Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Palu (UM Palu) mengunjungi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) untuk mempersiapkan pembukaan Program Studi Kedokteran.
Lihat juga: Realisasikan 17 Tujuan SDGs, Pusat Studi SDGs Umsida Gandeng Bappeda Jatim
Studi tiru ini dilaksanakan di Ruang Rapat kampus 1 Umsida pada Rabu, (25/6/2025). Wakil Rektor 1 Umsida, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Umsida hingga jajaran dosen Prodi Kedokteran Umsida menyambut tiga delegasi UM Palu yakni Wakil Rektor 1 UM Palu, Dekan FK UM Palu, dan tim task force pembukaan FK Um Palu.
Selain itu, hadir pula Direktur Badan Perencanaan, Pemeliharaan dan Pengendalian Pembangunan (BP4) Umsida yakni Ir Nina Rusfalia Yosarini yang memegang peran penting dalam membangun infrastruktur dan fasilitas FK Umsida.
Studi Tiru Penataan Laboratorium FK Umsida
Dr Sudirman SKM MKES, Wakil Rektor 1 UM Palu membuka pertemuan studi tiru dengan menyampaikan sedikit pengalamannya dalam proses pembukaan Prodi Kedokteran.
“Saat prosesi wisuda tahun 2024, Prof Budu datang mewakili Majles Dikti Litbang PP Muhammadiyah. Dari momen itulah, beliau merekomendasikan kami untuk membuka Prodi Kedokteran,” ujarnya.
Sejak saat itulah, imbuh Dr Dirman, UM Palu segera mempersiapkan tenaga dosen terutama di bidang Biomedik dan fasilitas gedung sebagai persiapan pertama.
Lebih lanjut, UM Palu melakukan kunjungan ke beberapa Perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) yang memiliki Prodi Kedokteran untuk belajar lebih jauh tentang proses pembukaan Prodi.
“Setelah menyiapkan dosen, kami yang belum ada pengalaman, membangun gedung perkuliahan Prodi Kedokteran. Hingga ketika Bimtek, kami disarankan untuk belajar Umsida tentang pembangunan lab anatomi,” terang Dr Dirman.
Oleh karena itulah kunjungan studi tiru UM palu ke umsida ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang laboratorium Fakultas Kedokteran (FK) Umsida agar UM Palu bisa menyesuaikan konsep standar laboratorium FK.
“Maka hari ini kami ingin belajar dan melihat bagaimana penataan laboratorium FK umsida karena kami hanya memiliki laboratorium terpadu. Jadi berdasarkan arahan dari kelembagaan saat Bimtek, kami membutuhkan ilmu tentang penataan laboratorium,”
Dari kunjungan perdana ini, tambahnya, UM Palu akan belajar dan menyesuaikannya dengan kondisi yang ada di Palu.
Dr Dirman mengaku sangat bersyukur bisa studi tiru ke Umsida karena sejarah pembukaan FK Umsida yang sangat menginspirasi UM Palu, terutama dalam hal penataan laboratorium.
“Sebuah kehormatan bagi kami bisa diterima dengan sangat baik di Umsida. Saya rasa kampus ini adalah pilihan yang sangat tepat untuk studi tiru karena menjadi salah satu PTMA yang paling cepat dalam membuka FK. Semoga UM Palu bisa segera menyusul,” tutupnya saat sambutan.
Proses Pembangunan Infrastruktur Kedokteran Umsida
Menanggapi maksud dan tujuan studi tiru UM Palu, Wakil Rektor 1 Umsida, Prof Hana Catur Wahyuni ST MT PMI mengatakan bahwa pembangunan FK Umsida terlebih dalam hal infrastruktur, tak lepas dari peran BP4.
“Kolaborasi BP4 dengan tim tas Pos menjadikan laboratorium FK umsida, Alhamdulillah mendapat apresiasi pada saat asesmen lapangan, bahkan saat itu revisinya terbilang sedikit,” tuturnya.
Namun, imbuh Prof Hana, Umsida juga studi tiru ke kampus-kampus dalam proses pembukaan FK Umsida. Dari kunjungan itu, Umsida tak hanya meniru saja tapi juga memodifikasi sesuai standar kedokteran.
“Dari sisi fisik gedung, laboratorium, dan fasilitas lainnya, kami akademisi di FK bekerja sama dengan BP4. Di kesempatan ini, silahkan didiskusikan terkait apa yang dibutuhkan oleh UM Palu,” ujar dosen Prodi Teknik Industri itu.
Setelah sesi diskusi, tim UM Palu melakukan laboratory visit untuk mempelajari penataan laboratorium FK.
Lebih lanjut, Prof hana menjelaskan sejarah singkat pembukaan FK Umsida yang sudah memulai perjuangannya sejak 2022.
“Berhubung ada perubahan regulasi tentang pembukaan FK yang mensyaratkan bahwa di Pulau Jawa, FK bisa dibuka jika akreditasi perguruan tinggi sudah unggul atau 50% Prodi terakreditasi unggul. Jadi proses kami sempat terhenti,” terang Prof Hana.
Setelah itu, tambahnya, Umsida berfokus pada akreditasi Prodi dan institusi. Dengan capaian tersebut, Umsida memilih untuk membuka Fakultas Kedokteran Gigi terlebih dahulu lantaran syarat yang sudah terpenuhi.
“Hal itu membuat kami mengubah tatanan laboratorium FK yang sudah kami siapkan, kami ubah menjadi laboratorium FKG. Dua tikungan itu (akreditasi dan pembukaan FKG) mampu kami lalui hingga terbitnya FK Umsida,” ungkapnya.
Lihat juga: Mengunjungi Umsida, STIKI Malang Timba Banyak Ilmu
Dari diskusi ini, ia berharap UM Palu bisa berjalan bersama sama hingga bisa mendirikan Prodi Kedokteran UM Palu bisa terealisasi.
Penulis: Romadhona S.