kualitas beras oplosasn (Pexels)

Apakah Beras Oplosan Juga Disebabkan Karena Kualitas Beras di Indonesia Buruk?

Umsida.ac.id – Pakar pertanian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Intan Rohma Nurmalasari SP MTP, berpendapat bahwa kasus beras oplosan bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk dari sektor pertanian yang menentukan kualitas beras.

Lihat juga: Kasus Beras Oplosan Jadi Ancaman Serius, Dosen Umsida Soroti Pengawasan Pangan yang Lemah

“Menurut saya, mutu beras yang dihasilkan petani sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kondisi lahan, varietas padi yang digunakan, dan praktik budidaya yang diterapkan,” ujarnya.

Ketiganya saling berkaitan erat dan menentukan kualitas akhir dari beras yang sampai ke tangan konsumen. 

Penyebab Kasus Beras Oplosan dalam Sektor Pertanian
kualitas beras oplosasn (Pexels) 2
Ilustrasi: Pexels

Pertama, kondisi lahan berperan penting dalam menentukan produktivitas dan kualitas gabah. 

“Lahan yang subur, memiliki kandungan unsur hara yang seimbang, serta sistem irigasi yang baik akan mendukung pertumbuhan tanaman padi secara optimal,” tutur Intan.

Sebaliknya, katanya, lahan yang miskin unsur hara, terlalu asam, atau mengalami kekeringan atau genangan berlebih dapat menyebabkan bulir padi tidak terisi sempurna, mudah pecah saat digiling, hingga mengurangi nilai gizi beras. 

Kedua, menurut ketua Pusat Studi Pusat Studi SDGs Umsida itu, pemilihan varietas padi menjadi penentu utama karakteristik beras, seperti aroma, tekstur, warna, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. 

Varietas unggul seperti Inpari, Ciherang, atau Pandan Wangi memiliki mutu fisik dan rasa yang lebih baik dibanding varietas lokal yang belum diseleksi. 

Namun, kata Intan, pemilihan varietas juga harus disesuaikan dengan kondisi agroekologi setempat agar hasil maksimal bisa diperoleh. 

Ketiga, praktik budidaya yang tepat, seperti penggunaan benih bermutu, pemupukan berimbang, pengendalian hama terpadu, serta panen dan pascapanen yang tepat waktu—akan sangat memengaruhi mutu gabah dan hasil akhir beras. 

Ia mengatakan bahwa kesalahan dalam budidaya seperti panen yang terlalu awal atau keterlambatan pengeringan, dapat menyebabkan kadar air tinggi dan menurunkan kualitas beras, termasuk menyebabkan mudah rusak saat penyimpanan”

“Dengan demikian, peningkatan mutu beras tidak bisa hanya bergantung pada satu aspek saja. Diperlukan pendekatan menyeluruh agar petani mampu menghasilkan beras berkualitas tinggi dan bernilai jual lebih baik,” ujarnya.

Strategi Petani dan Pengelola Pasca Panen untuk Menjaga Kualitas Beras

kualitas beras oplosan

Untuk menghindari beras jatuh ke tangan pengoplos, Intan menyarankan beberapa langkah yang dapat diambil oleh petani dan pengelola pascapanen.

Pertama, penerapan sistem penelusuran asal (traceability) sangat penting.

Lihat Juga :  Program Petani Milenial, Se-Darurat Itu Kah Kondisi Pertanian Indonesia?

“Petani dan pengelola pascapanen bisa mencantumkan informasi asal-usul, varietas, dan proses pengolahan agar konsumen bisa lebih percaya pada kualitas beras yang mereka beli,” ujarnya.

Kedua, pengemasan yang baik dan berlabel resmi merupakan upaya nyata menjaga kualitas beras. 

“Dengan mengemas beras dalam karung atau plastik bermerek dan tersegel, produk akan lebih sulit dimanipulasi oleh pihak tak bertanggung jawab,” tambah dosen pakar budidaya pertanian dan lingkungan itu.

Ketiga, kemitraan langsung dengan konsumen atau toko bahan pangan sehat bisa menjadi solusi untuk memperpendek rantai distribusi, sehingga beras tidak jatuh ke tangan tengkulak atau distributor ilegal. 

Kelembagaan yang kuat, seperti koperasi petani, juga menjadi kunci untuk mengontrol kualitas beras dan memperkuat distribusi yang lebih terorganisir.

Perbedaan Kualitas Beras Baik, Sedang, dan Afkiran

 

kualitas beras oplosasn (Pexels) 2
Ilustrasi: Pexels

Intan menjelaskan bahwa perbedaan utama antara beras berkualitas baik, sedang, dan afkiran terletak pada kebersihan, keutuhan butir, aroma, kadar air, dan patahan beras. 

“Beras kualitas baik umumnya memiliki ciri fisik yang bersih, mengkilap, butiran utuh dan seragam, tidak tercampur dengan menir (butiran patah), bebas dari kutu, jamur, atau benda asing,” terang Intan.

Selain itu, imbuhnya, kadar airnya terjaga yakni sekitar 14%, menghasilkan nasi yang pulen, harum, dan tahan lama setelah dimasak. 

“Beras kualitas sedang biasanya melibatkan campuran antara butir utuh dan patah, sementara beras afkiran mengandung banyak kotoran, menir, dan bahkan jamur,” jelasnya.

Mutunya lebih rendah dari beras premium, namun masih bisa menghasilkan nasi yang layak dikonsumsi. 

Harga beras sedang juga lebih terjangkau, sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Sementara itu, beras afkiran umumnya terdiri dari menir, patahan kecil, banyak kotoran seperti kulit padi, batu kecil, atau dedak, berbau apek, dan sering kali sudah terkontaminasi kutu atau jamur.

“Beras jenis ini seringkali tidak layak untuk konsumsi manusia dan hanya dijadikan pakan ternak atau bahan campuran industri non-pangan,” imbuh dosen lulusan Magister Pertanian di UNS itu.

Lihat juga: Beras Oplosan: Ciri, Efek Samping, dan Cara Membedakannya Menurut Dosen Umsida

Dengan memahami perbedaan ini, Intan berharap konsumen dapat lebih bijak dalam memilih beras yang sesuai kebutuhan dan memastikan bahwa beras berkualitas tinggi tidak dicampurkan dengan beras afkiran di pasaran.

Penulis: Romadhona S.

Berita Terkini

Umsida dan Pemkab Sidoarjo
Pertemuan Umsida dan Pemkab Sidoarjo, Bahas Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan Potensi Daerah
August 20, 2025By
Fikes Expertise
FIKES Xpertise, Program Fikes Umsida Edukasi Kesehatan Remaja
August 19, 2025By
BPH Umsida dan BPH Umri
BPH Umsida Sambut Kunjungan BPH Umri, Bahas 3 Topik Ini
August 19, 2025By
Edukasi Kesehatan Reproduksi Fikes Umsida
Fikes Umsida Galakkan Edukasi Kesehatan Reproduksi di SMA An Nur Malang
August 18, 2025By
petugas upacara Umsida di HUT RI ke-80 2
Jadi Petugas Upacara HUT RI ke-80, Mahasiswa Umsida Tunjukkan Semangat Nasionalisme
August 18, 2025By
kesejahteraan Indonesia 1
80 Tahun Indonesia Merdeka dan Kesejahteraan Masih Menjadi Persoalan, Ini Langkah Solutifnya
August 17, 2025By
upacara HUT RI ke 80 Umsida
Upacara HUT RI ke-80, Momen Penguatan Semangat Persatuan dan Kedaulatan
August 17, 2025By
skrining FK Umsida
FK Umsida dan Hisfarin Edukasi Keluarga dan Skrining 239 Siswa TK ABA se-Candi
August 16, 2025By

Riset & Inovasi

inovasi bell kuis
Bell Kuis, Inovasi Tim PKM Umsida Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 5 Porong
August 14, 2025By
pendampingan UMKM Opak Samiler-min
Tingkatkan Optimasi Produksi Opak Samiler, Tim Abdimas Umsida beri Bantuan Mesin
August 13, 2025By
SFMS dosen Umsida
Dosen Umsida Kenalkan SFMS di ITBAD Lamongan, Permudah Manajemen File
August 8, 2025By
alat pasteurisasi susu
Alat Pasteurisasi Susu, Inovasi Dosen dan Mahasiswa Umsida Bantu Mudahkan Peternak
July 31, 2025By
riset dan inovasi DRPM Umsida
Umsida Kembangkan Riset dan Inovasi Melalui Seminar, Pameran, dan Diseminasi dengan 3 Kampus
July 16, 2025By

Prestasi

mahasiswa Umsida juara 2 pencak silat nasional
Raih Juara 2 Nasional, Mahasiswa Ini Tak Hanya Tanding Silat, Tapi Juga Kepemimpinan
August 15, 2025By
Umsida Perguruan Tinggi Swasta Terbaik
Mengenal Umsida, Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Sidoarjo dan Jawa Timur
August 12, 2025By
mahasiswa FPIP Umsida sabet emas pencak silat 6
2 Mahasiswa FPIP Umsida Sabet Emas di Kompetisi Bela Diri Nasional
August 9, 2025By
prestasi atlet psikologi Umsida
Capaian Prestasi Bertambah, Mahasiswa Psikologi Umsida Juara 1 IPSI Malang Championship
August 1, 2025By
FAI Umsida borong juara Malang Championship
3 Mahasiswa FAI Umsida Sabet Juara di Ajang Malang Championship 5
July 30, 2025By