Umsida.ac.id – Training for Muhammadiyah English School Teachers Boost Your English Public Speaking yang digagas oleh salah satu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (PBI Umsida), Dr Dian Rahma Santoso MPd, turut menggandeng Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo.
Lihat juga: Kembali Digelar, IVSC 2025 Gandeng 10 Kampus Dalam dan Luar Negeri
Pelatihan yang berlangsung selama delapan pertemuan ini diikuti oleh 26 guru sekolah Muhammadiyah se-Sidoarjo, mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas.
Sambut Baik PDM Sidoarjo
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo, Muhammad Kohar SSos MSi mengungkapkan rasa terima kasih kepada Umsida yang telah memberikan layanan kepada para guru Muhammadiyah di Sidoarjo.
“Terus terang ketika ada peluang, saya langsung meminta pelatihan ini untuk diterapkan di Sidoarjo. Dan mungkin dari sekian banyak PDM se-Indonesia, AUM yang berkembang paling cepat ada di Sidoarjo,” tuturnya.
Untuk itu, ia berharap para guru bisa mengikuti pelatihan ini dengan baik dan saksama. Terlebih kegiatan ini bisa menjadi amal jariyah berupa ilmu jika diterapkan di sekolah masing-masing nantinya.
“InsyaAllah ini terus sebagai amal sholah yang tiada hentinya. Saya harap bapak ibu bisa menggunakan amanah ini dengan sebaiknya,” katanya.
Setelah itu, dilakukan penandatanganan MoA antara Majelis Dikdasmen PDM Sidoarjo dengan Pusat Bahasa Umsida dan Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris Umsida.
Mengapa Guru Harus Memiliki Kemampuan Public Speaking?
Selain untuk mengimplementasikan hasil disertasinya, Dr Dian membeberkan alasan lain terkait pentingnya pelatihan public speaking ini.
Yang pertama, ia melihat bahwa para guru Muhammadiyah di Sidoarjo masih memiliki sedikit kesempatan untuk berbicara di depan publik.
Hal tersebut dikarenakan saat mengajar para guru tak banyak menerapkan kemampuan berbicaranya.
Jadi di pelatihan ini, Dr Dian melihat antusias para peserta pelatihan karena berkesempatan untuk berbicara bahasa Inggris lebih banyak.
Selain itu, ada beberapa guru bahasa Inggris di sekolah yang tak hanya mengajar pelajaran bahasa Inggris saja. Mereka juga mengajar mata pelajaran lain, seperti seni budaya, Kemuhammadiyahan, dan lainnya.
“Jadi pelatihan ini bisa membangkitkan semangat mereka dari sisi akademik yang berkutat dengan siswa setiap hari, serta materi pelajaran yang hampir sama di tiap semesternya,” terang Dr Dian.
Lalu, sekolah Muhammadiyah yang sudah mulai menerapkan visi internasionalisasi. Menurutnya, banyak sekolah yang belum mengarah ke visi tersebut namun ingin dan berharap memiliki visi internasionalisasi sekolah.
Dan salah satu bentuk penguatan internasionalisasi itu sendiri adalah kemampuan bahasa Inggris.
“Jadi guru harus memiliki kemampuan di bidang public speaking dan dibiasakan,” ujar dosen yang meraih gelar doktor di Universitas Negeri Malang itu.
Dilihat sisi komunikasi, tambah Dr Dian, guru masih belum leluasa membiasakan berbicara dengan bahasa Inggris.
Dari pelatihan inilah, Dr Dian berharap bisa menjembatani para guru agar lebih fasih berbahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari.
Lihat juga: Lebih Percaya Diri Saat Public Speaking, Dosen Umsida Latih 26 Guru Muhammadiyah se-Sidoarjo
“Sehingga ketika hari visi internasionalisasi itu diterapkan, mereka tinggal mempersiapkan kelanjutannya saja. Jadi ini adalah bekal dasar seorang guru untuk berbicara orang asing, atau forum internasional,” tuturnya.
Penulis: Romadhona S.