anak dibutuhkan. 

drg Kiki menyampaikan bahwa ada banyak tanda non-verbal yang bisa menunjukkan kecemasan atau trauma anak, bahkan sebelum perawatan dimulai.

“Wajah tegang, berkeringat, tangan menggenggam erat, atau bahkan menolak masuk ruangan, hal itu merupakan sinyal-sinyal awal yang kami waspadai,” ujarnya. 

Selain itu, detak jantung anak yang meningkat, kesulitan menjawab pertanyaan, atau menolak melihat alat perawatan juga menjadi indikator penting.

Dokter gigi anak juga perlu menggali riwayat trauma masa lalu melalui wawancara singkat dengan orang tua. 

“Kami biasanya bertanya, misalnya, ‘Apakah anak pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan di dokter gigi sebelumnya?’ atau ‘Apa yang biasanya membuat anak takut saat di rumah sakit?’,” jelasnya.

Dengan mengenali kondisi emosional anak sejak awal, dokter bisa menyesuaikan pendekatan komunikasi dan prosedur secara lebih personal dan empatik.

Lihat Juga :  Peran Aktif FKG Umsida Kepada Para Lansia, Edukasi Kesehatan Gigi di Usia Senja
Peran Orang Tua dalam Menyiapkan Mental Anak

Menurut drg Kiki, keberhasilan kunjungan ke dokter gigi tidak hanya tergantung pada dokter, tetapi juga pada peran aktif orang tua. 

Sayangnya, banyak orang tua tanpa sadar menakut-nakuti anak dengan kalimat seperti, “Nanti disuntik dokter gigi” atau “Awas, kalau nggak sikat gigi nanti dicabut.”

“Kalimat seperti itu justru menanamkan rasa takut sejak awal. Padahal, kunjungan ke dokter gigi bisa menjadi pengalaman positif jika dipersiapkan dengan baik,” tegasnya.

Lantas, ia menyarankan agar para orang tua mulai mempersiapkan anak secara positif, misalnya dengan membaca buku cerita tentang dokter gigi, menonton video edukatif, atau bermain peran di rumah. 

Selain itu, membiasakan anak kontrol gigi secara rutin, bukan hanya saat sakit, sangat membantu membentuk persepsi yang sehat tentang dokter gigi.

“Saat di ruang tunggu, orang tua perlu memberikan dukungan emosional. Tapi saat anak masuk ruang perawatan, sebaiknya beri ruang kepada dokter untuk membangun komunikasi langsung. Ini akan melatih keberanian dan kemandirian anak juga,” tambahnya.

Membangun Pengalaman Positif 
anak takut ke dokter gigi (Pexels) 1
Ilustrasi: Pexels

Kunjungan pertama anak ke dokter gigi adalah momen penting yang bisa membentuk persepsi jangka panjang terhadap perawatan gigi. 

Menurutnya, jika pengalaman awal itu menyenangkan, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih sadar dan peduli terhadap kesehatan mulutnya.

“Dokter gigi anak bukan hanya fokus mengobati gigi yang berlubang, tapi juga mendidik anak dan orang tua tentang cara merawat gigi sejak dini,” ujar Sekretaris Program Studi Kedokteran Gigi Umsida tersebut

Ia juga menekankan pentingnya menjadikan rutinitas menyikat gigi sebagai kegiatan menyenangkan, bukan kewajiban yang membosankan. 

Misalnya dengan menyikat gigi bersama, memberi pujian setelah menyikat gigi, atau menggunakan alat bantu visual seperti poster atau aplikasi anak-anak.

Lihat juga: Gelar Medical Check Up di CFD, Kontribusi FK Umsida Bantu Masyarakat Deteksi Dini Penyakit

drg Kiki menyarankan agar orang tua tidak membawa anak ke dokter gigi ketika mereka sudah merasakan sakit.

“Jangan menunggu sakit dulu baru ke dokter gigi. Jadikan kunjungan ke dokter gigi sebagai bagian dari gaya hidup sehat sejak dini,” tegasnya.

Anak yang tidak takut ke dokter gigi, tambah drg Kiki, akan tumbuh dengan senyum yang lebih percaya diri dan kualitas hidup yang lebih baik.

Penulis: Elfira Armilia

Berita Terkini

sertijab UKM Kewirausahaan
Serah Terima Jabatan UKM Kewirausahaan Umsida 2025, Penyegaran Kepengurusan Baru
August 6, 2025By
seminar kesehatan mental anak 1
Gelar Seminar Kesehatan Mental, PIK-M Umsida Gali Peran Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak
August 6, 2025By
penyuluhan PIK-M Umsida tentang kesehatan mental remaja
Sadar Akan Kesehatan Mental Remaja, PIK-M Umsida Datangi SMA Muhammadiyah 4 Porong
August 5, 2025By
Baitul Arqom Umsida
Baitul Arqom Dosen Umsida Tak Hanya Pelajari Muhammadiyah, Ini Makna di Dalamnya
August 4, 2025By
Baitul Arqom Dosen Umsida
Baitul Arqom Dosen Umsida, Perkuat Ideologi dan Etos Kerja Islami untuk SDM Unggul
August 2, 2025By
UMG belajar sistem informasi dan akademik Umsida 2
Tingkatkan Kualitas Sistem Informasi dan Sistem OBE, UMG Kunjungi Umsida
July 30, 2025By
fkg Umsida dukung kesehatan gigi Indonesia 3
Wujudkan Pemerataan Kesehatan Gigi di Indonesia, FKG Umsida Terima Dental Clinic Mobile
July 29, 2025By
penyuluhan TB paru
Wujudkan Indonesia Bebas TB Paru, FK Umsida Lakukan Penyuluhan di Pondok Pesantren
July 29, 2025By

Riset & Inovasi

SFMS dosen Umsida
Dosen Umsida Kenalkan SFMS di ITBAD Lamongan, Permudah Manajemen File
August 8, 2025By
alat pasteurisasi susu
Alat Pasteurisasi Susu, Inovasi Dosen dan Mahasiswa Umsida Bantu Mudahkan Peternak
July 31, 2025By
riset dan inovasi DRPM Umsida
Umsida Kembangkan Riset dan Inovasi Melalui Seminar, Pameran, dan Diseminasi dengan 3 Kampus
July 16, 2025By
pengganti agregat kasar Teknik Sipil Umsida 2
Ragam Inovasi Pengganti Agregat Kasar dari Teknik Sipil Umsida, Siap Diterapkan ke Lapangan
July 13, 2025By
civil day 2025
Civil Day 2025, Ajang Mahasiswa Teknik SIpil Tunjukkan Inovasinya
July 9, 2025By

Prestasi

mahasiswa FPIP Umsida sabet emas pencak silat 6
2 Mahasiswa FPIP Umsida Sabet Emas di Kompetisi Bela Diri Nasional
August 9, 2025By
prestasi atlet psikologi Umsida
Capaian Prestasi Bertambah, Mahasiswa Psikologi Umsida Juara 1 IPSI Malang Championship
August 1, 2025By
FAI Umsida borong juara Malang Championship
3 Mahasiswa FAI Umsida Sabet Juara di Ajang Malang Championship 5
July 30, 2025By
wisudawan berprestasi Umsida 2
Kisah Wisudawan Umsida, dari Korban Peluru Nyasar Hingga Prestasi, Double Degree, dan Karir Menjanjikan
July 28, 2025By
atlet taekwondo Umsida dapat emas di Porprov Jatim 2025 1
Target Porprov Akhirnya Diraih Anin Setelah Kegagalan di Tahun 2022
July 25, 2025By