Umsida.ac.id – Podcast menjadi salah satu fenomena di media sosial yang cenderung menjadi konsep jurnalisme baru. Keberadaannya tak sebagai keperluan berita informatif, tapi juga yang bertendensi hiburan.
Hal ini menjadi fenomenal seiring dengan semakin maraknya orang yang mengakses media sosial lebih mudah. Pengguna internet mengakses podcast dalam bentuk yang beragam.
Lihat juga: 6 Strategi untuk Menekan Kriminalitas di Jawa Timur dari Riset Dosen Umsida
Definisi
Secara terminologis, beberapa kamus internasional mendefinisikan sebagai berikut:
- Menurut kamus Miriam-Webster online podcast adalah “a program (as of music or talk) made available in digital format for automatic download over the Internet.” Yang artinya, “sebuah program (seperti musik dan pembicaraan) yang tersedia dalam format digital yang bisa diunduh secara otomatis melalui internet.”
- Cambridge Dictionary, dalam konteks bisnis, memberikan definisi “a recorded programme that can be downloaded from the internet and listened to on an MP3 player,” atau sebuah program yang telah direkam sebelumnya yang bisa diunduh dari internet dan didengarkan melalui pemutar MP3.”
Munculnya Vodcast
Sejak awal terjadinya, podcast awalnya berformat audio. Podcast tradisional memang lebih dikenal sebagai konten audio yang dapat diunduh atau diputar secara streaming. Namun, fenomena podcast dengan memasukkan elemen visual, video, atau sering disebut sebagai “video podcast” atau “vodcast,” telah berkembang seiring waktu.
Ya, seiring berjalannya waktu hal itu mengalami evolusi menjadi vodcast. Alasannya, kecanggihan teknologi dalam hal akses jaringan internet dan kualitas kamera. Keduanya memudahkan orang untuk mengunggah/membagikan dan mengunduh/menyimak banyak hal di media sosial.
Lihat juga: Penggunaan New Media di Kalangan Orang Tua Milenial dalam Mengasuh Anak
Salah satu aspek yang menggiurkan ketika apa yang diunggah di media sosial bisa menghasilkan uang.
Proses ini disebut monetisasi. Semakin banyak orang yang mengakses/menyaksikan podcast tersebut, maka akan semakin banyak uang yang mengalir ke saku pemilik akun podcast.
Dampaknya, orang pun semakin aktif melakukan media sosial dengan melakukan share pemikiran, ide-ide, baik hal yang sifat remeh hingga konten “berat.” Dari pendidikan hingga hiburan. Namun, orang kemudian lazim tetap menyebutnya sebagai podcast baik yang hanya audio maupun yang melibatkan elemen visual, sehingga menjadi audio video, namun namanya tetap podcast.
Berikut ini beberapa hal yang dapat kita tangkap perluasan-perluasan konsep podcast:
-
Ekspansi Format Konten
Beberapa pembuat podcast ingin memperluas format konten mereka dengan menambahkan dimensi visual. Dengan adanya video, mereka dapat menyajikan konten tambahan, seperti tampilan wajah pembawa acara, ilustrasi, demonstrasi, atau visual lainnya yang dapat meningkatkan pengalaman pendengar.
-
Platform Multichannel
Beberapa platform distribusi, seperti YouTube, memungkinkan untuk pemuatan konten audio dan visual. Mereka memberikan fleksibilitas kepada produser untuk menjangkau audiens mereka di berbagai saluran, termasuk platform video yang populer.
-
Daya Tarik untuk Pendengar Visual
Beberapa audiens lebih suka mendengarkannya dengan unsur visual. Video dapat menambahkan dimensi baru dan membantu menarik perhatian audiens yang lebih suka konten visual.
-
Interaksi dengan Tamu atau Materi
Podcast dengan elemen visual dapat memberikan keuntungan tambahan ketika berinteraksi dengan tamu atau materi tertentu. Misalnya, wawancara video dapat menampilkan ekspresi wajah dan interaksi visual yang tidak dapat disampaikan hanya melalui audio.
Meskipun vodcast telah menjadi populer, penting untuk dicatat bahwa podcast dalam bentuk aslinya adalah audio. Penggunaan video dalam vodcast lebih bersifat tambahan dan bukan suatu persyaratan.
Banyak podcast tetap mempertahankan format audio tradisional mereka tanpa elemen visual. Definisi formal lebih mengacu pada format audio, tetapi praktiknya telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan preferensi audiens.
Tujuan membuat podcast dapat bervariasi tergantung pada keinginan dan visi pembuat konten.
Berikut beberapa tujuan umum yang mungkin menjadi motivasi seseorang untuk membuat podcast:
-
Berbagi Informasi atau Pengetahuan
Memberikan informasi atau pengetahuan mengenai topik tertentu kepada audiens. Ini bisa berupa topik pendidikan, panduan praktis, atau penjelasan mendalam mengenai suatu subjek.
-
Hiburan
Menyajikan konten yang menghibur dan menyenangkan. Bisa berupa acara komedi, wawancara dengan tokoh-tokoh hiburan, atau cerita fiksi yang menghibur.
-
Wawancara dan Diskusi
Mengadakan wawancara dengan tokoh-tokoh terkemuka atau membahas topik tertentu dalam format diskusi. Ini dapat memberikan wawasan dan perspektif baru kepada pendengar.
-
Membangun Komunitas
Menciptakan ruang untuk berinteraksi dengan audiens dan membangun komunitas yang berbagi minat atau nilai tertentu. Ini bisa menjadi platform untuk mendengarkan dan berpartisipasi dalam percakapan.
-
Branding dan Pemasaran
Membangun atau meningkatkan citra merek atau individu maupun institusi. Dapat menjadi alat pemasaran yang efektif untuk memperkenalkan produk, layanan, atau gagasan tertentu kepada audiens yang lebih luas.
-
Ekspresi Diri
Menyediakan outlet kreatif untuk mengekspresikan diri. Ini dapat mencakup narasi pribadi, pemikiran, atau pengalaman yang ingin dibagikan oleh pembuat.
-
Menghasilkan Keuntungan Berupa Materi
Menciptakan sumber penghasilan, baik melalui iklan, sponsor, atau dukungan dari pendengar melalui platform seperti Patreon. Beberapa podcast berhasil menghasilkan pendapatan yang signifikan.
-
Pendidikan dan Pembelajaran
Menyediakan materi edukatif atau pembelajaran melalui format audio. Hal ini dapat membantu pendengar memahami konsep-konsep yang kompleks atau memperdalam pemahaman mereka terhadap suatu bidang.
-
Memotivasi atau Menginspirasi
Memberikan motivasi dan inspirasi kepada pendengar. Ini dapat dilakukan melalui pembagian kisah sukses, tips motivasi, atau percakapan yang membangkitkan semangat.
-
Menjaga Keterlibatan
Membangun dan menjaga keterlibatan dengan pendengar. Podcast dapat menjadi saluran komunikasi yang terus terbuka dengan audiens, membangun kepercayaan dan koneksi yang erat.
Setiap produser memiliki tujuan uniknya sendiri, dan kombinasi dari beberapa tujuan di atas seringkali ada dalam satu podcast. Yang penting adalah memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang ingin dicapai dengan podcast dan menyusun kontennya sesuai dengan tujuan tersebut.
Lihat juga: Ternyata, Media Sosial Tak Seberpengaruh Teman Sebaya dalam Perilaku Seksual
Jumlah Penyampai
Idealnya, jumlah podcaster tergantung pada tujuan dan kontennya, serta preferensi pembuat podcast dan audiens target. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang dapat membantu menentukan jumlah orang yang ideal dalam sebuah podcast:
-
Format Konten
- Solo: Cocok untuk konten yang membutuhkan fokus pada satu suara, seperti ceramah, narasi, atau diskusi pribadi. Pembuat podcast tunggal dapat menjalin koneksi langsung dengan pendengar.
- Multi-host: Cocok untuk diskusi, wawancara, atau hiburan dengan dinamika antara beberapa pembawa acara. Kehadiran beberapa suara dapat menambah variasi dan perspektif.
-
Dinamika dan Interaksi
- Solo: Menyediakan ruang untuk ekspresi pribadi tanpa adanya interaksi dengan rekan pembawa acara. Cocok untuk gaya narasi satu arah.
- Multi-host: Memungkinkan interaksi, percakapan, dan dinamika antara pembawa acara. Bisa lebih dinamis dan menyenangkan bagi pendengar.
-
Topik dan Keahlian
- Solo: Cocok jika pembuat podcast memiliki keahlian atau keunikannya sendiri dalam menyampaikan konten tertentu.
- Multi-host: Dapat menggabungkan keahlian dan pandangan yang berbeda, menciptakan diskusi yang lebih kaya dan mendalam.
-
Beban Kerja dan Keberlanjutan
- Solo: Kadang-kadang lebih mudah dikelola karena hanya melibatkan satu orang, baik dalam persiapan konten maupun logistik produksi.
- Multi-host: Dapat membagi beban kerja dan mengurangi tekanan pada setiap pembawa acara. Namun, memerlukan sinkronisasi jadwal dan koordinasi antar-pembawa acara.
-
Preferensi Audiens
- Solo: Bisa lebih intim dan membangun hubungan yang erat dengan pendengar. Cocok untuk mereka yang mencari pengalaman mendengarkan yang lebih pribadi.
- Multi-host: Dapat menarik bagi mereka yang menyukai dinamika percakapan kelompok dan variasi suara.
Tidak ada aturan yang baku, dan banyak podcast yang bagus dengan berbagai format. Keputusan mengenai jumlah pembawa acara harus mempertimbangkan visi konten, target audiens, dan keahlian setiap pembawa acara.
Beberapa bahkan menggabungkan elemen solo dan multi-host dalam episode mereka. Yang paling penting adalah memilih format yang paling sesuai dengan tujuan dan dapat memberikan pengalaman terbaik kepada pendengar.
Penulis: Kumara Adji Kusuma (Kepala Sekretariat Universitas Umsida)