Umsida.ac.id – Sebanyak tiga belas mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) telah menyelesaikan studinya melalui publikasi ilmiah tanpa mengikuti sidang. Ketiga belas mahasiswa ini merupakan mahasiswa bimbingan Mukhlasin Amrullah MPdI.
“Memang di semester tujuh sudah ada program tugas akhir, dan kami ada opsi tanpa ujian dan tanpa skripsi. Kalau saya memberikan kemerdekaan kepada anak-anak, akhirnya mereka memilih publikasi artikel ilmiah. Topiknya pun saya bebaskan, itu nantinya tentu saya koreksi dari sudut pandang kebaruan penelitiannya” ujar dosen yang juga aktif di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo ini.
Baca juga: Kurikulum OBE Segera Diimplementasikan, Para Dosen Umsida Gali Ilmu
Karena itulah, lanjut Mukhlasin, mahasiswanya dibimbing sejak setengah tahun lalu agar artikel bisa dipublikasikan di jurnal Sinta. Ia menerangkan jika mahasiswa yang memilih jalur kelulusan publikasi artikel ilmiah tidak perlu mengikuti sidang akhir.
“Mahasiswa bimbingan saya ini sudah tidak perlu mengikuti sidang karena telah mempublikasikan artikelnya. Namun dengan catatan jurnal tersebut sudah terbit, yaitu dengan diterimanya Letter of Acceptance (LoA) dari penerbit,” lanjutnya.
Dari ketiga belas mahasiswa ini, terdapat sembilan mahasiswa yang memilih penelitian penelitian kualitatif dan empat sisanya memilih research and development. Salah satu mahasiswa bimbingan Mukhlasin yakni Dian Nur Azizah, ia mulai mengerjakan artikel penelitiannya sejak Oktober tahun lalu atau saat ia baru saja menginjak semester tujuh.
“Di PGSD sekarang kita bisa milih, publikasi jurnal di luar atau di Umsida kan. Kalau publikasi di Umsida kita wajib sidang akhir, tapi kalau publikasi di luar yang terindeks Sinta 1-4 kami sudah bebas sidang akhir,” ucapnya.
Baca juga: Keseimbangan Iman dan Mental Melalui Doa, Karya Mahasiswa Umsida
Dian dan teman-temannya ini adalah angkatan pertama prodi PGSD yang lulus tanpa sidang akhir. Di tahun sebelumnya, mahasiswa yang dibebaskan dari sidang akhir adalah mereka yang mempublikasikan jurnal ilmiahnya di Sinta satu dan dua saja, selebihnya tetap mengikuti sidang akhir. Untuk saat ini regulasi tersebut diganti dengan syarat lulus tanpa sidang adalah bagi mahasiswa yang berhasil mempublikasikan artikel ilmiahnya di Sinta 1-4.
Mahasiswa bimbingan Mukhlasin ini kompak mengerjakan artikel mereka bersama-sama, hingga kisaran April merek mengumpulkan jurnal mereka ke penerbit. Mereka tidak langsung mengumpulkan jurnalnya ke Sinta empat, namun secara bertahap.
“Jadi kan kisaran bulan April sampai Juni kita submit, tapi tidak langsung kita tujukan ke Sinta empat. Kita ke Sinta satu dulu, baru setelah tidak ada jawaban ya kita tarik jurnalnya lalu direvisi, baru diunggah lagi ke Sinta dua, dan seterusnya hingga kita tembusnya di Sinta empat,” sambung Dian.
Baca juga: TOT RPL 2023, Rektor Umsida: Tahun Ini Kita Buka PMB Jalur RPL
Kiat Lulus Tanpa Sidang Akhir
Dwi Putri Ayu Lestari, mahasiswa lain yang lulus melalui jalur ini menerangkan kiat agar bisa menyelesaikan tugas akhirnya ini. Konsisten dan optimis dijadikan Dwi sebagai pedomannya.
“Kalau sama pak Mukhlasin itu kita bimbingannya selalu bersamaan, seminggu ada dua kali bimbingan. Jadi tiap setelah bimbingan kita harus ada kemajuan, pak Mukhlas selalu minta kita bimbingan bareng agar bisa ngejar waktu juga biar lulusnya tidak telat,” ungkapnya.
Selain itu, jika ada salah satu dari mereka yang mengalami kesulitan dan ketinggalan dengan teman-teman lainnya, mereka saling membantu satu sama lain. Optimisme mahasiswa dalam mengerjakan jurnal juga diterapkan karena revisi yang diterima berbeda-beda.
“Misalkan progres saya ketinggalan, ya mereka ikut membantu saya menyelesaikannya. Pun juga dengan saya yang harus bersemangat agar bisa mengejar progres teman-teman, makanya kita selesainya juga di waktu yang beriringan,” lanjut Dwi.
Baca juga: Peniadaan Skripsi, Wakil Rektor 1 Umsida Jelaskan 5 Alternatif Penggantinya
Mereka merasa bersyukur bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu dan tanpa mengerjakan skripsi. Walau saat mengerjakan jurnal mereka harus berpikir agar penelitiannya bisa dimampatkan lebih ringkas daripada skripsi. Regulasi pemerintah terkait penghapusan skripsi juga mereka anggap menguntungkan mahasiswa.
Penulis: Romadhona S.