Umsida.ac.id – Di tangan Mahasiswa Umsida Tim KKN-P 28, telur asin berhasil dikreasikan menjadi suatu cemilan krupuk yang renyah dan gurih, Kamis (4/3). Di Masangan Kulon, telur asin dikenal sebagai makanan khas sekaligus oleh-oleh. Hal ini lah yang membuat tim 28 tergerak untuk memanfaatkan potensi tersebut sehingga dapat meningkatkan UMKM warga Masangan Kulon.
Awalnya, tim 28 mulai mencari tahu pembuatan krupuk telur asin melalui internet. Mereka langsung melakukan uji pembuatan kerupuk telur asin. Bahan-bahan yang digunakan oleh tim 28 sangat mudah di dapatkan. Bahan utama nya adalah telur asin yang sudah matang kemudian dipisahkan terlebih dahulu antara putih dan kuning telur. Selanjutnya, putih telur diberi bawang putih dan rempah-rempah lainnya dan di blender hingga halus.
Kuning telur yang telah dipisahkan, kemudian dihaluskan dengan sendok makan. Lalu putih dan kuning telur asin diolah dengan campuran tepung tapioka dan tepung terigu. Putih dan kuning telur yang sudah diolah akan dijadikan satu untuk dibungkus menggunakan daun pisang yang sudah dikeringkan. Selanjutnya, adonan krupuk telur asin dikukus dan dimasukkan ke dalam kulkas agar mendapatkan hasil yang bagus.
Setelah 10 hari gagal memproduksi krupuk karena tidak ada cuaca panas untuk mengeringkan krupuknya, tim 28 akhirnya berhasil memproduksi kerupuk telur asin. Ide membuat krupuk telur asin ini muncul pada pertemuan ke 3 dari tim 28, saat sedang berkumpul di rumah milik salah satu anggota tim.
Setelah berhasil, tim 28 pun sepakat untuk mengadakan penyuluhan tentang krupuk telur asin. Kegiatan ini berlangsung pada hari Rabu di Balai Desa Masangan Kulon, Sukodono. Harapan nya, kegiatan ini mampu menggembangkan UMKM masyarakat Desa Masangan Kulon menjadi lebih baik.
Ketua Koordinator Desa Tim KKN-P 28, Ahmad Ashidan mengatakan bahwa penyuluhan pembuatan krupuk telur asin ini merupakan Gong dari acara tim KKN-P 28. Hidan dan tim berharap, melalui program ini kelompoknya bisa meningkatkan UMKM di masyarakat Masangan Kulon, agar UMKM mereka bisa kembali dengan baik seperti sebelum adanya pandemi covid-19. “Melihat dari peluang kerja yang sangat susah pada saat pandemi berlangsung, kami memilih membuat usaha sendiri dengan bermodalkan telur asin yang diubah menjadi kerupuk telur asin,” ungkapnya.
Ia pun membeberkan arti dari nama produk nya. “Nama Saltegg berasal dari kata Salt Egg yang artinya telur asin yang menjadi bahan utama dari krupuk telur asin dan Kreezz artinya renyah,” jelasnya.
Penulis : Sofi Eka Yulianti
Editor : Ping Darojat Gumilang