dekan FBHIS raih gelar doktor 5

Alhamdulillah, Dekan FBHIS Umsida Berhasil Meraih Gelar Doktor

Umsida.ac.id – Dekan Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FBHIS Umsida), Poppy Febriana MMedKom resmi menyandang gelar doktor bidang ilmu media komunikasi.

Dekan FBHIS yang akrab disapa Poppy itu telah melaksanakan sidang terbuka program doktor di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pada Senin, (21/10/2024). Berawal dari ajakan teman pada tahun 2018, ia mulai melanjutkan studi S3-nya.

Lihat juga: Dosen Umsida Raih Gelar Doktor Selama 3 Tahun, Buat Textbook Digital untuk Belajar Bahasa Inggris

“Saat itu saya ada kegiatan di Banyuwangi. Di sana saya bertemu dengan teman saya SMA dan S1 yang mengajak saya untuk melanjutkan kuliah. Jadilah kami belajar S3 bersama-sama,” ujar dosen prodi Ilmu Komunikasi itu.

Saat itu, Poppy berkuliah dengan biaya pribadinya. Hingga pada tahun 2020, ia mendapat beasiswa on going dari Umsida. 

Mengambil Topik Kontroversial

dekan FBHIS raih gelar doktor 5

Dalam menulis disertasi, ibu satu anak itu mengambil topik yang cukup “kontroversi” dan sangat jarang ditemui. Disertasi itu berjudul Tubuh, Teknologi, dan Industri Kecantikan (Analisis Diskursus Transgresi Tubuh Male Beauty Influencer Pada Platform Instagram di Era Posthuman).

Dekan FBHIS Umsida mengatakan bahwa topik disertasi tersebut belum ada di Indonesia. Oleh karena itu, penggabungan tiga topik (tubuh, teknologi, dan transgresi) menjadi research gap yang ia isi.

Awalnya, ia mengaku miris melihat fenomena tersebut. Setelah ditelisik lebih dalam, Poppy menemukan bahwa fenomena itu banyak yang menunggangi.

“Tapi di Indonesia sendiri banyak ditemui male beauty influencer. Walaupun awalnya mereka ditentang, tapi fenomena itu terus berkembang hingga masyarakat menerimanya. Mengapa? Makanya saya tertarik untuk mengambil topik tersebut,” kata dekan FBHIS tersebut.

Sulitnya Dekan FBHIS Menemukan Data

Saat wawancara bersama jurnalis Umsida, Poppy mengaku bahwa ia sempat mendapatkan kesulitan dalam menggali data informan. 

Seperti yang diketahui bahwa topik yang ia ambil masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. Terlebih di Indonesia yang masyarakatnya beragama.

Dekan FBHIS melanjutkan, “Mencari informan saja saya kesulitan. Walaupun golongan mereka termasuk banyak, tapi mayoritas dari mereka enggan untuk speak up mengenai hal yang sensitif seperti itu,”.

Kebanyakan, katanya, mereka tidak mengenalkan identitas itu secara gamblang. Melainkan melalui samaran, sepeti second account media sosial, atau cara lain agar mereka bisa menutup diri dari lingkungan sekitarnya.

Poppy mendekati mereka secara perlahan untuk mendapatkan data informan. Awalnya ia hanya sebagai pengikut saja, atau dengan menyukai postingan, turut berkomentar, hingga mengikuti kegiatan mereka saat beauty class.

Lihat Juga :  Raih Gelar Doktor, Warek III Umsida Didapuk sebagai Pakar Relasi Guru-Siswa

“Setelah itu mereka mau untuk mengobrol dan bertemu secara berkala hingga mereka bersedia membuka diri secara perlahan,” ucap dosen lulusan S2 Unair itu.

Menurutnya, momen itulah yang cukup menguras karena ia harus menggali data yang sensitif. Terlebih dengan penampilan Poppy yang berhijab, membuat mereka menganggap bahwa Poppy merupakan orang yang anti dengan fenomena itu.

Sumbangsih akan topik yang dilipih

dekan FBHIS raih gelar doktor 4 7

Terkait topik yang ia ambil, nantinya akan bermanfaat secara teori dalam dua hal. Yang pertama yaitu estetika cyborg dari teori Donna Haraway. 

“Teori itu berkata bahwa kita ini tidak hanya murni manusia, tapi juga ada unsur lain seperti teknologi. Teori ini hanya terjadi di dunia nyata,” ujar Dekan FBHIS tersebut.

Sedangkan di informan Poppy, teori ini hanya muncul di ranah virtual yang menekankan pada keindahannya. Donna Haraway tak pernah mengaitkan cyborg dengan estetika. 

Dekan FBHIS itu mengatakan, “Tapi jika dilihat, saat ini semua diukur melalui media sosial sehingga estetika menjadi hal yang utama. Itulah mengapa saya memakai istilah estetika di teori cyborg ini,”.

Kedua, yakni tentang manufacturing inclusivity. Jika dilihat, industri kecantikan dan fashion di Indonesia, banyak yang menggunakan tema inklusivitas. Teori ini mengatakan bahwa semua orang bisa mendapatkan uang.

Dalam bidang kecantikan, inklusivitas itu termasuk dalam hal penggunaan make up yang bisa digunakan di semua jenis kulit atau kalangan, termasuk laki-laki.

Poppy melanjutkan, “Hal itu merupakan salah satu bagian dari campaign produk. Walau mereka mengkampanyekan itu bisa digunakan oleh semua pihak, tapi dalam prakteknya tidak inklusif,”.

Para male beauty influencer ini, kata Poppy, masih didikte oleh kapitalisme agar tampilannya menjual untuk kepentingan industri atau komersial.

Topik ini terbilang unik dan menarik karena belum ada yang menjamah. Selain itu, dalam prakteknya terdapat banyak aspek yang terkait. Tak hanya sekedar di sosial media, tapi juga penerimaan masyarakat.

Lihat juga: Mahasiswa Umsida Bawa Pulang 11 Prestasi dari Bandung

“Penerimaan masyarakat itu masih membutuhkan riset-riset lain yang bisa melengkapi yang sudah saya kerjakan. Topik ini akan terus bergulir dan terus diperbarui,” ungkap dekan FBHIS itu.

Poppy juga menagtaakn bahwa disertasi ini tak hanya sebagai tanda kelulusan S3 saja, tapi juga bisa dijadikan buku sebagai bagian dari syiar ilmu, sebagaimana pesan yang ia dapatkan dari rektor Umsida, Dr Hidayatulloh MSi.

Penulis: Romadhona S.

Berita Terkini

Pusat Studi SDGs Umsida
Realisasikan 17 Tujuan SDGs, Pusat Studi SDGs Umsida Gandeng Bappeda Jatim
January 17, 2025By
STIKI Malang kunjungi Umsida
Kunjungan STIKI Malang ke Umsida, Tingkatkan Mutu Akademik dan Akreditasi
January 16, 2025By
dosen Umsida dan atlet sepatu roda 3
Dukung Semangat dan Performa Atlet Sepatu Roda, Dosen Umsida Gelar Skrining dan Sharing Session
January 11, 2025By
kerja sama UBS PPNI Mojokerto dan Umsida 1
Kerja Sama Akademik Umsida dan UBS Mojokerto Tingkatkan Mutu Kebidanan
January 9, 2025By
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
December 26, 2024By
KKN-P 2025 Umsida
975 Mahasiswa KKN-P Umsida Siapkan Diri untuk Mengabdi
December 24, 2024By
Si Lokananta 2024, peringatan hari ibu
Momen Haru Ratusan Anak Peringati Hari Ibu dalam Event Si Lokananta
December 23, 2024By
Comm Night Run
Perdana Digelar, Comm Night Run Diikuti Lebih dari 300 Peserta dari Berbagai Daerah
December 23, 2024By

Riset & Inovasi

abdimas literasi keuangan Islam
Dosen Umsida Edukasi Literasi Keuangan Islam, Putus Kebiasaan Pinjol
January 15, 2025By
Demi Ketahanan Pangan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
Demi Ketahanan Pangan Berkelanjutan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
January 5, 2025By
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
January 4, 2025By
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
September 16, 2024By
ekonomi sirkular
Dosen Umsida Beri Pelatihan Penerapan Manajemen Usaha Berbasis Ekonomi Sirkular pada Proses Produksi Pangan Halal
September 14, 2024By

Prestasi

Prof Sriyono, Guru Besar Manajemen Umsida 2
Dari Kimia Hingga Jadi Guru Besar Manajemen di Umsida, Ini Kisah Prof Sriyono
January 20, 2025By
Prof Sri, guru besar manajemen 3
Perjuangan Prof Sriyono Menuju Guru Besar di Bidang Manajemen Umsida
January 14, 2025By
Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
January 13, 2025By
pojok statistik Umsida
Pojok Statistik Umsida Jadi Layanan Kinerja Tinggi 2024 dengan Skor 2,83 dari 3
January 9, 2025By
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
January 3, 2025By