Umsida.ac.id – Wiji Rahayu baru saja lulus dari jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), dengan predikat Cumlaude karena Indeks Prestasi Kumulatifnya yang tinggi yaitu 3,86 di Wisuda ke-38, Minggu (17/10). Ia berhasil menyelesaikan S1 Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial (FBHIS).
Bagi perempuan kelahiran tahun 1998 ini, bisa berkuliah hingga lulus mengikuti wisuda merupakan pencapaian yang membanggakan. Apalagi ia berasal dari keluarga sederhana yang tinggal dibawah kaki bukit di daerah Blitar. Dimana pendidikan belum terlalu diutamakan didaerah ini terutama untuk anak perempuan, “Mengingat didaerah tempat tinggal saya biasanya selepas sekolah SMP ataupun SMA, banyak anak perempuan yang menikah dengan dalih untuk meringankan beban keluarga,” ujarnya.
“Sehingga memotivasi saya untuk melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi. Saya ingin mendobrak stigma dalam masyarakat. Perempuan layak untuk berpendidikan tinggi,” tambahnya.
Saat ditanya mengenai hambatan ditemui selama perkuliahan, perempuan penyuka ungu mengatakan suka menunda-nunda waktu dalam menyelesaikan tugas. Hal ini terjadi karena sudah merasa jenuh dan lelah terlebih saat memasuki semester akhir. Tidak jarang skripsi dapat menjadi beban psikologis bagi mahasiswa disebabkan revisi terus menerus.
Saat dihadapkan kondisi tersebut, Wiji membagikan tipsnya untuk menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu. Ketika seseorang sudah memutuskan untuk kuliah, maka kuliah tersebut harus dituntaskan. Untuk itu, salah satu caranya yaitu melawan rasa malas, “Jangan malas! Malas atau hambatan itu pasti ada, tapi bukan berarti kita harus tetap bertahan pada zona nyaman terhadap kemalasan itu. Kemalasan yang dihadapi ketika mengerjakan skripsi dapat dilakukan dengan mengingat target-target sudah kita rancang sebelumnya tetapi belum tercapai,” ucapnya.
Perempuan kelahiran Bulan Mei yang aktif mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa (HIMA) Akuntansi menuturkan bahwa tidak ada kendala antara mengikuti kuliah dan berorganisasi, “Tidak ada kendala karena dilakukan secara daring. Jadi masih bisa dikondisikan dan membagi waktu,” ungkapnya.
Putri dari pasangan Sulasno dan Mujiatin pernah menjadi Asisten Laboratorium (Aslab) mengatakan bahwa kunci kesuksesan yaitu komitmen, “Kita harus melewati fase 1 sampai 10 secara bertahap. Kita dituntut untuk konsisten mengenai tujuan awal kita perkuliahan. Jangan sampai dipertengahan jalan kita terlena dengan lain!. Sehingga apa yang kita rencanakan sedari awal menjadi berantakan dan tidak maksimal,” pungkasnya.
Ditulis : Asita Salsabilla Maharani