Umsida.ac.id – Dr Hidayatulloh MSi, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menerima kunjungan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Kampus 1 Umsida, Celep, Sidoarjo, Rabu (8/6). Dalam rangka menyambung silaturahmi dan studi banding pembangunan Umsida.
Rektor Umsida menyambut kunjungan tersebut bersama Warek 1 Dr Hana Catur Wahyuni ST T, Warek II Heri Widodo MSi Ak, Warek III Eko Hardiansyah MPsi Psikolog, Ketua BPH Prof Achmad Jainuri MA PhD, Bendahara BPH, Direktur Pengembangan Bisnis dan Investasi (DPBI) Hasan Ubaidillah SE MM,Kepala Badan Perencanaan Pemeliharaan Pengendalian dan Pembangunan (BP4) Nina Rusfalia Yosarini, Ir, Direktur Direktorat Keuangan Imelda Dian Rahmawati SE MAk Ak CA, dan beberapa struktural lainnya. Tim UMP terdiri dari Warek II bidang keuangan dan aset Drs Ikhsan Mujahid MSi, Kepala Biro Keuangan Ira Hapsari SE MSi dan Kepala Biro Aset dan Inventaris Budiyono SE MM.
Pada sesi sambutan, Warek II UMP menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Umsida yang telah menyetujui kegiatan studi banding tersebut. “Kami ingin belajar bagaimana bisa membangun dengan pajak yang rendah sekitar 2%, maka kami perlu belajar kepada Umsida yang sudah berpengalaman. Jadi bertukar pengalaman. Kami berpengalaman di beberapa hal, dan Umsida sudah berpengalaman dalam hal pembangunan ini dan lainnya, termasuk juga belajar bagaimana mengekspor produk dari Umsida ke luar negeri. Jadi kami ingin belajar kedua hal itu,” ujarnya.
Umsida menerima kunjungan studi banding dan silaturahmi universitas muhammadiyah purwokerto
Melalui sambutannya, Drs Ikhsan Mujahid juga memaparkan beberapa perkembangan UMP dalam beberapa bidang, terlebih bagaimana UMP mengupayakan pembangunan secara berkala, akan tetapi belum bisa meminimalisir pajak.
“Ada banyak hal tadi poin penting yang disampaikan oleh Drs Ikhsan dan nanti mungkin kita dari Umsida akan menanyakan beberapa hal yang disampaikan beliau, namun kita penuhi dulu harapan beliau kaitannya dengan pembangunan di Umsida. Karena sejak awal Umsida ini menyelenggarakan secara swakelola, sejak zamannya Prof Syafiq dan Prof Zainuri, maka kami melanjutkan,” tutur Rektor Umsida.
Setelah memberikan sambutan, kegiatan disambung dengan sesi diskusi terkait efisiensi pajak. Imelda Dian Rahmawati SE MAk Ak CA, Direktur Keuangan Umsida mengungkapkan, sejak awal Umsida memutuskan bukan sebagai PKP. “Jadi lembaga pendidikan bukan pengusaha kena pajak. Artinya belanja yang dikeluarkan oleh tim BP4 itu memang dikenakan PPN, tetapi kita tidak memungut kembali PPN. Maka karena kita tidak melakukan kegiatan komersial, kita memutuskan bukan PKP. Sehingga kita tidak memungut PPN yang 10%, itu dasar awal untuk kita membuat swakelola,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan konsekuensinya adalah Umsida mengeluarkan PPN KMS sebagai kegiatan pembangunan sendiri. “Tarif pajaknya 2% dari RAB yang kita bayarkan setiap bulan, dan KMS ini kita laporkan dalam SPT kita setiap bulan. Nah itu cukup ringan, rentangnya sekitr 5-10 juta,” tegasnya.
Secara prosedural, baik UMP maupun Umsida hampir memiliki kesamaan dalam tahap penyusunan pembangunan dan teknis di lapangan, yakni melibatkan persetujuan rektorat dan BPH, serta pembentukan panitia dalam perencanaan pembangunan. Umsida tidak menggunakan jasa konstruksi, melainkan pemaksimalan potensi Kepala BP4 sebagai tenaga kependidikan dengan latar bidang arsitektur.
“Kami mengucapkan terima kasih yang seterusnya dan mudah-mudahan kegiatan ini, silaturahim ini dinilai sebagai amal shaleh. Mohon maaf apabila dalam pelaksanaannya ada yang kurang berkenan dari kami, kami mohon maaf,” tutup Warek II. (Shinta Amalia/Etik)
*Humas Umsida