Umsida.ac.id – Pendidikan karakter menjadi fondasi penting di era yang serba digital ini.
Penyampaian pendidikan karakter pun juga harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Lihat juga: Umsida Bekali Para Fasilitator PKMU 2025-2026 Hadapi Tantangan Pendidikan Karakter
Dosen Al Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (AIK Umsida), Ainun Nadlif MPdI mengatakan bahwa mahasiswa saat ini memiliki karakter yang sangat berbeda dari mahasiswa-mahasiswa sebelumnya.
Oleh karena itu, Umsida memiliki program Pendidikan Karakter Mahasiswa Umsida (PKMU) yang menarik dan menurut Ainun sangat dibutuhkan oleh mahasiswa yang baru mengenal dunia kampus.
Sebelum mengikuti PKMU, Ainun menjelaskan bahwa pemahaman mahasiswa terkait karakter masih bersifat ilmu pengetahuan.
Artinya, mereka hanya paham bahwa karakter sebagai sekedar ilmu saja, padahal lebih dari itu.
Bagaimana Karakter Anak Muda Saat Ini?

“Sebagai remaja muslim, harus lebih memahami lebih tentang karakter,” tegasnya.
Misalnya saja, mahasiswa saat ini tidak bisa lepas dari dunia maya, khususnya gadget.
Sehingga pengaruh gadget itu lebih besar dari pada pendidikan agama dan karakter Islam.
“Kalau lebih condong ke dunia maya, bukan tidak mungkin kalau anak muda lebih condong ke arah negatif,” terang Ainun.
Oleh karena itu, lanjutnya, sadar atau tidak, bahwa pembentukan karakter mahasiswa tidak bisa lepas dari apa yang menjadi kegemaran mereka di era digital ini.
“Maka jika dibandingkan, penilaiannya ada pada sikap dan perilaku mereka. Dulu, mahasiswa belum semasif ini dengan dunia maya sehingga tidak banyak tahu tentang perilaku yang menyimpang di tengah masyarakat,” kata Ketua Pusat Studi AIK Umsida itu.
Hal tersebut sangat berbeda dengan mahasiswa saat ini yang banyak tahu tentang bagaimana perilaku yang mendorong mereka ke arah negatif.
“Intinya, teknologi era sekarang sudah menjadi fokus oleh mahasiswa,” tandas Ainun.
Model Pendidikan Karakter
Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang model pendidikan karakter yang cocok untuk generasi sekarang.
Lantas ia menilik empat metodologi belajar dalam Islam. Yang pertama yaitu at tarbiyah bil mauidzah.
“Yaitu mendidik mereka di tengah teknologi informasi canggih, tapi harus terus memberi pesan-pesan positif. Pesan itu tidak boleh berhenti, harus teru disampaikan,”
Yang kedua yakni at tarbiyah bil ‘adah, yaitu mendidik dengan kebiasaan positif.
“Bagi mahasiswa yang belum mengikuti pendidikan karakter, mereka menganggap kebiasan buruk itu sebagai hal yang biasa. Maka perlu ditambahkan di dalam sistem pendidikan tinggi itu kebiasaan yang baik,” jelasnya.
Ketiga, imbuh Ainun, adalah at tarbiyah bil kisah, yaitu mendidik para generasi muda untuk merefleksikan dirinya dalam tinjauan kisah sejarah.
“Kenapa Firaun bisa ditenggelamkan, kaum Nabi Luth diberi azab, dan lainnya. Kisah tersebut ada supaya mereka mengingat bahwa kisah itu penting karena di dalam Al Quran juga telah mengajarkan,” tandasnya.
Jadi kisah itu memberikan gambaran tentang bagaimana manusia melangkah ke arah yang lebih baik.
Yang keempat yakni at tarbiyah bil ‘uqubah, yakni mendidik dengan konsep reward dan punishment.
Jika mahasiswa yang mengikuti PKMU belum bisa membaca Al Quran, maka mereka harus rajin mengikuti bimbingan sampai post test yang menentukan bisa tidaknya membaca Al Quran.
“Semua mahasiswa yang akan berkuliah di sini, akan dibimbing dengan metode ini agar ketika lulus kelak, mereka terbebas dari buta baca Al Quran,” dosen lulusan S2 Pendidikan Islam UIN Sunan Ampel tersebut.
Cara Menyampaikan Pendidikan Karakter

Lalu, bagaimana cara menyampaikan pembelajaran pendidikan karakter ini? Ainun menjelaskan bahwa sebagai pendidik, mereka tak hanya mengasuh, tapi juga harus mengasah dan mengasih.
“Kami tidak hanya mentransfer pengetahuan atau asah saja, tapi juga asuh yang berupa pembimbingan keteladanan seperti orang tua dan anak. Lalu asih yang merupakan pembimbingan kasih sayang,” jelas Ainun.
Pembelajaran saat ini, imbuhnya, diperlukan proses pembelajaran yang melibatkan semua media yang mendukung proses belajar sehingga peserta didik merasa nyaman tak hanya tekstual tapi juga kontekstual.
Yang perlu ditekankan dalam pendidikan karakter saat ini adalah memperkuat pedoman Al Quran dan Sunnah untuk melangkah.
Lihat juga: Pentingnya Pendidikan Karakter Islami Bagi Mahasiswa
“Jika pedoman itu sudah jelas, maka InsyaAllah kita bisa merespon kehidupan zaman apapun tidak ada masalah karena Islam mengajak kita untuk dinamis, luwes terhadap perubahan zaman tapi tetap berpegang teguh pada ajaran agama,” tutur anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Sidoarjo itu.
Penulis: Romadhona S.



















