makna ibadah puasa

Ibadah Puasa, Perisai Bagi Godaan Lapar, Haus, dan Nafsu

Umsida.ac.id – Target yang diharapkan oleh Allah dari Ibadah Puasa adalah menjaga diri seorang hamba dari perkataan dusta dan perbuatan yang bodoh (jahil) sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Man lam yada’ qawla az-zūr wal-‘amala bihi, fa laysa lillahi ḥājatan fī an yada’a ṭa’āmahu wa sharābahu.”

Lihat juga: Bulan Ramadan, Momen untuk Menyucikan Hati, Ini 5 Amalannya

Artinya: Barangsiapa yang tidak mampu meninggalkan perkataan dusta dan berbuat dengannya, maka Allah tidak butuh pada amalannya meninggalkan makan dan minumnya (HR Bukhari, Ahmad, Abu Dawud dan tirmidzi).

Puasa Tak Hanya Menahan Lapar dan Haus

makna ibadah puasa

Dengan Bahasa lain, bahwa puasa sesungguhnya tidak hanya sekedar meninggalkan makan dan minum, serta nafsu syahwat di siang hari saja.

Tetapi puasa merupakan suatu proses untuk melindungi dirinya dari ucapan bohong dan perbuatan jahil (perbuatan bodoh yang menimbulkan kezaliman atas dirinya sendiri maupun kedholiman terhadap orang lain).

Orang berpuasa yang tidak dapat meninggalkan kebatilan dan perkataan bohong berarti tidak menjalankan hukum-hukum Allah dan tidak memanifestasikan apa yang diperintahkan oleh Allah terhadap dirinya sebagai seorang hambah.

Atau bahkan jika kita naikkan pada maqam seorang hambah memanifestasikan sifat-sifat Allah kedalam setiap sikap dan tindakan kita sebagai manusia yang diberi tanggung jawab oleh Allah menjadi wakil-Nya untuk menjadikan dirinya sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan Lil’alamin).

Puasa diperintahkan oleh Allah kepada kita sebenarnya bertujuan untuk kemaslahatan (kebaikan dan kepentingan) kita. 

Puasa dalam konsep inilah yang mampu mencegah kita dari segala macam kenistaan sekaligus memperkuat tekad kita untuk mengendalikan hawa nafsu kita, karena sesungguhnya hawa nafsu kita (an-nafs al-‘amarah) selalu mengajak kita kepada kesesatan:

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

Wa mā ubarri’u nafsī inna an-nafsa la-ammāratun bis-sū’i illā mā raḥima rabbī, inna rabbī ghafūrun raḥīm

Artinya: Dan aku tidak (pula) membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yusuf [12]:53)

Hikmah Ibadah Puasa

makna ibadah puasa

Hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa sebenarnya tidak kembali kepada Allah SWT.

Karena Allah sama sekali tidak butuh puasa kita dan terhadap apa dan siapapun, tetapi ibadah puasa yang kita lakukan adalah kembali kepada kita, dan kehidupan manusia dalam konteks sosial (yakni kemaslahatan bersama antara orang yang menjalankan ibadah puasa serta orang yang berada disekitarnya)

Dikalangan ahli fiqh berpandangan bahwa perbuatan maksiat yang dapat merusak puasa atau bahkan membatalkan puasa. 

Lihat Juga :  Bulan Ramadan, Bulan Jihad dan Pengorbanan dalam Sejarah Islam

Sebagaimana menurut pendapat Azh-Zhahiri antara lain perbuatan yang didasarkan pada kedengkian dengan cara mengadu domba, menggunjing, menipu daa/atau berkata bohong merupakan perbuatan maksiat dan bahkan sampai menyebabkan celakanya orang lain atas perbuatannya tersebut, dapat membatalkan ibadah puasa. 

Sementara itu, sebagian ulama’ fiqh lain memandang bahwa menjaga diri dari perbuatan dosa dan meninggalkan bentuk kemaksiatan merupakan pangkal (dasar) dari kesempurnaan ibadah puasa, bukan pada landasan keabsahan ibadah puasa itu sendiri.

Dalam kondisi bagaimanapun juga, seorang mukmin yang mau berpikir (mu’min mutadabbir) pasti berpendapat orang yang mampu menguasai hawa nafsu badaniyah dari makan dan minum, serta nafsu syahwat, melalui kekuatan ibadah puasa, sudah pasti dapat menguasai hawa nafsu bathiniya dari perkataan dusta, menipu, berbohong, menggunjing dan berbuat kerusakan di tengah-tengah masyarakat.

Tiada artinya berpuasa dengan menjaga diri dari sebagian hawa nafsu kemudian melewati jalan lain untuk memenuhi nafsu lainnya yang pengaruhnya lebih buruk bagi saudara-saudaranya dan orang lain dan lebih menyimpang dari ajaran kebenaran. 

Hal itu disebabkan karena bahaya (atau lebih tepatnya dosa) yang tersimpan dalam kehinaan berbuka (tidak berpuasa) di bulan Ramadhan tidak dapat dialihkan kepada orang lain. 

Sebab kebaikan yang dilakukan seseorang hanyalah untuk dirinya sendiri; dan keburukan yang dilakukan kepada orang lain pun harus ditanggung sendiri.

إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا

In aḥsantum aḥsantum li’anfusikum wa in asatum falahā.

Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.”

Oleh karena itu berpuasa (menjaga diri) dari perkataan dusta dan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat tidaklah dapat mencapai tujuan Allah dari puasa bagi umat mu’min untuk menjadi pribadi yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah[2]:183) dan bersyukur (QS. Al-Baqarah[2]:185). 

Takwa dan syukur dapat diraih dengan jalan menjaga diri dari segala sesuatu yang menyakitkan (lebih umumnya merugikan dan membahayakan) orang lain atau komunitas manusia disekitarnya.

Lihat juga: Perjuangan Umat Muslim Berjihad Walau di Bulan Ramadan

Jika orang yang berpuasa meninggalkan dampak keburukan suatu komunitas/masyarakat/orang lain di sekitarnya, menyakiti mereka, merusak hubungan harmonis yang terjalin sebelumnya, menodai kehormatan orang lain karena kedengkian, balas dendam, dan bermoral bejat serta kembali kepada tradisi tidak baik, maka sama halnya dengan tidak mampu mewujudkan hikmah yang diharapkan oleh Allah Swt bagi hamba-hamba-Nya yang telah diwajibkan kepada mereka. (bersambung)

Keterangan: sebagian dikutip dari kitab Adab An-Nubuwah karya Syaikh Ahmad Hasan al-Baquri.

Penulis: Rahmad Salahuddin TP SAg MPdI

Berita Terkini

Umsida dan Pemkab Sidoarjo
Pertemuan Umsida dan Pemkab Sidoarjo, Bahas Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan Potensi Daerah
August 20, 2025By
Fikes Expertise
FIKES Xpertise, Program Fikes Umsida Edukasi Kesehatan Remaja
August 19, 2025By
BPH Umsida dan BPH Umri
BPH Umsida Sambut Kunjungan BPH Umri, Bahas 3 Topik Ini
August 19, 2025By
Edukasi Kesehatan Reproduksi Fikes Umsida
Fikes Umsida Galakkan Edukasi Kesehatan Reproduksi di SMA An Nur Malang
August 18, 2025By
petugas upacara Umsida di HUT RI ke-80 2
Jadi Petugas Upacara HUT RI ke-80, Mahasiswa Umsida Tunjukkan Semangat Nasionalisme
August 18, 2025By
kesejahteraan Indonesia 1
80 Tahun Indonesia Merdeka dan Kesejahteraan Masih Menjadi Persoalan, Ini Langkah Solutifnya
August 17, 2025By
upacara HUT RI ke 80 Umsida
Upacara HUT RI ke-80, Momen Penguatan Semangat Persatuan dan Kedaulatan
August 17, 2025By
skrining FK Umsida
FK Umsida dan Hisfarin Edukasi Keluarga dan Skrining 239 Siswa TK ABA se-Candi
August 16, 2025By

Riset & Inovasi

inovasi bell kuis
Bell Kuis, Inovasi Tim PKM Umsida Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 5 Porong
August 14, 2025By
pendampingan UMKM Opak Samiler-min
Tingkatkan Optimasi Produksi Opak Samiler, Tim Abdimas Umsida beri Bantuan Mesin
August 13, 2025By
SFMS dosen Umsida
Dosen Umsida Kenalkan SFMS di ITBAD Lamongan, Permudah Manajemen File
August 8, 2025By
alat pasteurisasi susu
Alat Pasteurisasi Susu, Inovasi Dosen dan Mahasiswa Umsida Bantu Mudahkan Peternak
July 31, 2025By
riset dan inovasi DRPM Umsida
Umsida Kembangkan Riset dan Inovasi Melalui Seminar, Pameran, dan Diseminasi dengan 3 Kampus
July 16, 2025By

Prestasi

mahasiswa Umsida juara 2 pencak silat nasional
Raih Juara 2 Nasional, Mahasiswa Ini Tak Hanya Tanding Silat, Tapi Juga Kepemimpinan
August 15, 2025By
Umsida Perguruan Tinggi Swasta Terbaik
Mengenal Umsida, Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Sidoarjo dan Jawa Timur
August 12, 2025By
mahasiswa FPIP Umsida sabet emas pencak silat 6
2 Mahasiswa FPIP Umsida Sabet Emas di Kompetisi Bela Diri Nasional
August 9, 2025By
prestasi atlet psikologi Umsida
Capaian Prestasi Bertambah, Mahasiswa Psikologi Umsida Juara 1 IPSI Malang Championship
August 1, 2025By
FAI Umsida borong juara Malang Championship
3 Mahasiswa FAI Umsida Sabet Juara di Ajang Malang Championship 5
July 30, 2025By