Umsida.ac.id-Koordinasi Teknis Program Short Course Akuntansi Pendidikan Muhammadiyah digelar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Ahad (11/6/23).
Bertempat di Aula Mas Mansyur lantai 7 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan (LPPK) PWM Jatim Fityan Izza Noor Abidin SE MSA memberi penjelasan terkait latar belakang diadakannya Short Course Akuntansi Pendidikan Muhammadiyah.
Dia menyampaikan, pelatihan tersebut bertujuan untuk standarisasi keuangan amal usaha Muhammadiyah (AUM) Pendidikan. “Jangan disalahtafsirkan macam-macam dulu ya, kalau dipakai sistem, pihak sana bisa lihat keuangan sini, salah tafsir semuanya nanti,” ujarnya.
Dia melanjutkan, kenapa perlu standarisasi, beberapa kali pembiayaan, utang, kalau mengajukan utang ke bank AUM tidak punya laporan keuangan, kalau ditanya laporan keuangan yang diberikan yaitu laporan arus kas, tidak bisa dianalisis,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, kalau tidak punya standarisasi memungkinkan terjadi konflik internal antara pimpinan persyarikatan dan sekolah. “Laporan tidak muncul, fitnah yang muncul,” tambahnya.
Pilot Project PP Muhammadiyah
Selanjutnya, kata dia, terkait perizinan sekolah, beberapa sekolah telepon, jika NIB-nya mati, ternyata belum lapor pajak. Karena NIB berhubungan dengan pajak, tiga tahun maksimal tidak laporan akan mati NIB-nya. “Jika mati, SMK buka prodi tidak akan bisa itu,” ucapnya.
Pria asal Sepanjang ini menjelaskan, jika short course merupakan program PP Muhammadiyah. Program ini dari PP Muhammadiyah, yang pilot projectnya adalah PWM Jatim. “Ayo kita sama-sama buktikan bahwa Jawa Timur bisa menjalankan program ini,” ajaknya.
Sehingga, kata dia, ditemukan nama solusi dari masalah-masalah tersebut yaitu Short Course Akuntansi AUM Pendidikan Muhammadiyah bersertifikat PP Muhammadiyah. “Ke depannya, bendahara sekolah dipegang bagi yang punya sertifikat bendahara dari short course ini,” tuturnya.
Fityan menjelaskan, short course ini yaitu dalam bentuk perkuliahan singkat praktik, dengan sistem yang sudah disediakan, 16 kali tatap muka, dengan jangka waktu dua bulan. Tidak berlaku di daerah tertentu, yaitu cukup tiga hari dua malam karena pertimbangan tempat dan jumlah sekolah. “Kurikulumnya yaitu membuat anggaran, diajari siklus akuntansi, rekening, jurnalnya, buku besarnya, analisisnya, asetnya, pajak, dan diajari pakai sistemnya,” terangnya.
Lebih lanjut ketua LPPK PWM Jatim menjelaskan skema short course. “Prodi Akuntansi Perguruan Tinggi Muhammadiyah membantu dalam short course ini, LPPK PWM yang menyiapkan materinya, sistemnya, metode perkuliahnya. Teknis perkuliahannya nanti berkoordinasi dengan LPPK PDM, karena LPPK PDM sebagai jembatan antara PDM dengan prodi,” ulasnya.
Sementara kepesertaan dari Dikdasmen PWM dan PDM, nanti prodi akuntasi PTM berkoordinasi dengan DIkdasmen PDM dan LPPK PDM terkait kepesertaan, tempat, dan teknis lainnya. “Materi dari LPPK PWM, daerah tinggal menjalankan,” ucapnya.
Pembagian PTM dan Daerah
LPPK PWM Jatim membagi beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan beberapa daerah yang ada dalam naungannya. “Diharapkan nanti terjadi koordinasi yang baik antara perguruan tinggi Muhammadiyah dengan PDM dan LPPK PDM,” pesan dia.
Berikut pembagian wilayah antara PTM dan daerahnya:
- UM Surabaya (Surabaya, Jombang, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep)
- UM Sidoarjo (Kota dan Kab Probolinggo, Kota dan Kab Pasuruan, Sidoarjo, dan Nganjuk)
- UM Gresik (Gresik, Bojonegoro, dan Tuban)
- UM Lamongan (Lamongan, Kota dan Kab Mojokerto)
- UM Malang (Kota dan Kab Malang, Batu, Kota dan Kab Blitar, Tulungagung, Kota dan Kab Kediri)
- UM Jember (Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Lumajang)
- UM Ponorogo (Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Magetan, Kota dan Kab Madiun, dan Ngawi).
Co-Editor Darul Setiawan.
Editor Mohammad Nurfatoni.
Sumber: pwmu.co