Umsida.ac.id – Sejak diperbolehkannya pembelajaran tatap muka, membuat beberapa sekolah mulai membuka pembelajaran dengan sistem 50 persen peserta didik. Tak terkecuali di SDN Pulungan Sedati, Sidoarjo yang menjadi tempat Azzahra Salma Nabila, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Umsida beserta teman-temannya melakukan pendampingan pembelajaran.
“Pada pembelajaran tatap muka kali ini, kami para mahasiswa kampus mengajar bertugas untuk mendampingi beberapa siswa inklusi yang ada di kelas,” ucapnya pada Jurnalis saat diwawancara, kamis (17/06).
Pendampingan ini dilakukan agar siswa inklusi tidak tertinggal jauh dengan teman-temannya yang lain, “Di SDN Pulungan ini menerima semua siswa dengan berbagai kekurangannya, pihak sekolah tidak membedakan sama sekali terkait fasilitas dan pengajaran yang diberikan, hanya saja siswa iklusi tetap berbeda, baik itu dalam memahami pelajaran atau pun saat berinteraksi dengan siswa lainnya,” tambahnya.
Para siswa SDN Pulungan sangat antusias dengan dibukanya pembelajaran tatap muka, yang dimulai setelah ramadhan ini. Nabila melihat para siswa sebenarnya sangat merindukan pembelajaran tatap muka, karena selama pandemi ini mereka hanya melakukan pembelajaran secara online.
Nabila beserta 7 orang temannya dari Universitas Negeri dan swasta, secara bergantian mengajar dari kelas 1 hingga kelas 5, “Ketika pembelajaran tatap muka kami baru sadar, ternyata pandemi memberikan dampak yang cukup besar pada siswa, beberapa diantaranya seperti para siswa kurang paham dengan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara daring,” tuturnya.
Mahasiswa semester 4 ini mengungkapkan sayangnya pembelajaran tatap muka ini hanya berlangsung sebentar, kurang lebih selama dua minggu, kemudian dilanjutkan dengan ujian akhir semester. “selama 3 bulan berjalan ini, saya sebagai salah satu mahasiswa kampus mengajar mendapatkan banyak pengalaman, terkhusus dalam memahami karakter setiap siswa,” ungkapnya.
Nabila berharap untuk pendaftaran gelombang kedua kampus mengajar, banyak mahasiswa Umsida yang tertarik untuk bergabung. “saya sangat menyarankan bagi teman-teman mahasiswa untuk bergabung dalam program ini,” ujarnya. Ia mengungkapkan beberapa hal yang ia dapatkan selama program kampus mengajar ini, diantaranya seperti pengalaman, sertifikat PKM, potongan IPK 2,4 juta, konfrensi krs (12 sks), serta gaji 1,2 juta pada tiap bulannya.
Ditulis: Rina Aditia D A
Edit : Asita Salsabila