Umsida.ac.id – Tim dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) telah melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat dengan memasang PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) menggunakan sistem kontrol jarak jauh pada Masjid Baitul Muttaqin di Desa Gebang, Dusun Pucukan, Kecamatan Sidoarjo, Senin (08/02).
Salah satu anggota tim Dr. Ir. Jamaaluddin, MM. mengatakan bahwa listrik sudah masuk di Dusun Pucukan namun di kala saat ada angin kencang atau hujan deras listrik mereka sering terganggu karena jarak antara gardu listrik dengan rumah warga Pucukan sangat jauh. Sehingga tim Umsida perlu untuk membantu mereka dalam pemasangan PLTS ini.
Pemasangan PLTS dipasang di Masjid Baitul Muttaqin (satu-satunya masjid yang ada di Desa Pucukan) sebab masjid tersebut selain untuk jalannya ibadah juga dipergunakan untuk kegiatan sosial masyarakat (titik kumpul masyarakat). PLTS tersebut dipasang dilengkapi dengan controlling supaya Tim Umsida bisa memantau dari jarak jauh menggunakan smartphone.
“Sebab lokasi antara desa dengan kota sangat jauh maka kita memasang PLTS ini dilengkapi dengan controllingnya juga yang mana controlling ini nanti bisa memberi informasi ke kita melalui aplikasi yang ada di handphone. Jadi melalui android ini kita bisa mendapat informasi berapa arus maupun tegangan dari sistem yang disinari matahari. Setelah dari sistem ini menuju ke bebang yang juga dipasang kontrol arus dan tegangan artinya kalau tegangannya bagus lalu arusnya tidak ada, saat itu malam hari semestinya lampu menyala tetapi arusnya nol ini perlu dipertanyakan, Apakah disana tidak ada kegiatan atau sistem kita ada yang rusak?Nah hal seperti ini bisa kita kontrol dari jarak jauh,” jelasnya.
Untuk sampai di Dusun pucukan, tim Umsida menggunakan transpotrasi berupa sepeda motor yang memakan waktu sekitar satu jam, hal ini dikarenakan kondisi jalan yang masih setapak. Selain menggunakan sepeda motor kita juga bisa menyewa perahu sebab di sana terdapat pertambakan.
“Setelah kami ke sana, desa tersebut memang benar-benar terpencil dan mode trasportnya yang bisa dipakai hanya sepeda motor sebab jalannya hanya setapak dan kanan kiri itu sudah tambak, dan hal ini waktu tempuhnya sekitar satu jam. Jika tidak ingin naik sepeda motor kita bisa menyewa perahu yang ada di sana dan terbilang harganya cukup mahal,” ungkapnya.
Jamal juga menuturkan bahwa untuk langkah selanjutnya ia dan timnya sudah memiliki rencana untuk beberapa tahun kedepan untuk Dusun Pucukan dengan membantu masalah pompa air yang masih menggunakan PLN.
Ditulis : Fitria Trisna Sisiliani
Edit : Anis Yusandita