Umsida.ac.id – Untuk menunjang kinerja dosen dan tenaga kependidikan yang semakin baik di lingkungan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), mereka di bekali wawasan Etos Kerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang disampaikan oleh Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi dalam Baitul Arqom Madya di Graha Umsida Trawas Kampus, Jumat (25/3).
Ia menjelaskan bagaimana wujud etos kerja bersama persyarikatan. “Memiliki sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan yang mampu menggerakkan seluruh kemampuan untuk mengaktualisasikan diri sebagai Abdullah dan Khalifatullah untuk kemaslahatan dan kemajuan umat,” ujarnya.
Dalam materinya Dr Hidayatulloh MSi menekankan pentingnya etos kerja karena setidaknya ada 2 hal yang menjadi penekanan. “Pertama amanah/hal yang kita kerjakan akan dimintai pertanggung jawabannya kelak baik didunia maupun akhiran. Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk kita tidak berbuat yang terbaik dalam bekerja”. imbuhnya.
Dalam Al-Qur’an surat At-taubah ayat 105 yang Artinya : “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”.
Membangun team work yang solid adalah salah satu hal penting yang dapat menumbuhkan kesolidan bekerja di Aum. “Ada tiga tipe manusia yang bisa mencerminkan etos kerja. pertama Quitters dengan ciri cenderung menghindari tantangan dan malas berkompetisi, kedua Campers dengan ciri menerima tantangan sampai batas tertentu dan cenderung menghindari kesulitan, ketiga Climbers dengan ciri terus mendaki sampai puncak prestasi dan selalu dinamis proaktif. di dalam Al-Quran juga telah di jelaskan mengenai tipe – tipe manusia ini, yang paling tinggi adalah mujahidin dan terendah adalah thoibun. Nah, tugas pemimpin adalah menggerakkan quitters untuk terus maju dinamis hingga sampai di titik climbers, team work yang saling mendukung inilah yang akan membuat AUM berkemajuan,” jelasnya.
Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini membagikan tips tentang memaknai sebuah pekerjaan supaya tidak terasa hambar dan menyenangkan. “Ada banyak hal yang perlu kita syukuri terkait dengan pekerjaan, banyak orang yang sudah bekerja tetapi tidak merasakan nikmatnya bekerja. Ada juga yang bekerja dan berada di posisi strategis, tiba-tiba di berhentikan oleh perusahaannya kemudian ketika kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat dia tidak tahu apa yang harus dilakukan,” tandasnya.
Ia memulai dengan menanamkan pemahaman bahwa kerja itu ibadah, dimana memberikan pemahaman dan pemaknaan yang positif terhadap pekerjaan. “Allah mewajibkan manusia beribadah. termasuk kerja adalah pengabdian karena itu dalam bekerja perlu serius,” ucapnya.
Berikutnya, kerja itu suci, Bekerja itu panggilan jiwa yang suci, mulai berangkat dari rumah ada panggilan untuk melakukan hal baik. Kerja itu rahmat. Kerjaan itu harus di maknai sebagai rahmat, “ada seseorang yang pontang panting dalam bekerja, maka respon yang terbaik adalah bersyukur atas pekerjaan yang kita jalani hari ini,” imbuhnya.
Kerja itu sehat. Kerja adalah pengerahan energi bio-psiko–sosial. Akibatnya kita menjadi kuat, sehat lahir dan batin. Kerja adalah aktualisasi diri, karena itu perlu bekerja keras. Agar menjadi sehat dan maksimal, kita sanggup bekerja keras, bukan kerja asal-asalan atau setengah-setengah. Karena kerja itu mengerahkan energi bio psikososial. Dalam pekerjaan tidak hanya memahami kita tapi juga perlu memahami orang lain. Dengan kata lain paksalah diri anda untuk memahami orang lain jangan paksa otang lain memahami diri sendiri. maka terjadi irama yang enak. Ada interaksi sosial. Kalau ini bisa di jaga insyaallah bisa sehat.
Kerja saling percaya. Seluruh warga saling percaya (mutual trust), karena itu yang ada adalah husnudlan dan sinergi. Antar pimpinan saling percaya. Antar pegawai saling percaya. Antara pimpinan dan bawahan saling percaya. Pemilik, Penyelenggara, dan Pengelola saling percaya. “Alhamdulillah kita kerja dari rektorat dan bph bersinergi dengan baik,” ujarnya.
Kerja itu amanah. Melalui kerja kita menerima amanah. Sebagai pemegang amanah kita dipercaya. Kita harus kompeten dan wajib melaksanakan amanah dengan sungguh-sungguh dan tuntas.
Kerja itu melayani bukan minta dilayani. Pekerjaan adalah wujud pelayanan nyata bagi Institusi, antar unit kerja, maupun orang lain. Kemuliaan sejati datang dari pelayanan alam pikiran, dimana kita merasa nyaman dengan tidak memposisikan diri di atas orang lain. “Semakin baik kita melayani semakin meningkat kemuliaan kita. Harapannya ketika masyarakat puas maka mereka akan percaya kepada kita. Kalau percaya dengan Umsida setiap hari mereka akan percaya dengan Umsida. Tugas kita adalah memberikan pelayanan yang terbaik,” jelasnya.
Kerja itu membahagiakan. Bahagia itu terlihat dari penampilan yang kita tampakkan. jika fisik kita sehat maka aura kebahagiaan akan terlihat. Jangan sampai kita salah dalam memaknai kompetisi, kompetisi yang kita lakukan bukan di kelompoknya tapi berkompetisi dengan kelompok lain. Sehingga masing-masing dari kita bisa memberikan kebaikan yang terus menerus. Hal ini nantinya berkaitan dengan peningkatan dalam bekerja. Jika sudah selesai pekerjaan sebaiknya pindahlah ke pekerjaan yang lain. (Etik)
*Humas Umsida