Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kembali menjadi rujukan bagi perguruan tinggi nasional dalam pengelolaan sarana dan prasarana kampus.
Hari ini, (30/10), Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin melaksanakan studi tiru (benchmarking) ke Umsida untuk mempelajari sistem pengelolaan asrama mahasiswa yang dinilai efektif, nyaman, dan berkelanjutan.
Lihat juga: Persiapan Standarisasi Laboratorium Terpadu, UM Makassar Kunjungi Umsida
Bertempat di ruang rapat kampus 1, Dr Ir Arief Rahmad Maulana Akbar MSi IPU selaku Wakil Rektor II dan dosen FKG ULM Dr drg Irham Taufiqurrahman MSi Med SpBMM disambut hangat oleh pimpinan Umsida seperti Wakil Rektor II dan III, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigi, dan pengelola asrama Umsida.
Kunjungan ini bertujuan memperkuat jejaring institusi antar universitas serta meningkatkan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.
Rujukan tentang Pengelolaan Asrama

ULM memilih Umsida karena dianggap berhasil menerapkan sistem pengelolaan asrama mahasiswa yang tidak hanya mendukung aktivitas akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan nilai-nilai keislaman.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr Ir Arief Rahmad Maulana Akbar MSi IPU selaku Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum ULM Banjarmasin.
“Setelah mengikuti workshop dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, kami ingin menginisiasi pembangunan asrama. Jadi kami ingin mengetahui tentang polanya.” terang Dr Arief.
Ia melanjutkan bahwa kunjungannya ke instansi pendidikan Muhammadiyah juga didasari pada kompetensi pengelolaan badan pendidikan dan aset-aset yang baik.
“Kami ingin mendapat ilmu terkait pengelolaan asrama karena kami belum memiliki pengalaman dan gambaran,” tuturnya.
Saat ini, lanjut Dr Arief, ULM Banjarmasin sedang bergerak untuk melangkah dengan kinerja yang lebih baik.
Maksud dan tujuan tersebut disambut baik oleh Wakil Rektor 2 Umsida yakni Dr Heri Widodo SE MSi Ak CA.
“Dalam momen ini kita akan belajar dari masing-masing institusi dalam mengembangkan pendidikan tinggi di Indonesia,” ujar Dr Heri.
Ia mengajak delegasi ULM Banjarmasin untuk berdiskusi bersama dan berharap pertemuan ini bisa mencapai tujuan kunjungan ULM dan Umsida juga bisa belajar dari ULM Banjarmasin.
Pentingnya Pengelolaan Asrama Bagi Pendidikan Tinggi

Terkait asrama, Dr Heri mengatakan bahwa asrama Umsida merupakan tempat untuk membantu para mahasiswa mendapatkan tempat tinggal.
Lebih lanjut, Anis Farikha SThI MThI selaku pengelola asrama Umsida menjelaskan fungsi adanya asrama ini.
Asrama Umsida dikhususkan untuk mahasiswi yang terletak di kampus 3 yang memiliki 3 lantai dan terdiri dari 40 kamar.
“Selain jadi tempat tinggal mahasiswa, asrama Umsida juga kami fungsikan sebagai tempat singgah. Jika ada kegiatan mahasiswa yang butuh bermalam, maka kami sediakan asrama lantai satu,” terangnya.
Memang, kata Anis, itulah pentingnya sebuah universitas memiliki asrama. Karena ketika ada suatu kerja sama dengan institusi lain yang berlangsung lama, maka asrama tersebut bisa difungsikan sebagai tempat tinggal.
“Di lantai dua dan tiga, kami gunakan sebagai tempat tinggal mahasiswa Umsida. Sedangkan di lantai satu, sengaja aku kosongkan untuk keperluan insidental,” jelasnya.
Umsida sendiri telah mengembangkan model pengelolaan asrama yang berorientasi pada pembinaan karakter Islami dan kemandirian mahasiswa.
Mahasiswa yang tinggal di asrama diikutkan di berbagai kegiatan keagamaan. Mereka diefektifkan dalam tiga waktu salat yakni saat Subuh, Maghrib, dan Isya.
Lihat juga: BPH Umsida Sambut Kunjungan BPH Umri, Bahas 3 Topik Ini
Selain itu, mereka juga dirutinkan untuk murojaah Al Quran setiap setelah maghrib dan tahfidz.
“Kami juga melakukan pembinaan rutin setiap satu bulan sekali bersama mereka,” tutur Anis.
Penulis: Romadhona S.



















