[:id]Arti Syawal adalah meningkat. Maka dari itu, umat islam perlu menjadikan momen Halal Bihalal di bulan Syawal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas, komitmen, kinerja, amal ibadah, dan pengabdian kita terhadap lembaga. Itulah refleksi dari acara Halal Hihalal pada bulan Syawal 1440 yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) pada Kamis (13/06/19).
Pesan reflektif tersebut disampaikan oleh Prof Syafiq A Mughni MA PhD, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAP) di hadapan dosen dan Karyawan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) di Aula KH Mas Mansur, Kampus Sidowayah.
Halal bihalal itu unik, karena hanya ada di Indonesia. Halal Bihalal Ini menjadi momen saling membersihkan dosa dengan saling bermaafan sesama manusia sehingga melengkapi ibadah vertical dalam puasa Ramadan dengan ibadah horizontal dengan saling ridha dengan sesame manusia.
“Di bulan Syawal diharapkan kualitas kita meningkat menjadi orang yang semakin dekat dengan Allah, menjadi orang yang tidak saja akhlak amalah – orang yang amalnya banyak tetapi menjadi orang yang khoiru amalah orang yang amalnya terbaik,” kata Prof Syafiq di hadapan karyawan dan dosen UMSIDA.
Prof Syafiq menyampaikan umat islam diprediksi akan menjadi umat paling besar di seluruh dunia dibanding dengan penganut agama lain. Tetapi permasalahan yang dihadapi adalah masalah kualitas. Kuantitas jika tidak diimbangi dengan kualitas tidak akan menjadi kekuatan, bisa jadi itu adalah sebuah ujian atau madharat buat umat islam. Bagi persyarikatan muhammadiyah tidak ada pilihan lain kecuali meningkatkan kualitas umatnya. Jumlah anggota muhammadiyah semakin hari semakin besar dan hal itu adalah sebuah tantangan apakah mampu meningkatkan kualitas atau tidak.
Salah satu ukuran kualitas dari ummat adalah Hubungan dengan Allah (Habluminallah), tetapi hanya Allah yang tahu bagaimana kualitas ibadah kita. Yang dapat kita lihat dengan jelas adalah Habluminannas yakni Hubungan antar sesama manusia. Dalam banyak sekali ayat Alquran dan Hadist Rasulullah SAW jelas sekali disebutkan bahwa hubungan antar manusia dan perjuangan untuk menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalah sesuatu yang sangat penting di dalam ajaran islam.“Disini yang sering kita lemah dan kurang perhatian untuk menjadi musim melalui amalan-amalan kemanusiaan,” ungkapnya.
Budaya Muhammadiyah adalah budaya egaliter, menganggap semua manusia sama, yang membedakan hanya taqwanya kepada Allah. Tidak ada yang secara DNA lebih tinggi dari yang lain. Trust – memegang teguh amanah, kerja keras cerdas ikhlas dan tuntas perlu dipegang oleh semua aktivis Muhammadiyah. Warga Muhammadiyah adalah warga yang transparent, berpegang teguh pada akhlaqul karimah. Standar ini perlu menjadi perhatian kita dalam pengabdian kita terhadap Universitas yang kita cintai ini.
Di bulan syawal ini, seharusnya semua bisa meningkatkan pengabdian secara ikhlas kepada persyarikatan Muhammadiyah melaui Umsida ini. “Saya melihat rencana Umsida ke depan yang sangat bagus, sangat bersyukur dan belum pernah terbayang mengingat dulu di awal tahun 90an yang sangat minim fasilitas dan karyawan, sekarang bisa menjadi Universitas besar dengan tower at Tanwir yang begitu tinggi dan akreditasi A yang insyaAllah segera akan terwujud.” Tutur pria yang pernah menjabat sebagi Rektor Umsida ini.(hesty)[:en]The meaning of Shawwal is increasing. Therefore, Muslims need to make the moment of Halal Bihalal in Shawwal as an effort to improve quality, commitment, performance, worship, and dedication to the institution. That is a reflection of the Halal Hihalal event in Shawwal 1440 held by Muhammadiyah University Sidoarjo (UMSIDA) on Thursday (06/13/19).
The reflective message was delivered by Prof. Syafiq A Mughni MA PhD, President’s Special Envoy for Dialogue and Interfaith and Civilization Cooperation (UKP-DKAP) in front of lecturers and employees of Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) University at KH Mas Mansur Hall, Sidowayah Campus.
Halal bihalal is unique, because it only exists in Indonesia. Halal Bihalal This is a moment of cleansing each other by forgiving each other so that it completes vertical worship in Ramadan fasting with horizontal worship with mutual respect for each other.
“In Shawwal it is hoped that our quality will increase to become people who are getting closer to Allah, being people who are not only morals – people who have a lot of charity but who are wrong people are the best people,” said Prof. Syafiq in front of UMSIDA staff and lecturers.
Prof. Syafiq said that Muslims are predicted to be the largest people in the whole world compared to followers of other religions. But the problem faced is a quality problem. Quantity if it is not balanced with quality will not be a strength, it could be a test or practice for Muslims. For Persyarikatan Muhammadiyah there is no other choice but to improve the quality of its people. The number of members of the Muhammadiyah is getting bigger and bigger and it is a challenge whether it is able to improve quality or not.
One measure of the quality of the ummah is the relationship with Allah (Habluminallah), but only Allah knows the quality of our worship. What we can clearly see is Habluminannas, which is the relationship between human beings. In many verses of the Koran and Hadith the Prophet Muhammad clearly stated that the relationship between humans and the struggle to uphold human values is something very important in Islamic teachings. “Here we are often weak and lacking attention to be the season through the deeds of humanity , “He said.
The Muhammadiyah culture is an egalitarian culture, assuming that all humans are the same, which distinguishes only taqwanya from Allah. Nothing is DNA higher than the others. Trust – holding fast to the mandate, sincere and complete hard work needs to be held by all Muhammadiyah activists. Muhammadiyah residents are transparent citizens, clinging to the akhlaqul karimah. This standard needs to be our concern in our dedication to the University that we love.
In this Shawwal month, all should be able to increase their sincere service to the Muhammadiyah community through this Umsida. “I see a very good plan for the future of Umsida, very grateful and never imagined, considering that in the early 90s there were very few facilities and employees, now it can be a big university with towers at Tanwir that are so high and A accreditation that God will soon be realized . “Said the man who had served as the Rector of Umsida. (Hesty)[:]