Wahai Guru, Jangan Bunuh Cita-Cita Siswa

Wahai Guru, Jangan Bunuh Cita-Cita Siswa

Umsida.ac.id- Senin (20/02/2023) ramai cuitan twitter dari akun @bambangwn dengan judul thread “Ada Oknum Guru yang Membunuh Cita-Cita Siswa.” Akun ini adalah akun dari seorang ayah bernama Bambang W Nugroho yang menceritakan kisah anaknya bermula pada tahun 2002.

Bambang W Nugroho via akun twitternya @bambangwn  mengisahkan anaknya memiliki bakat bernyanyi sejak usia 5 tahun. Berbagai event diikuti anaknya banyak orang terutama ibu-ibu yang mengharapkan anaknya bisa bernyanyi semerdu itu. Hingga pada kelas 5 SD anaknya sempat mengikuti kontes bergengsi idola cilik Jakarta meskipun kala itu anaknya belum lolos. Gagal ataupun berhasil ayahnya selalu memberikan penghargaan atas usaha anaknya.

Namun masalah mulai muncul saat anaknya duduk dibangku kelas 2 SMP tahun 2010. Saat pembelajaran seorang guru bertanya kepada seluruh siswa mengenai apa cita cita mereka. Seluruh siswa menjawab dengan jawaban umum seperti ingin menjadi dokter, polisi, tentara, guru dan lainnya.

Sampai giliran anak dari @bambangwn ditanyai apa cita citanya, ia menjawab ingin menjadi penyanyi. Sontak guru itu berkata “Mbok cita-cita itu yang beneran kaya teman temanmu tadi, mosok jadi penyanyi,” ucapan guru itu disambut tertawaan teman sekelasnya. Melihat hal itu anak dari Bambang itu menjawab gurunya dengan lirih “saya ingin jadi dokter”.

Guru itupun menjawab,

“Nah gitu dong kan bagus masak cita-cita cuma jadi penyanyi”. Sejak saat itu anaknya tidak lagi bermain musik ataupun berlatih bernyanyi lagi. Semenjak itu pula anaknya tidak ingin mengecewakan gurunya dan bersikukuh menjadi dokter.

Tahun 2016 anaknya berhasil menjadi mahasiswa fakultas kedokteran. Namun semakin lama kondisi mental putrinya menjadi buruk bahkan mudah berkata kasar. Dengan susah payah putrinya berhasil lulus tahun 2021. Tapi kondisi mental putrinya semakin buruk hingga sering berhalusinasi dan ingin mengakhiri hidupnya.

Sehingga putrinya harus dirawat psikiater dan menundanya mengikuti KoAs. Setelah menjalani pengobatan, fisik dan daya pikir anaknya sangat lemah efek obat-obatan yang diminum. Hingga akhirnya keluarga memutuskan mengundurkan diri dari profesi kedokteran putrinya.

@bambangwn merasa cita cita putrinya telah dibunuh oleh gurunya dan berharap tidak ada lagi oknum guru seperti itu.

Fenomena ini menarik perhatian @umsida.ac.id hingga mewawancarai dosen psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Nurfi Laili MPsi Psikolog. Nurfi Laili merupakan dosen psikologi yang fokus pada psikologi anak.

Nurfi mengatakan bahwa tentu masih ada oknum guru yang serupa. Walaupun tidak banyak tapi masih ada mungkin di beberapa daerah pedesaan seperti yang pernah ia temui langsung di suatu desa, masih ada guru yang berperilaku tidak semestinya. Hal ini tentu dipengaruhi karakterisktik tiap individu guru.

Dalam kasus ini Nurfi laili mengatakan “ada komentar guru yang kurang tepat di berikan kepada siswa.”

Meskipun begitu Nurfi menjelaskan apa yang telah terjadi dari kacamata psikologis anak menghadapi masalahnya saat itu.

“Disisi lain, kepribadian anaknya juga mempengaruhi, ada anak yang cenderung cuek ada juga yang memiliki kepekaan perasaan yang cukup tinggi. Nah anak dalam kasus ini termasuk anak yang memiliki kepekaan perasaan cukup tinggi. Sehingga ketika ada orang terdekatnya menyatakan, kok cita citamu bukan pilot dll kok malah jadi penyanyi. Kemudian diucapkan disertai tampilan wajah dan perilaku cenderung mengejek. Hal itu langsung masuk ke anak itu dan merasa terbebani,” jelasnya.

“Sensitivitas perasaannya yang kuat ini membuatnya memasukan kata-kata gurunya dalam hati dan menginternalisasikan dengan kuat. Kemudian dibawa hingga dewasa padahal hati kecilnya tidak menginginkan hal itu,” Nurfi menambahkan.

Kondisi sensitivitas anak yang cukup kuat ini harusnya dapat dikomunikasikan dan diperhatikan penuh oleh guru dan orang tuanya.

Lihat Juga :  Kebijakan Harus Berpihak Pada Guru

“Dalam hal ini orang tua sudah sangat open minded dengan keputusan anaknya. Namun orang tua juga sebaiknya dapat menjalin komunikasi dua arah dengan guru. Sehingga jika ada perubahan sikap dari anak ataupun kegiatan pembelajaran yang diterima anak disekolah, orang tua dan pihak sekolah terjadi keterbukaan,” ungkapnya.

Menurut Nurfi guru seharusnya menjadi orang yang menginspirasi bagi siswa. Tidak hanya itu guru seharusnya memahami karakteristik setiap siswa sehingga tidak memberikan dampak yang buruk terhadap perkembangan siswanya.

“Guru seharusnya menjadi seorang inspirator dan fasilitator oleh siswa dalam mencapai target belajarnya. Tidak hanya dalam fisik namun juga memberikan proses diskusi kepada siswa. Bukan hanya sekedar pemahaman materi namun juga timbal balik dari siswa. Kalo menurut Permendiknas (Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional) guru memiliki tupoksi memahami karakteristik, kepribadian, intelektual, moral, bahasa, budaya ciri fisik dan karakteristik spesifik lainnya yang dimiliki siswa. Jadi guru pun seharusnya belajar berbagai macam karakter anak didiknya. Sehingga bisa aware terhadap perubahan sikap siswanya setelah mendapatkan situasi tertentu,” ungkapnya.

Dampak dari kasus ini membuat anak kehilangan impiannya bahkan hingga menganggu kondisi mentalnya. Hal ini juga dijelaskan Nurfi bagaimana proses psikologi anak hingga membuatnya depresi.

“Kondisi ini adalah hasil menumpuk hingga repress ke alam bawah sadarnya hal yang tidak menyenangkan itu. Ternyata proses repress itu dilakukan bertahun tahun. Sehingga anak dalam kasus ini menginternalisasi keinginan gurunya untuk dia harus jadi dokter. Padahal hati nuraninya ga disitu sehingga ketika dia lulus jadi dokter dia semakin depresi,” jelasnya.

Nurfi juga menjelaskan pentingnya memahami keinginan diri sendiri tidak hanya mengenai kasus ini tapi kepada setiap orang.

“Maka pentingnya pemahaman seseorang atas dirinya sendiri, eksplorasi, muhasabah diri. Setiap orang sebaiknya mampu menyelami apa yang jadi keinginan dan harapannya tanpa melihat dan menjadikan opini orang lain di atas opini diri kita sendiri,” ungkapnya.

Hal ini berkaitan dengan self love yang selama ini diucapkan para muda mudi. Namun Nurfi membenahi sedikit mengenai pemahaman self love.

“Kalo anak sekarang bilang kita ini harus self love dan ini tidak hanya memberikan rewards berupa fisik pada diri sendiri. Tapi kita juga harus memahami apa yang menjadi kebutuhan, keinginan diri sendiri selain dari apa yang orag lain harapkan dari kita. lah hal inilah definitely self love yang sebenarnya. Agar kita punya body awareness sehingga kita bisa memilah mana informasi yang sesuai dengan diri kita mana yang tidak sesuai. Sehingga terhindar dengan stress, depresi dan gangguan kejiwaan,” jelasnya.

Menyelami diri sendiri ini tentu bukan hal yang mudah bahkan tidak jarang orang yang tidak bisa menyelami dirinya sendiri. Maka ia membutuhkan orang lain yang salah satunya adalah peran penting keluarga.

Pesan dosen psikologi Umsida terhadap seluruh tenaga pendidik adalah memahami tugas dan tanggung jawabnya. Walaupun tugas ini tidak mudah untuk bisa mengantarkan anak-anak menuju gerbang kesuksesannya. Setiap anak memiliki jalur kesuksesannya masing- masing. Tugas guru dan orang tua adalah memfasilitasi, membimbing dan mengarahkan agar anak menemukan jalur terbaik saat anak menapaki jalur kesuksesannya.

Kata terbaik kembali ditegaskan oleh Nurfi menurut versi kebutuhan masing-masing anak bukan versi guru ataupun orang tua. Memberikan ruang diskusi pada anak dan memberikan opsi serta resiko setiap pilihan anak. Sehingga anak akan belajar bagaimana memutuskan hal yang baik maupun buruk bagi diri anak itu sendiri.

 

Penulis: Rani Syahda Hanifa

Editor: Kumara Adji

Berita Terkini

UMG belajar sistem informasi dan akademik Umsida 2
Tingkatkan Kualitas Sistem Informasi dan Sistem OBE, UMG Kunjungi Umsida
July 30, 2025By
fkg Umsida dukung kesehatan gigi Indonesia 3
Wujudkan Pemerataan Kesehatan Gigi di Indonesia, FKG Umsida Terima Dental Clinic Mobile
July 29, 2025By
penyuluhan TB paru
Wujudkan Indonesia Bebas TB Paru, FK Umsida Lakukan Penyuluhan di Pondok Pesantren
July 29, 2025By
selebrasi kelulusan FST Umsida
Menilik Serunya Selebrasi FST Umsida Lepas Wisudawan 2025
July 28, 2025By
Prof Haedar jelaskan sistem kalender
Prof Haedar Ungkap Urgensi Sistem Kalender Hijriyah Global Tunggal dalam Orasi Ilmiah Wisuda ke-45 Umsida
July 27, 2025By
Prof Jain soroti pembaruan Islam
Penasihat PWM Jatim Soroti Pembaruan Islam Saat Menyampaikan Orasi Wisuda ke-45 Umsida
July 27, 2025By
Prof Syafiq Umat Islam satu sistem waktu
Ketua PP Muhammadiyah di Wisuda ke-45 Umsida: Umat Islam Harus Bersatu dalam Pendidikan dan Peradaban
July 26, 2025By
wisuda ke-45 Umsida
Umsida Gelar Wisuda Ke-45 dengan Pencapaian Cemerlang, Tanda Kemajuan Perguruan Tinggi Muhammadiyah
July 26, 2025By

Riset & Inovasi

alat pasteurisasi susu
Alat Pasteurisasi Susu, Inovasi Dosen dan Mahasiswa Umsida Bantu Mudahkan Peternak
July 31, 2025By
riset dan inovasi DRPM Umsida
Umsida Kembangkan Riset dan Inovasi Melalui Seminar, Pameran, dan Diseminasi dengan 3 Kampus
July 16, 2025By
pengganti agregat kasar Teknik Sipil Umsida 2
Ragam Inovasi Pengganti Agregat Kasar dari Teknik Sipil Umsida, Siap Diterapkan ke Lapangan
July 13, 2025By
civil day 2025
Civil Day 2025, Ajang Mahasiswa Teknik SIpil Tunjukkan Inovasinya
July 9, 2025By
pentingnya keamanan pangan 1
Ajak Melek Literasi Keamanan Pangan, Warek 1 Umsida Andil di Pendampingan PSAT
June 30, 2025By

Prestasi

FAI Umsida borong juara Malang Championship
3 Mahasiswa FAI Umsida Sabet Juara di Ajang Malang Championship 5
July 30, 2025By
wisudawan berprestasi Umsida 2
Kisah Wisudawan Umsida, dari Korban Peluru Nyasar Hingga Prestasi, Double Degree, dan Karir Menjanjikan
July 28, 2025By
atlet taekwondo Umsida dapat emas di Porprov Jatim 2025 1
Target Porprov Akhirnya Diraih Anin Setelah Kegagalan di Tahun 2022
July 25, 2025By
mahasiswa AP Umsida raih perak di Porprov Jatim 2025
Raih Medali Perak Porprov Jatim 2025, Jovan Tampil Unggul dan Makin Terpacu ke PON
July 22, 2025By
mahasiswa Umsida raih emas di Porprov Jatim 2025
Medali Emas Porprov Jatim 2025, Hasil Kerja Keras Pradita di Sidoarjo dan Lumajang
July 21, 2025By