7 Kebiasaan Sederhana untuk Mengurangi Paparan Mikroplastik Menurut Ahli Umsida

Umsida.ac.id – Selain karena masifnya penggunaan plastik di hampir seluruh aktivitas manusia, pakar lingkungan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Syahrorini Syamsudduha MT  mengungkapkan bahwa mikroplastik bisa masuk ke dalam tubuh manusia karena kurangnya kesadaran masyarakat.

Lihat juga: Mikroplastik dalam Tubuh Manusia, Dosen Umsida: Sudah Dijumpai dalam Bentuk Penyakit yang Meningkat

“Mereka kurang kesadaran dalam membuang sampah tanpa melalui 3R, yakni Reduce (mengurangi sampah), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (daur ulang sampah),” terangnya. 

Selain itu, tambah Dr Rini, masih banyak masyarakat yang membuang sampah di bantaran sungai terutama sampah plastik yang muda terbawa sampai ke laut. 

Ia menjelaskan bahwa sampah plastik sangat mudah terbawa arus dan angin sehingga partikelnya dapat menjangkau daerah terpencil. 

Wilayah lautan yang luas seperti Samudra Pasifik dan Atlantik memiliki konsentrasi sampah plastik yang besar dan berpotensi mempengaruhi ekosistem laut. 

“Selalu perlu diadakan sosialisasi dalam pengolahan sampah baik organik maupun anorganik, dimulai dari rumah tangga dan pada anak usia dini dengan memasukkan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dalam pembelajaran,” terang dosen Prodi Teknik Elektro itu. 

Tindakan ini telah ia terapkan dalam program abdimasnya di sekolah Muhammadiyah dan Aisyiyah melalui Majelis Lingkungan Hidup dan Lembaga lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Sidoarjo. 

Tahun ini, imbuhnya, PDA Sidoarjo berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Muslimat, Fatayat dan Kecamatan Wonoayu melakukan program sosialisasi tentang pengolahan sampah.

Hal ini bertujuan memberikan pembelajaran bagaimana pengolahan sampah organik maupun anorganik sebelum dibuang ke TPS.

Bagaimana Cara Mengolah Limbah Plastik?

pengolahan sampah anorganik kurangi mikroplastik

Sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2008 terkait pengelolaan sampah, Dr Rini mengatakan bahwa pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. 

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.

Lalu Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan. 

“Sesuai UU tersebut, pemilahan sampah harus dilakukan dari rumah tangga masing-masing dan menerapkan 3R sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2012,” imbuhnya.

Demikian juga untuk limbah cair. Sebelum dibuang, kata Dr Rini, sampah harus dilakukan netralisasi, pembuangan limbah cair juga harus ada surat.

Lihat Juga :  La Nina: Penyebab, Dampak, dan Potensi Bencana Menurut Pakar Umsida

Ia berpendapat bahwa izin pembuangan limbah cair adalah perizinan penting dalam mengatur dan memastikan pengelolaan limbah cair yang sesuai dengan standar lingkungan yang akurat. 

Maka dari itu, kata Dr Rini, dengan mematuhi prosedur dan persyaratan yang ketat, perusahaan dapat menjaga keberlanjutan operasional mereka sambil meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. 

“Hal ini mencakup pengajuan dokumen, penilaian teknis, dan validasi sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang keseluruhannya menjamin bahwa saat melakukan pembuangan limbah cair sudah sesuai standar dan aman,” terangnya.

Dampak Paparan Mikroplastik dan Pihak yang Terlibat

Semakin banyaknya sampah mikroplastik ini tentu menimbulkan berbagai dampak, terutama ekosistem laut.

Dr Rini menjelaskan bahwa mikroplastik yang terkonsumsi oleh ikan dan plankton dapat mempengaruhi kesehatan mereka, menyebabkan gangguan reproduksi, malnutrisi, dan bahkan kematian. 

Lalu, partikel ini juga berdampak pada kondisi tanah. Mikroplastik dapat terakumulasi di tanah melalui penggunaan pupuk organik yang tercemar oleh plastik, limbah padat, atau dari penyebaran serat mikro dari produk tekstil. 

“Selain itu, hujan dapat membawa partikel mikroplastik dari udara ke tanah, memperluas penyebaran kontaminasi plastik di lingkungan daratan,” katanya.

Oleh karena itulah, dalam menanggulangi dampak tersebut, dibutuhkan banyak pihak agar paparan mikroplastik bisa berkurang.

“Pemerintah yang membuat regulasi, bisa mensosialisasikan ke Masyarakat melalui organisasi kemasyarakatan. Lalu PKK desa bisa memberikan pelatihan untuk mengolah sampah,”  tuturnya.

Lihat juga: Ajarkan Pengolahan Sampah Kepada Masyarakat, Dosen Umsida Wujudkan SDGs-13

Cara Sederhana untuk Mengurangi Paparan Mikroplastik

pemilahan sampah kurangi paparan mikroplastik

Lantas Dr Rini memberikan beberapa hal agar tidak terkena paparan mikroplastik. DI antaranya:

  1. Mengurangi limbah/ sampah plastik yang dihasilkan sehari-hari dengan prinsip 3R.
  2. Melakukan resiklis, atau membuat plastik menjadi bahan baku baru).
  3. Menghindari penggunaan produk plastik sekali pakai seperti (kantong plastik, sedotan plastik, alat makanan berbahan plastik sekali pakai), dan menggantinya dengan alat-alat yang bisa digunakan berkali-kali pakai.
  4. Hindari memanaskan makanan atau bahan konsumsi apapun dalam wadah plastik karena kandungan plastik akan terurai dan dapat larut kedalam makanan.
  5. Mengurangi penggunaan wadah makanan yang berbahan plastik atau beralih pada wadah makanan non plastik untuk menyimpan makanan dan minuman.
  6. Mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang menggunakan wadah, atau kemasan dari plastik.
  7. Memilah sampah plastik. Banyak sampah plastik bukanlah sampah/ limbah, tetapi masih memiliki nilai ekonomi.

Penulis: Romadhona S.

Berita Terkini

muhammadiyah
Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadan 2026 pada 18 Februari
October 23, 2025By
S2 Ilmu Komunikasi Umsida
S2 Ilmu Komunikasi Umsida Sudah Buka, Siap Cetak Pakar New Media
October 13, 2025By
prodi sains data
Umsida Resmi Buka S1 Sains Data, Siap Buka Peluang Data Analyst
October 11, 2025By
pendampingan korban Ponpes Al Khoziny
Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Panik, Bramasgana Umsida Dampingi 4 Hari
October 4, 2025By
Umsida dan PT Mellcoir Sport Indonesia
Magang di PT Mellcoir Sport Indonesia, Mahasiswa Umsida Ikut Expo UMKM di Jakarta
October 3, 2025By
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny: Sekitar 60 Korban Masih Tertimbun
October 2, 2025By
Umsida kampus ramah nonmuslim
Jadi Kampus Ramah Latar Belakang Agama, Ini Cerita Malvin dan Keluarga Tentang Umsida
September 3, 2025By
workshop open data Jawa Timur
Open Data Jadi Kunci Analisis Berbasis Bukti dalam Workshop Statistik Sektoral Seri 11
August 25, 2025By

Riset & Inovasi

lang and tech
Lang and Tech, Inovasi PBI dan PTI Umsida Tunjang Materi secara Daring
October 19, 2025By
renalmu.com
Aplikasi Renalmu.com, Inovasi Dosen Umsida Dorong Transformasi Digital Pelayanan Hemodialisis di Rumah Sakit
October 17, 2025By
alat pemeriksaan kesehatan digital
Umsida Buat Alat Cek Kesehatan Tanpa Jarum, Mudahkan Pemeriksaan
October 9, 2025By
hibah PTTI dan PISN
Dosen Umsida Raih Hibah PTTI dan PISN 2025, Kenalkan Sidoarjo Melalui Film Dokumenter Budaya
October 7, 2025By
inovasi alat pembakaran sampah tanpa asap 3
Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap, Inovasi Dosen Umsida Tekan Masalah Sampah
September 25, 2025By

Prestasi

Tim fisioterapi Umsida
Tim S1 Fisioterapi Umsida Juara 2 Medical and Health Competition Vol 2 2025
October 21, 2025By
inovasi limbah cangkang kupang 3
Olah Limbah Cangkang Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Raih Juara 2 PKP2 PTMA 2025
October 19, 2025By
relawan pajak Umsida
Punya Relawan Pajak Terbanyak 2025, Tax Center Umsida Dapat Penghargaan dari DJP Jatim II
October 18, 2025By
S2 Ilmu Komunikasi Umsida, perguruan tinggi
Umsida Masuk Jajaran Perguruan Tinggi dalam THEs University Impact Rankings 2026
October 15, 2025By
teknik mesin Umsida juara 1 lomba nasional
Teknik Mesin Umsida Raih Juara 1 Lomba Prototype LNT-RBM 2025
October 10, 2025By