Umsida.ac.id – Lebaran menjadi salah satu momen besar bagi Indonesia untuk kembali menjalin silaturahmi dan membuka pintu maaf. Namun saat Raya Idul Fitri pula seseorang harus lebih bijak dalam mengatur keuangan bahkan saat momen hari raya ini pengeluaran selalu membengkak.
Lihat juga: Dosen Umsida Jelaskan 3 Sistem Keuangan Digital dan Evolusi Perilaku Keuangan di Era Digital
Direktur Direktorat Pengembangan Bisnis dan Investasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yakni Hasan Ubaidillah SE MM, mengatakan bahwa momen lebaran merupakan salah satu ajang untuk berkumpul bersama keluarga (mudik). Momen tersebut digunakan untuk menunjukkan kapasitas keluarga secara personal maupun ekonomi.
“Yang bekerja sudah lama, mereka pulang dan menunjukkan kalau mereka sudah sukses di perantauan. Hal tersebut biasanya terlihat dari baju atau fashion lainnya. Mereka menunjukkan eksistensi ekonominya,” tuturnya.
Di hari Raya Idul Fitri, pendapatan memang lebih tinggi daripada biasanya. Hal ini karena menjelang lebaran biasanya karyawan menerima Tunjangan Hari Raya (THR). Tetapi dari sisi pengeluaran, momen Raya Idul Fitri lebih berbahaya dari hari biasa. menurut Ubaid, pengeluaran lebaran lebih banyak. Kenapa? Karena waktu lebaran, banyak produk diskon yang susah ditolak orang. Bahkan barang yang bukan kebutuhan pun mereka membeli agar “dipandang” orang lain.
Tips mengatur keuangan jelang lebaran
Setelah itu, Ubaid membagikan tips mengatur keuangan menjelang Raya Idul Fitri agar saldo tidak berakhir nol setelahnya. Berikut diantaranya:
1. Membuat perencanaan
Membuat perencanaan terutama di bulan-bulan mendekati Idul Fitri sangatlah penting. Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan seperti pengeluaran untuk sedekah untuk membeli keperluan rumah mudik, hingga bagi-bagi angpao.
Agar perayaan lebaran tidak terhambat masalah finansial, maka pastikan membuat perencanaan ini jauh sebelum lebaran, bahkan sebelum bulan Ramadan. Bisa juga perencanaan ini dilakukan saat awal bulan setelah menerima gaji. Catat perencanaan ini dengan detail dan komitmen.
2. Tidak tergesa-gesa membeli
Setelah melakukan perencanaan dengan matang, kalau masih ada rezeki lebih, Ubaid menyarankan untuk menyimpan uang tersebut dan tidak tergesa-gesa melakukan pembelian. Apalagi sampai tergoda potongan harga.
Lihat juga: Mengapa Lembaga Bank Konvensional Banyak Digunakan Pedagang Untuk Modal Usaha?
Ia melanjutkan, “Kalau tergesa-gesa nanti takutnya malah setelah mengeluarkan uang dan mendapat barangnya malah barang tersebut tidak sesuai harapan. Karena di bulan Ramadan seluruh perusahaan dan produk memberikan promosi yang luar biasa membuat pembeli semakin tergiur jadi jangan tergesa-gesa saat membeli agar tidak percaya,”.
3. Tetap sisihkan uang
Walau pengeluaran selama lebaran sudah ter-plotting dengan baik tetap sisihkan uang sebagai persiapan untuk kebutuhan setelah lebaran. Apalagi biasanya, setelah momen lebaran, adalah dimulainya sekolah si kecil. Jadi, orang tua harus pintar-pintar membagi keuangannya.
4. Menentukan prioritas
Saat mengatur pengeluaran untuk Idul Fitri, alangkah baiknya mendahulukan hal-hal yang penting. Di sini, Ubaid menekankan agar memprioritaskan keuangan untuk sedekah dan zakat. Baru setelah itu, uang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder lebaran seperti baju, hantaran, atau angpao.
5. Belanja lebih awal
“Kalau tips dari saya, usahakan membeli bahan pokok atau sembako untuk hari raya lebih awal. Nanti pas bulan Ramadan atau mendekati lebaran, kita tinggal memenuhi kebutuhan tambahan saja,” lanjut dosen prodi Manajemen tersebut.
Karena tak hanya diskon, mendekati hari Raya Idul Fitri, bahan pokok cenderung naik. Selain itu, mendekati hari lebaran, banyak orang yang berbondong-bondong mencari barang yang sama sehingga rawan terjadi kelangkaan produk.
Jadi, pembeli harus pintar-pintar memilih produk untuk menekan biaya pengeluaran. Tapi, perlu juga meneliti dan mempertimbangkan harga harga dan kualitas produk yang dibeli agar pemakaiannya tahan lama.
6. Sedekah
Tetap prioritaskan sedekah terlebih dahulu sebelum menggunakan uang untuk keperluan lainnya. karena esensi bulan Ramadan yang utama adalah ajang untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
Ubaid menyarankan untuk menyisihkan uang di awal untuk membayar zakat fitrah. Selain itu, jika memang masih ada uang sisa, lebih baik digunakan untuk membantu orang-orang sekitar yang kurang mampu.
“Jangan sampai nanti kalau sudah asyik berbelanja baju lebaran malah lupa kalau belum menyisihkan harta untuk zakat,” pesan Ubaid.
7. Tidak mudah tergoda promo
Hari Raya Idul Fitri menjadi momen untuk berburu barang dengan harga miring. Apalagi online shop yang gencar memberi tawaran promo menarik. Tak hanya menahan diri dari godaan lapar dan haus saja, saat berpuasa, tapi juga menahan diri agar tidak mudah tergoda diskon, apalagi barang tersebut bukan kebutuhan utama.
Lihat juga: E-Wallet, Ini 10 Kelebihan dan Kekurangannya
Berbelanja saat melihat diskon tidak membuat hemat begitu saja. Alih-alih mendapatkan harga miring, berbelanja ketika ada penawaran malah akan menghabiskan uang.
Apalagi jika seseorang mendapat THR, semakin banyak pendapatan maka semakin banyak pula komitmen untuk berbelanja. Hal itu harus bisa diatur pintar-pintar.
8. Budgeting untuk mudik
Untuk orang yang sedang berada di perantauan atau jauh dari keluarga, momen Raya Idul Fitri digunakan sebagai ajang melepas rindu dan berkumpul bersama keluarga besar. Oleh karena itu, bagi pemudik sebelum lebaran, hendaknya mem-plotting biaya yang harus dikeluarkan untuk mudik. Mulai dari tiket, perlengkapan selama perjalanan, hingga buah tangan untuk keluarga.
Itulah tadi tips mengatur keuangan dari Direktur Direktorat Pengembangan Bisnis dan Investasi Umsida. Semoga dengan menerapkan tips ini, momen lebaran buka membuat seseorang kehilangan harta, tapi sebagai momen untuk menjaga kestabilan finansial bahkan hingga setelah lebaran.
“Walaupun banyak pengeluaran, hal itu juga bisa dijadikan penyemangat seseorang agar lebih giat bekerja untuk mempersiapkan lebaran. Siapapun kita yang saat lebaran ini yang punya rezeki tambahan, gunakanlah untuk berbagi, jangan dihabis-habiskan,” jelas Ubaid.
Penulis: Romadhona S.