Umsida.ac.id – Berawal dari keinginannya menjadi percaya diri di depan umum membawa Kiki Yunis Fika meraih predikat wisudawan berprestasi dalam acara wisuda Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ke-39 yang diselenggarakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan Kampus 1, Sabtu (18/6).
Wisudawan program studi (prodi) pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ini menang menjadi Achieving Silver Medal in Folklore in 9th Brawijaya Choir Festival 2019 bersama 40 temannya yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa Surya Nada Umsida.
Ia dan teman-temannya mengaransemen lagu daerah berjudul Bungong jeumpa, Kembang galengan dan satu lagu lainnya.
Demi tampil maksimal, Kiki dan teman-teman latihan setiap hari di kampus mulai pukul 9 pagi sampai sore bahkan sampai pukul 9 malam. Hal itu terus dilakukan selama kurang lebih 3 bulan. Selama waktu tersebut timnya juga tidak diperkenankan minum es untuk menjaga kualitas suara.
Dibalik kemenangannya, Kiki menyatakan bahwa alasan awal ia mengikuti UKM Paduan Suara Mahasiswa Surya Nada adalah agar lebih percaya diri di hadapan banyak orang. Alih-alih berhasil mendapat rasa percaya diri, ia malah juga mengerti bagaimana bernyanyi dengan cara yang tepat.
Kenyamanan di lingkungan UKM PSM juga mendukung dirinya semakin percaya diri karena selalu bertemu dengan teman yang berbeda fakultaa dan memiliki lingkup pertemanan lebih luas. Terlebih, ia bersyukur dapat kenal dengan wanita yang sering disapa Bu Evie sebagai pelatih UKM PSM yang memberikan banyak ilmu baik dalam hal musik maupun kedisiplinan.
Selain membuat dirinya percaya diri, lewat UKM PSM menjembataninya menjadi mahasiswa yang aktif di organisasi. “Semester pertama saya ikut HIMA (Himpunan Mahasiswa), BEM Fakultas, Teater, dan UKM PSM,” ungkapnya. “(Bahkan) waktu itu pulang hanya untuk ngelesi lalu kembali lagi kekampus,” tambahnya.
Ia menceritakan karena sangat sibuk, ia harus sampai menghabiskan hari Minggu-nya untuk organisasi. Sejak pukul sembilan pagi ia harus latihan sampai pukul 1, dilanjut latihan teater pukul 3 sore dan setengah 6 sudah harus ke Porong untuk mengikuti salah satu kegiatan mahasiswa FKIP Action (activis of education) sampai jam 9 malam.
Kendati demikian, ia tetap harus memprioritaskan belajar di bangku perkuliah karena kuliah tetap yang utaman baginya.
Di akhir wawancara, Kiki berpesan untuk teman-teman yang masih duduk di bangku perkuliahan atau sedang proses skripsi supaya terus semangat, jangan menunda untuk hal apapun terutama yang berkaitan dengan skripsi. Skripsi itu dikerjakan meskipun sehari dapat satu lembar. Dan selalu coba untuk menggali ilmu di luar kelas seperti mengikuti UKM atau organisasi karena hal ini memberikan banyak manfaat.
Ditulis : Angelia Firdaus