tradisi Ramadan (Pexels) 2

Mengenal 5 Tradisi Ramadan Zaman Rasulullah, Apa Saja?

Umsida.ac.id – Ramadan memiliki banyak keutamaan bagi umat Rasulullah, seperti Ramadan sebagai bulan yang penuh barokah. Oleh karenanya Allah mewajibkan setiap hambanya yang mu’min untuk berpuasa, bulan dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka. 

Lihat juga: Bulan Ramadan, Bulan Jihad dan Pengorbanan dalam Sejarah Islam

Bulan dibelenggunya para syaitan dan didalamnya terdapat malam yang memiliki nilai kebaikan lebih dari seribu bulan. Tradisi Ramadan di era ini pun juga sudah ada. 

Maka dari itu, Rasulullah Saw mengingatkan kepada umatnya untuk benar-benar memperhatikan bulan ini, agar jangan sampai berlalu secara sia-sia tanpa mendapatkan kebaikan apapun darinya (HR. Imam Ahmad No. 7148 dan an-Nasa’I dalam as-Sunan al-Kubro No. 2315).

Puasa umat Rasulullah beserta tradisi Ramadan di era tersebut memiliki nilai yang luar biasa.

Puasa dapat menjadi syafaat bagi diri yang berpuasa saat di hari kiamat, dengan ungkapan “Wahai Rabbku” sebagai bentuk permohonan kepada Allah untuk menolong hambaNya yang berpuasa dengan persaksian bahwa “dia sedang menahan makan, minum dan nafsu syahwatnya di siang hari”, dari amalan puasa tersebut. 

Sebagai gayung bersambut bahwa puasa itu benar-benar dibalas langsung oleh Allah SWT (as-saum lī wa ana ajzībihi).

5 Tradisi Ramadan Era Rasulullah

Memperhatikan bulan Ramadan yang memiliki banyak keutamaan tersebut dan agar tidak melaluinya secara sia-sia, Rasulullah memiliki tradisi Ramadan yang patut diteladani oleh umatnya.

Tradisi Ramadan itu bisa dijadikan dasar setiap sunnah-sunnah yang dilakukan di bulan Ramadan, antara lain:

  1. Puasa Sebulan Penuh
tradisi Ramadan (Pexels)
Ilustrasi: Pexels

Tradisi Ramadan yang pertama yaitu Rasulullah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh sebagai bukti keimanan kepada Allah Swt. dengan ikhlas dan berharap keridhoan Allah Swt.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ 

Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah…..(QS. Al-Baqarah[2]: 185)

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no. 38, Muslim no. 760).

  1. Solat malam, Do’a, dan Dzikir
tradisi Ramadan (Pexels) 2
Ilustrasi: Pexels

Selain menjalankan ibadah puasa, tradisi Ramadan era Rasulullah selanjutnya yaitu shalat malam, memperbanyak do’a, istighfar dan dzikir kepada Allah untuk menghidupkan malam-malam dibulan Ramadan.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فِي رَمَضَانَ، فَقَامَ وَصَلَّى فَصَلَّيْتُ مَعَهُ، ثُمَّ جَاءَتِ امْرَأَةٌ فَقَامَتْ مَعَهُ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَصَلَّى مَعَهُ حَتَّى صِرْنَا رَهْطًا، فَلَمْ يَزَلْ يُصَلِّي حَتَّى خَشِينَا أَنْ يُفَوِّتَنَا السَّحُورُ.

Artinya: Dari Abdullah bin Abbas, ia berkata: “Aku pernah shalat bersama Nabi SAW pada suatu malam di bulan Ramadan, kemudian beliau berdiri dan shalat, maka aku pun berdiri dan shalat bersamanya. Kemudian datang seorang wanita (bergabung), lalu seorang laki-laki lagi bergabung, hingga kami menjadi sekelompok kecil. Rasulullah Saw terus melanjutkan shalatnya sampai kami khawatir akan kehilangan sahur.” (HR. Bukhari no. 992)

Disertai dengan dzikir-dzikir sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah setiap hari baik di luar bulan Ramadan maupun di dalam bulan Ramadan dan menyempurnakan dengan do’a qiyamu Ramadan:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.”

  1. Mengakhiri Sahur dan Menyegerakan Berbuka
tradisi Ramadan (Pexels)
Ilustrasi: Pexels

Tradisi Ramadan ala Rasulullah yang ketiga ialah beliau selalu mengakhirkan waktu sahur hingga mendekati waktu subuh, waktu ini diukur dengan jedah yang cukup membaca sekitar 50 ayat al-Qur’an sebelum adzan subuh dikumandangkan.

Lihat Juga :  Agar Tetap Sehat Saat Puasa, Ini 7 Tips Memilih Makanan Kaki Lima dan Frozen Food

Seperti dalam riwayat Anas ra dari Zaid Ibn Tsabit ra dalam Sahih Bukhari:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ. قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ؟ قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

Artinya: Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Kami makan sahur bersama Nabi SAW, kemudian beliau bangkit untuk melaksanakan shalat (Shubuh).” Aku (Anas) bertanya: “Berapa lama jarak antara adzan dan sahur?” Zaid menjawab: “Kira-kira bacaan lima puluh ayat.” (HR. Bukhari no. 1921, Muslim no. 1097).

Rasulullah juga menyegerakan berbuka pada saat adzan maghrib berkumandang, dan berbuka dengan kurma dan air putih, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh Sahl ibnu Sa’ad dalam Shahih Bukhari no. 1957 dan Shahih Muslim no. 1098:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya: “Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa.”

Juga dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra. Rasulullah terbiasa menyegerakan berbuka dengan beberapa butir kurma  basah atau kering sebelum shalat maghrib berjama’ah dalam musnad Abu Dawud no. 2356 dan Tirmidzi no. 696

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتَمَرَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَمَرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ.

Artinya: “Rasulullah SAW biasanya berbuka sebelum shalat (Maghrib) dengan beberapa butir kurma basah, jika tidak ada (kurma basah) maka dengan kurma kering, dan jika tidak ada (kurma kering), maka beliau meneguk beberapa teguk air.”

  1. Tadris Al Qur’an
tradisi Ramadan (Pexels)
Ilustrasi: Pexels

Bulan Ramadan menjadi waktu bagi Rasulullah untuk mentadris al-Qur’an bersama malaikat Jibril dengan diikuti oleh Zaid bin Tsabit untuk menyesuaikan catatanya. Kegiatan inilah yang menjadi awal tradisi Ramadan hingga saat ini.

Sebagaimana kisah Rasulullah yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra., dalam Shahih Bukhari no. 1902 dan Muslim no. 2308 berikut:

وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ…

Artinya: “…Jibril menemui Rasulullah setiap malam di bulan Ramadan, lalu mereka berdua tadarus Al-Qur’an…” (HR. Bukhari dan Muslim).

  1. I’tikaf
tradisi Ramadan (Pexels)
Ilustrasi: Pexels

Tradisi Ramadan yang terakhir yaitu Rasulullah senantiasa melaksanakan I’tikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan hingga diwafatkannya oleh Allah Swt.

Hal tersebut diriwayatkan oleh Aisyah ra dalam Shahih Bukhari no. 2026 dan Shahih Muslim no. 1172:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ.

Artinya: “Nabi SAW selalu beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan hingga Allah mewafatkannya, kemudian istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau.” (HR. Bukhari & Muslim)

Kelima tradisi Ramadan tersebut merupakan amalan-amalan yang terkait dengan peningkatan ibadah yang dikhususkan kepada Allah Swt, dengan tujuan untuk menyempurnakan ibadah puasa, selain ibadah penyempurna lain yang berkaitan dengan hubungan dengan sesama manusia. 

Karena bisa jadi kesalahan/dosa yang terkait dengan hubungan dengan sesama manusia berdampak pada rusaknya amalan ibadah puasa tersebut, atau bahkan Allah tidak mau menerima ibadah puasa kita. 

Lihat juga: Puasa Dapat Meningkatkan Kesehatan Jiwa, Ini 5 Cara Merawatnya

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perbuatan dosa, maka Allah tidak butuh terhadap usahanya meninggalkan makanan dan minumannya (HR. Bukhari) – Bersambung.

Penulis: Rahmad Salahuddin TP SAg MPdI

Berita Terkini

Dr Alfan lulusa S3 cum laude
Dr Alfan Selesaikan Studi S3 dengan Predikat Cum Laude di Tengah Tugas Struktural
April 24, 2025By
Fakultas Kedokteran UMMAT dan Umsida
Fakultas Kedokteran Lahir Beriringan, UMMAT Berkunjung ke Umsida
April 23, 2025By
strategi branding lembaga oleh Umsida
Kasi Branding Umsida Beri Tips Branding Lembaga Pendidikan di Era Digital
April 23, 2025By
halalbihalal IMM Sidoarjo 4
Halalbihalal IMM Sidoarjo, Rektor Umsida Beri 5 Makna Fastabiqul Khoirot
April 22, 2025By
Seminar FKG Umsida
FKG Umsida Bersama Unair dan PDGI Sidoarjo Edukasi Deteksi Osteoporosis dengan Radiografi Panoramik
April 21, 2025By
Siap-Siap UKOM! LSP Umsida Buka Pendaftaran Periode 1 Tahun 2025
Siap-Siap UKOM! LSP Umsida Buka Pendaftaran Periode 1 Tahun 2025
April 21, 2025By
S2 pendidikan dasar Umsida
Umsida Resmi Buka S2 Pendidikan Dasar, Siapkan Pendidik Profesional
April 18, 2025By
seminar leadership fakultas kedokteran Umsida 1
Kunjungi Umsida, Ini 4 Strategi Kepemimpinan di Dunia Kedokteran Menurut Dekan FK UMS
April 14, 2025By

Riset & Inovasi

Kanker Serviks Bisa Dicegah Lebih Dini, Jangan Abaikan!
Kanker Serviks Bisa Dicegah Lebih Dini, Jangan Abaikan!
April 19, 2025By
Trichoderma, Penyelamat Tembakau dari Serangan Layu Bakteri
Trichoderma, Penyelamat Tembakau dari Serangan Layu Bakteri
April 16, 2025By
Tennis Elbow Bukan Lagi Momok, Fikes Umsida Punya Solusinya!
Tennis Elbow Bukan Lagi Momok, Fikes Umsida Punya Solusinya!
April 14, 2025By
Freon Out, Peltier In! Inovasi Umsida untuk Dunia Otomotif Ramah Lingkungan
Freon Out, Peltier In! Inovasi Umsida untuk Dunia Otomotif Ramah Lingkungan
April 10, 2025By
Jatam Bromo Tengger Semeru 3
Gandeng Jatam Bromo Tengger Semeru, Dosen Umsida Buat Program Pertanian dan Anti Stunting
March 23, 2025By

Prestasi

juara 3 Pilmapres 2025 2
Jadi Juara 3 Pilmapres PTMA, Mahasiswa Umsida Siap Lanjut ke Tingkat LLDIKTI
March 27, 2025By
Al-Qur’an Menuntunku, Anang Ma’rup Menang MHQ Asia Tenggara dan Raih Tiket ke Baitullah
Al-Qur’an Menuntunku, Anang Ma’rup Menang MHQ Asia Tenggara dan Raih Tiket ke Baitullah
March 25, 2025By
Umsida Bersinar! Cinthya Lorenza Juara 2 Taekwondo Bela Negara Cup
Umsida Bersinar! Cinthya Putri Lorenza Juara 2 Taekwondo Bela Negara Cup
March 20, 2025By
ASEAN Competition di Sabet Mahasiswa Umsida
Prestasi Gemilang! Aprilia Ayu Harumkan Umsida ke Panggung Internasional AEF 2025
March 10, 2025By
Scholarship Mastery! Alumni Umsida Sukses Gaet Dua Beasiswa dan Lanjut S3
Scholarship Mastery! Alumni Umsida Sukses Gaet Dua Beasiswa dan Lanjut S3
March 6, 2025By