Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggelar pertemuan content creator dari berbagai sektor di Umsida guna menyelaraskan konten-konten media sosial yang relevan dengan media sosial universitas.
Lihat juga: Content Marketing, Strategi Pemasaran di Era Baru
Kegiatan ini dihadiri sekitar 60 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan para pengelola media sosial yang ada di tingkat program studi, fakultas, dan unit yang ada di lingkungan Umsida.
Sinergikan Para Content Creator di Umsida
Kepala divisi branding Umsida, Denny Ade Candra SIKom menjelaskan, “Jadi kegiatan ini dilaksanakan karena kami selaku tim branding universitas ingin bersinergi dan menyamakan persepsi bersama tim content creator yang ada di Umsida mulai dari fakultas, prodi, hingga unit,”.
Karena sebelumnya, kata Denny, Tiap komponen di Umsida memiliki model dan template tersendiri yang dirasa belum selaras dengan aturan dan core value yang ada di Umsida agar tidak keluar dari koridornya.
Kegiatan ini juga merupakan rencana jangka panjang untuk menseragamkan konten-konten di seluruh media sosial Umsida, mulai dari tema, desain, template, penyisipan tagline, dan lain-lainnya.
“Ini merupakan langkah awal kita untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak yang ada di Umsida untuk membuat konten branding,” ujarnya.
Selanjutnya, imbuh Denny, tim branding Umsida akan mengundang mentor eksternal yang lebih expert untuk mengisi pelatihan content creator untuk meningkatkan keselarasan konten di media sosial Umsida.
Membutuhkan Kolaborasi Antar Content Creator
Membuka pertemuan content creator, wakil rektor 3 Umsida, Dr Nurdyansyah MPd mengatakan bahwa saat ini, media sosial menjadi kunci pengenalan sebuah instansi kepada khalayak.
“Untuk menyelaraskan konten-konten yang ada di media sosial Umsida, kami memerlukan peran berbagai pihak mengingat Umsida sendiri terdiri dari berbagai banyak komponen,” terang Dr Nur.
Oleh karena itu, ujarnya, para content creator dari berbagai komponen ini bisa berkolaborasi dengan pihak Sekretariat Universitas untuk membranding Umsida.
Menurutnya, para content creator tidak harus membuat konten yang berat dan kaku untuk mengenalkan di media sosial. Sebaliknya, ia menyarankan agar para content creator bisa membuat konten yang relevan dan menghibur karena itu lebih mudah dilirik audiens.
Dr Nur menjelaskan, “Misalnya konten mendidik namun terdapat sisi humornya, itu akan lebih menarik. Boleh kalian membuat konten formal, tapi cukup sesekali saja. Yang perlu kita buat adalah konten yang sekreatif mungkin, yang bisa menimbulkan efek positif bagi universitas,”.
Ia berpesan agar jangan sampai para content creator membuat konten yang berisi pesan negatif dan tidak sesuai dengan visi Umsida.
Ada beberapa materi yang disampaikan kepada para peserta workshop. Yang pertama terkait semiotika Roland Barthes oleh kepala Sekretariat Universitas (SU), Dr Kuamaja Adji Kusuma.
Ia menyambungkan teori tersebut dengan jenis konten yang bisa menjadi referensi konten atau desain yang bisa dibuat.
Setelah itu kegiatan berlanjut oleh Denny Adi Candra SIKom yang menjelaskan tentang strategi kreatif dalam membuat konten untuk branding kampus.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam membuat konten kreatif seperti konsistensi branding dan kepastian arah suatu konten
Rangkaian kegiatan berlanjut pada sesi berbagi tentang pengalaman tentang content creator Umsida dan cara mengembangkan media sosial universitas yang dipandu oleh Alfaro M Recoba MIKom.
Di sesi ini para peserta bebas untuk mengutarakan kendala mereka saat membuat konten di media sosial yang akan didiskusikan bersama-sama terkait solusi masalah tersebut.
Salah satu peserta yang mengutarakan hasil konten media sosialnya yaitu Muhammad Aziz R, mahasiswa prodi Pendidikan Teknologi Informasi sekaligus perwakilan dari FPIP Umsida.
Ketika ia bertanya tentang kendalanya selama membuat konten, seluruh peserta maupun mengisi acara membedah bersama-sama kontennya yang telah diunggah di media sosial. Dari situlah mahasiswa yang akrab disapa Aziz ini mengetahui apa yang harus dievaluasi.
“Tadi ada evaluasi tentang pentingnya penggunaan thumbnail yang menjadi hal pertama yang dilihat oleh audiens,” ucap Aziz.
Lihat juga: Meledak Sejak 2019, Apa menulis konten TikTok Bisa Dijadikan Panutan?
Selain itu, imbuhnya, ia juga mengetahui cara membuat konten yang tak hanya mengikuti tren saja, atau yang sedang trending, tapi juga memerlukan ide kreatif lainnya dengan prinsip amati, tiru, modifikasi.
Penulis: Romadhona S.