Umsida.ac.id – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus mempercepat transformasi kesehatan nasional melalui kolaborasi lintas sektor, termasuk organisasi masyarakat seperti ‘Aisyiyah dan jaringan perguruan tinggi Muhammadiyah.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, saat menjadi keynote speaker dalam agenda konsolidasi kesehatan nasional yang digelar di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) pada Ahad, (9/11/2025).
Lihat juga: Wujudkan Pemerataan Kesehatan Gigi di Indonesia, FKG Umsida Terima Dental Clinic Mobile
Kegiatan tersebut digelar dengan tema “Kolaborasi Nasional Pemerintah dan ‘Aisyiyah: Kebijakan Transformasi Kesehatan yang Berkeadilan bagi Warga Bangsa”.
“Kita ada tiga tugas yang akan dilakukan yakni cek kesehatan gratis, langkah preventif TBC, dan pembangunan rumah sakit,” ujar Budi Gunadi Sadikin.
Cek kesehatan gratis ini katanya akan menargetkan 280 juta orang setiap tahun yang meliputi gula darah, lemak darah, skrining kesehatan jiwa, dan lainnya.
Saat ini, pengecekan kesehatan sudah dilakukan oleh 52 juta masyarakat.
Menkes memuji langkah-langkah Muhammadiyah yang dengan langkah tenang, bisa membuat berbagai gerakan dan pembangunan.
Kemenkes Akan Gandeng Swasta untuk Layani Masyarakat

Langkah Menkes selanjutnya adalah meningkatkan pelayanan kesehatan.
Budi mengatakan bahwa tahun depan Kemenkes akan menggandeng organisasi di luar Puskesmas (swasta), termasuk organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, baik itu di ranah daerah, cabang, maupun ranting untuk mengambangkan fasilitas kesehatan.
“Saran saya mulai dari keluarga Muhammadiyah dulu untuk memperbaiki kualitas hidup lingkup internal yang lebih baik. Jika sudah, maka pelayanan bisa dilanjutkan ke masyarakat,” ujarnya.
Ia menjelaskan temuan Kemenkes yang menyebut bahwa kebanyakan kelainan pada bayi baru lahir disebabkan karena kandungan gizi yang dikonsumsi sang ibu ketika hamil.
“Jadi nanti kalau Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ketika mengembangkan klinik dan fasilitas kesehatan lainnya, bisa ditambahkan layanan untuk menjaga gizi ibu hamil,” pesannya.
Ia juga mengapresiasi langkah Umsida atas dibukanya Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG).
Kedua bidang tersebut merupakan bidang krusial yang bisa menjadi solusi untuk meningkatkan layanan kesehatan masyarakat.
Selain masalah kesehatan pada bayi, Budi menyebut bahwa masyarakat Indonesia mulai usia remaja hingga lansia, kurang melakukan gerakan fisik.
“Kebanyakan orang yang meninggal saat ini dikarenakan stroke, jantung, dan kanker. Jika skrining-nya bagus, maka penyakit itu bisa diprediksi lebih dini. Pun juga dengan penyakit menular yakni TBC yang paling banyak menyebabkan kematian,” jelas Budi.
Ia mengungkapkan bahwa penderita TBC yang meninggal dalam setahun bisa mencapai 135 ribu jiwa.
Menurutnya, solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah penemuan diagnosis yang cepat.
Karena 40% dari penderita TBC tidak ketahuan jika mereka menderita penyakit tersebut.
“Ini bukan hanya tanggung jawab rumah sakit, tapi juga klinik. Mulai tahun depan, secara masif akan membagikan alatnya,” tutur Budi.
Terakhir, Kemenkes akan memperbanyak fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit dan tenaga kesehatan.
Oleh karena itu, tuturnya, Kemenkes mendukung pembangunan pendidikan kedokteran yang lebih merata di Indonesia.
“Menurut saya yang penting kita bisa memperbanyak kesempatan untuk dokter-dokter muda dari daerah-daerah untuk bisa jadi dokter spesialis karena semua rumah sakit ini akan selesai di 2027, dan semua alatnya akan masuk,” terangnya.
Kontribusi Umsida untuk Tingkatkan Kesehatan Masyarakat

Untuk mendukung proyeksi Kemenkes tersebut, Umsida turut berpartisipasi melalui berbagai aspek, mulai dari penyediaan calon SDM di bidang kesehatan, fasilitas pendidikan, hingga fasilitas kesehatan untuk akademisi dan masyarakat umum.
Rektor Umsida, Dr Hidayatulloh MSi, menyebutkan rencana Umsida dalam bidang kesehatan.
Saat ini, Umsida sedang membangun rumah sakit umum dengan keunggulan gigi dan mulut yang direncanakan selesai pada Februari 2026.
Rumah sakit tersebut berada di Sekardangan, tepatnya ada di sebelah timur kampus 1 yang berjarak sekitar 1,5 km.
“Harapan kami, setelah membangun fisiknya, kita mengisi alat kesehatannya yang mudah-mudahan juga didukung oleh pak menteri kesehatan,” tuturnya.
Selain itu, Umsida juga akan membuka rumah sakit pendidikan di Kampus 3.
Lihat juga: Kolaborasi Umsida dan PP ‘Aisyiyah Hadirkan Menteri Kesehatan di Acara Ceramah Kesehatan
Nantinya, rumah sakit ini tak hanya untuk praktek klinik bagi mahasiswa, tapi juga memberikan layanan kepada masyarakat umum.
Penulis: Romadhona S.


















