Umsida.ac.id – Siti Nur Nahria, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), baru-baru ini membawa pulang prestasi membanggakan dari Kejuaraan Dunia Rafting yang diselenggarakan oleh International Rafting Federation (IRF).
Lihat juga: Kuasai Pertandingan, Mahasiswa FPIP Umsida Raih Medali Emas Taekwondo di KBPP Polri Jatim Cup 3
Kejuaraan ini berlangsung di Sungai Kampar Gopeng Perak, Malaysia selama satu pekan (1-7/12/2025), dan diikuti oleh 32 negara.
Mahasiswa yang biasa disapa Nahria itu ikut serta dalam kategori Junior Women sebagai perwakilan Indonesia.
Raih Empat Medali dalam Kejuaraan Dunia Rafting

Nahria yang mengikuti kategori Junior Women, mengungkapkan bahwa target awalnya adalah meraih juara pertama, namun ia menghadapi lawan berat dari tim Czechia yang sudah lebih berpengalaman dalam olahraga rafting.
Meskipun menghadapi tantangan besar, ia berhasil meraih juara dalam empat kategori yakni yakni juara 2 Down River Race, juara 3 Sprint, juara 3 Head to Head, dan juara 3 Slalom.
“Target saya memang juara 1, tetapi melawan tim dari Czechia cukup sulit karena mereka sudah sangat terkenal di olahraga rafting. Namun, Alhamdulillah saya masih bisa meraih posisi kedua dan ketiga di beberapa kategori,” ujar Nahria.
Persiapan Ketat dan Tantangan di Sungai Kampar
Persiapan Nahria untuk kompetisi ini dimulai sejak sekitar tiga bulan dengan latihan intensif setiap hari, baik pagi, siang, maupun sore.
Namun, kendala utama yang dihadapi oleh tim adalah keterbatasan tempat latihan, sehingga mereka tidak dapat berlatih di jalur dengan jeram seperti yang ada di Sungai Kampar.
Sebagai gantinya, mereka hanya bisa berlatih di air datar.
“Latihan kami memang intens, tapi karena tempat latihan terbatas, kami tidak bisa berlatih di jalur yang memiliki jeram. Tentu saja hal ini mempengaruhi kesiapan kami,” terang Nahria.
Namun, begitu sampai di lokasi, mereka dihadapkan pada tantangan lain, yakni kondisi air yang naik turun akibat hujan.
Hal ini menjadi salah satu faktor yang cukup mempengaruhi jalannya pertandingan.
Ketika air sungai naik, cerita Nahria, tantangan semakin besar karena dibutuhkan lebih banyak tenaga saat mendayung, sedangkan jika air kecil, banyak bebatuan yang harus dihindari.
“Karena ini olahraga alam, kami harus bisa membaca kondisi sungai. Saat air naik, lebih berat, dan saat air kecil, bebatuan menjadi hambatan yang harus dihindari,” tambah atlet yang tergabung dalam Faji Surabaya itu.
Pengalaman dan Rencana Turnamen Selanjutnya

Meskipun kondisi lapangan sangat menantang, Nahria menjelaskan bahwa pengalaman mengarungi Sungai Kampar dengan jeram yang tidak kalah hebat dengan jeram di Indonesia menjadi momen yang sangat berkesan baginya.
“Pengalaman mengarungi sungai di Malaysia sangat menarik. Jeram-jeram di sana tidak kalah hebat dengan di Indonesia, dan banyak arus yang harus bisa dibaca dengan baik. Itu memberikan pengalaman berharga,” kata Nahria.
Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan yang diberikan oleh banyak pihak, termasuk keluarga, pengurus Faji, KONI Surabaya, dan tentu saja dari Umsida sebagai tempatnya belajar.
“Semua pihak memberikan dukungan penuh, jadi saya bisa fokus pada latihan,” ungkapnya.
Lihat juga: Inovasi PLUTO, Alat Pengendali Hama Padi Karya Mahasiswa Umsida Raih Juara 2 LKTTG 2025
Ke depan, Nahria menargetkan untuk bisa kembali berlaga di turnamen nasional dan mendapatkan tiket untuk mengikuti kejuaraan dunia rafting (WRC) tahun depan.
Penulis: Salwa Rizky Awalya



















