Gus Pur (1): Bentang Pengetahuan Yunani Kuno Hingga Kritik Pengetahuan Muslim dan Indonesia

Pusat Kemajuan Islam: Diskontinuitas dari Pengetahuan Sebelumnya

Prof Agus Purwanto menjelaskan bahwa dalam kehidupannya, Rasulullah pernah menjadi saudagar. Beliau memimpin kemana- mana bisnis milik bunda Khadijah. Di masa lalu, dari berbagai perjalanan internasional semacam itu, Nabi Muhammad memperoleh banyak pengetahuan, termasuk kalender.

Bahwa kalender itu memiliki karakteristik. Penanggalan dengan melihat Bulan kadang-kadang berjumlah 29 atau 30 hari tapi mereka tidak sempat belajar secara mendetail.  Orang suku Quraisy juga tidak belajar, hanya sebatas tahu.

“Makanya kemudian ada ungkapaan inna umiyatun la naktub wala nasub asyahru wakadza wa kadaza. Kita umat umii ndak tahu, kadang bulan itu 29 atau 30, kadang begini begitu,” tutur Gus Pur. “Karena itu kalau ada yang nanya kapan puasa, maka rasululah bilang lihatlah bulan,” katanya menambahkan.

Di dunia di luar islam, Prof Agus Purwanto menjelaskan, seperti halnya Filsuf Thales itu sudah bisa memprediksi gerhana matahari total terjadi pada 485 tahun sebelum Masehi. Namun, kondisi bangsa Arab masih dalam kondisi jahiliyah. Suka pindah-pindah dari satu tempat ke tmpat lain. Nomaden.  Puncak kejahiliyahan ini disimbolkan dengan penguburan bayi perempuan secara hidup-hidup. Tapi kemudian Al Quran dan membawa perubahan baru ke dunia.

“Tapi kemudian Al Quran datang dalam waktu yang tidak terlalu lama di Arab, dan dunia islam pada umumnya kemudian memimpin pengembangan ilmu pengetahuan yang berbeda dari sebelumnya,” ujar Prof Agus Purwanto. “Bahkan di Yunani metodologinya masih besifat silogisime. Tidak dengan observasi atau hipotesa,” ungkapnya menegaskan perbedaan metodologi pengetahuan era Yunani Kuno dan era Islam.

Dijelaskan Prof Agus Pruwanto bahwa kehadiran Al Quran membuat perubahan yang sangat signifikan bagi perkembangan dunia pengetahuan yang berbeda dari pengetahuan sebelumnya. “Apa yang dilakukan oleh Islam adalah benar-benar diskontinuitas antara pemikiran islam dan Yunani,” ungkapnya.

Dalam sejarahnya, pemikiran Islam secara formal dimulai ketika filsuf Muslim Al Kindi (801-873 M) mulai menerjanah berbagai nasakah Yunani ke Bahasa Arab. Namun setidaknya ada tiga ilmuwan sebelum Al Kindi yang memberikan pengetahuan murni tapa pengaruh pemikiran Yunani.

“Ada tiga ilmuwan sebelum Al Kindi aktif menerjemah, seperti misalnya Ibnu Hayyan (721-815), Al Khawarizmi (780-850), Al Jahiz (781-868),” ungkap Prof Agus Purwanto. “Ketiga orang ini adalah ilmuwan otentik yang kajiannya belum dikembangkan sebelumnya,” tuturnya.

Al Jahiz menulis kitab Al Hayawanat dan merupakan buku observasi ilmiah karena diperoleh dengan membedah 360 hewan dan dituangkan dalam bukunya itu. Al Jahiz adalah ilmuwan  dari Afrika. Sedangkan Al khawarizmi yang popular dengan ilmu algoritma/ aljabar. Ibnu hayan ilmu dalam bidang kimia. “Kajian yang mereka lakukan bukan kajian-kajian silogistik ala Yunani,” tutur Prof Agus Purwanto.

Ilmuwan Berikutnya adalah ibn Firnas yang terkenal dengan konsep pesawat. ”Beliau mengamati burung, dan juga mengamati ayat Al Quran,” ujar Prof Agus Purwanto. Ilmuwan lainnya, Al Battani mengamati pergerakan benda angkasa dan menemukan teori heliosentrs. “Ini diplagiasi oleh ilmuwan modern bernama Copernicus” tutur Prof Agus Pruwanto.

Masih banyak lagi ilmwuan lainnya seperti Ibnu Sina yang menjadi bapak ilmu kedokteran modern.

Berbagai kemaujan pengetahuan dari Muslim itu memicu pertanyaan kritis selanjutnya. “Dari mana ilmu orang-orang Islam ini yang ilmunya berbeda dari era sebelumnya?,” tanya Prof Agus Purwanto.

Satu-satunya jawaban, ungkap Prof Agus Purwanto, adalah bahwa para ilmuwan itu adalah orang-orang yang sangat akrab dengan Al quran. “Dan bahkan sebagian besar mereka sebenarnya adalah hafidz (penghafal Al Quran, red),” ujarnya. Sehinga tidak mengherankan jika setiap berifikir gagasan-gagasan para ilmuwan tersebut berasal dari wahyu.

Yang lebih dramatis lagi, Prof Agus Purwanto menegaskan bahwa perguruan tinggi pertama di muka bumi adalah al Qarawiyin University (859 M) dan A; Azhar (970 M). “Kampus-kampus ini hadir sebelum univesitas Harvard,” ujarnya.

Lebih lanjut, Prof Agus Purwanto mejelaskan fenomena pemikir Islam yang terpengaruh Al Quran, bahwa di dalam Al quran tentang ilmu itu sendiri dalam pembacaannya secara sekilas, terdapat 28 kata ilmu. Minimum itu ada 28 akal.

Yarfaillahulladzina Amanu Minkum Walladzina Utul Ilma Darojat” (QS. Al Mujadalah. 11, red). Kita diangkat derajadnya karena iman dan ilmu. Ini merupakan satu kesatuan. Kalau ulama dulu memimpin ilmu pegetahuan inspirasinya adalah dari kitab suci,” ungkap Prof Agus Purwanto.

“Bahkan kata akal, Al Quran menyebutnya sebanyak 49 kali dan semua dalam bentuk kata kerja (fi’il) tidak satupun dalam isim (kata benda). Dan menariknya lagi dari fiil itu 48 adalah fiil mudharik (sedang) bukan mahdi (telah). Maknanya, dalam Islam berfiikri itu bukan sebagai momunen, tapi terus aktif untuk dikembangkan. Jadi umat islam tidak boleh berhenti berfikir kritis dan logis,” ungkapnya.

Lebih dalam lagi diejaskan, bahkan dalam Al Quran surat Fatir ayat 28 menegaskan sosok berpengetahuan itu adalah ulama. “Yang takut kepada Allah adalah ulama. Jadi yang kemudian menjaga dari hukum-hukum adalah orang yang mempunyai pengetahuan, punya ilmu, antara ilmu dan ulama jadi satu-kesatuan,” tandasnya menjelaskan bagiamana ilmu dan ulama tidak bisa dipisahkan.

Di dalam Al Quran terdapat ayat yang mengimbau kepada kaum beriman agar memperhatikan alam semesta yang seharusnya ditanggapi dengan melakukan observasi dan bahkan riset.  “Apakah kalian tidak meperhatikan… ini adalah ayat yang mendorong ilmuwan-ilmuwan terdahulu untuk melakukan langkah-langkah perenungan dan observasi,” tutur Prof Agus Purwanto.

Ditambakan pula oleh Prof Agus Purwanto makna dari Al Quran Surat Fatir ayat 27, 28 dan 29,  bahwa ulama dalam konteks ini bisa kita intepretasikan adalah “mereka yang memahami dan mengamalkan hukum hukum agama, fenomena alam dan memahami relasi sosial,” ungkapnya.” Kesempurnaan Islam terwakili di ayat ini,” tambahnya.

Selanjutnya: Sastra Mesin dan Filsafat Elektro

Berita Terkini

prodi sains data
Umsida Resmi Buka S1 Sains Data, Siap Buka Peluang Data Analyst
October 11, 2025By
pendampingan korban Ponpes Al Khoziny
Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Panik, Bramasgana Umsida Dampingi 4 Hari
October 4, 2025By
Umsida dan PT Mellcoir Sport Indonesia
Magang di PT Mellcoir Sport Indonesia, Mahasiswa Umsida Ikut Expo UMKM di Jakarta
October 3, 2025By
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny: Sekitar 60 Korban Masih Tertimbun
October 2, 2025By
Umsida kampus ramah nonmuslim
Jadi Kampus Ramah Latar Belakang Agama, Ini Cerita Malvin dan Keluarga Tentang Umsida
September 3, 2025By
workshop open data Jawa Timur
Open Data Jadi Kunci Analisis Berbasis Bukti dalam Workshop Statistik Sektoral Seri 11
August 25, 2025By
Umsida dan Pemkab Sidoarjo
Pertemuan Umsida dan Pemkab Sidoarjo, Bahas Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan Potensi Daerah
August 20, 2025By
Fikes Expertise
FIKES Xpertise, Program Fikes Umsida Edukasi Kesehatan Remaja
August 19, 2025By

Riset & Inovasi

alat pemeriksaan kesehatan digital
Umsida Buat Alat Cek Kesehatan Tanpa Jarum, Mudahkan Pemeriksaan
October 9, 2025By
hibah PTTI dan PISN
Dosen Umsida Raih Hibah PTTI dan PISN 2025, Kenalkan Sidoarjo Melalui Film Dokumenter Budaya
October 7, 2025By
inovasi alat pembakaran sampah tanpa asap 3
Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap, Inovasi Dosen Umsida Tekan Masalah Sampah
September 25, 2025By
sekolah rakyat
Berkesempatan Mengajar di Sekolah Rakyat, Ini Pendapat Dosen Umsida
September 17, 2025By
tong sampah ramah lingkungan
KKNT 23 Umsida Rancang Tong Sampah Ramah Lingkungan untuk Kurangi Polusi Asap
September 10, 2025By

Prestasi

teknik mesin Umsida juara 1 lomba nasional
Teknik Mesin Umsida Raih Juara 1 Lomba Prototype LNT-RBM 2025
October 10, 2025By
hibah PTTI dan PISN
Dosen Umsida Raih Hibah PTTI dan PISN 2025, Kenalkan Sidoarjo Melalui Film Dokumenter Budaya
October 7, 2025By
Pomnas 2025
Pomnas 2025, 2 Skrikandi Umsida Bawa Pulang Juara
October 7, 2025By
reviewer monev hibah abdimas
3 Dosen Umsida Dipercaya Jadi Reviewer Monev Hibah Abdimas
October 6, 2025By
Pojok Statistik Umsida
Pojok Statistik Umsida Raih Peringkat 1 Nasional Kategori Binaan BPS Kabupaten
October 6, 2025By