Umsida.ac.id –
Mahasiswa KKN-P (Kuliah Kerja Nyata-Pencerahan) kelompok 42 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berhasil membuat alat cuci tangan otomatis untuk membantu mencegah penyebaran virus Covid-19 di Desa Bligo, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Rabu (24/03).
Menurut tim KKN-P kelompok 42, alasan dibuatnya alat ini karena penularan virus Covid-19 dapat terjadi melalui percikan dahak, sentuhan pada permukaan atau benda yang tertular virus lalu menyentuh mulut, hidung, maupun mata. Apabila virus Covid-19 berada di udara, ia mampu bertahan selama sekitar 3 jam. Virus Covid-19 bisa bertahan hingga 3 hari pada benda berbahan stainless steel dan plastik. Dua bahan ini menjadi tempat tinggal favorit virus tersebut. Sedangkan benda seperti tembaga sangat tidak disukai virus tersebut, sehingga ia dapat menghilang dalam waktu 4 jam.
Hingga saat ini, warga Desa Bligo ikut serta dalam menaati protokol Kesehatan 5M. Hal ini dibuktikan dengan adanya tempat cuci tangan di beberapa tempat seperti di warung-warung dan di balai desa.
Kondisi wastafel yang ada di desa tidak jauh berbeda dengan wastafel pada umumnya. Maka dari itu, tim KKN-P kelompok 42 membuat inovasi baru berupa tempat cuci tangan otomotis yang menggunakan sensor tangan dan tempat sabun yang menggunakan pijakan kaki.
Ananda Dwi Prasetyo selaku anggota tim KKN-P kelompok 42 mengatakan, “Dengan adanya tempat cuci tangan otomatis ini diharapkan dapat mempermudah aktivitas warga Desa Bligo dan mencegah penyebaran virus Covid-19.”
Tim KKN-P kelompok 42 menginovasikan tempat cuci tangan di Balai Desa Bligo yang sebelumnya menggunakan timba untuk menampung air dan menggunakan kran, kemudian diganti dengan pipa. Sehingga air dapat disalurkan dengan pipa yang ada pada saluran air di Balai Desa Bligo.
Sistem kerja alat ini adalah ketika kita mendekatkan tangan dengan kran air maka sensor akan membaca jarak tangan kita. Setelah terbaca oleh sensor dengan jarak yang sudah diatur sebelumnya, maka pompa air akan menyala sampai kita jauhkan tangan kita dari kran air dan kemudian pompa air tersebut padam dengan sendirinya. Sedangkan pada tempat sabunnya, tim KKN-P kelompok 42 juga berinovasi dengan memberikan pijakan yang disambungkan langsung ke tempat sabun agar dapat mengeluarkan sabun tanpa menyentuhnya, melainkan dapat diinjak.
Pembuatan tempat cuci tangan otomatis ini diterima dengan baik oleh pihak balai desa karena adanya alat ini masyarakat tidak perlu menyentuh kran ketika mencuci tangan dan memencet tempat sabun yang digunakan oleh banyak orang. Sehingga tidak dapat menimbulkan penularan virus Covid-19 yang lebih banyak lagi. Oleh sebab itu, alat ini dinilai lebih praktis dan efektif dibandingkan dengan tempat cuci tangan seperti biasanya.
Tim KKN-P kelompok 42 berharap, melalui alat yang diciptakan oleh mereka ini dapat meminimalisir sentuhan secara langsung terhadap barang yang digunakan bersama-sama. Selain itu, dengan adanya kerja sama dari semua pihak, diharapkan alat ini dapat membantu pencegahan penularan virus Covid-19 di tengah masyarakat Desa Bligo.
Penulis : Nurul Lailatul Mufidah dan Dwi Wulandari
Editor : Shinta Amalia Ferdaus