drg Lila Muntadir SpOrt, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penanganan maloklusi masih rendah. Ia menekankan bahwa perawatan yang tepat sesuai kebutuhan pasien dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
Solusi Perawatan Maloklusi Tanpa Pembedahan
Perawatan maloklusi bertujuan untuk memperbaiki hubungan antara gigi dan rahang demi meningkatkan fungsi pengunyahan, bicara, dan penampilan. Jenis perawatan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan, usia pasien, serta penyebab maloklusi itu sendiri.
Salah satu pendekatan umum yang digunakan adalah perawatan ortodonti tanpa pembedahan. Pendekatan ini efektif untuk kasus ringan hingga sedang dan terbagi dalam beberapa metode:
- Alat Ortodonti Lepasan (Removable Appliances)
Alat ini sering digunakan pada anak-anak, tidak hanya untuk merapikan susunan gigi, tetapi juga membantu mengatasi kebiasaan buruk seperti menghisap jempol (thumb sucking) atau mendorong lidah ke depan (tongue thrusting). - Alat Ortodonti Cekat atau Behel (Fixed Appliances)
Behel menjadi solusi paling populer untuk merapikan gigi. Beberapa jenis behel yang umum digunakan antara lain:
- Braces Logam: Tahan lama dan efektif
- Braces Keramik: Lebih estetis karena menyerupai warna gigi
- Self-ligating Braces: Lebih nyaman dan mempercepat proses perawatan
- Lingual Braces: Ditempatkan di belakang gigi, tidak terlihat dari luar
- Aligner Transparan (Clear Aligners)
Metode modern seperti Invisalign ini menawarkan kenyamanan dan estetika karena hampir tidak terlihat. Cocok untuk kasus ringan hingga sedang, tetapi memerlukan kedisiplinan tinggi dari pasien. - Headgear dan Face Mask
Khusus untuk anak-anak, alat ini membantu mengarahkan pertumbuhan rahang, efektif dalam mengoreksi kasus overbite atau underbite.
Baca juga: Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan dalam 7 Ayat Al Qur’an, Perwujudan Islam Rahmatan Lil Alamin
Solusi Bedah untuk Kasus Berat
Dalam kasus maloklusi berat yang tidak dapat ditangani dengan alat ortodonti saja, diperlukan tindakan pembedahan, antara lain:
- Bedah Ortognatik (Orthognathic Surgery)
Operasi ini dilakukan untuk memperbaiki posisi rahang atas, bawah, atau keduanya. Cocok untuk pasien dewasa yang membutuhkan perbaikan besar dalam struktur wajah dan fungsi pengunyahan. - Ekstraksi Gigi
Pencabutan gigi dilakukan jika terdapat gigi berjejal, impaksi, atau gigi yang tidak bisa dipertahankan, agar memberikan ruang yang cukup untuk susunan gigi lainnya. - Surgical Exposure
Prosedur ini membantu mengarahkan gigi yang tertanam agar dapat tumbuh di posisi yang tepat, dengan bantuan alat ortodonti.
Pencegahan Dini Melalui Perawatan Interseptif
Perawatan interseptif menjadi langkah penting dalam mencegah berkembangnya maloklusi yang lebih parah. Biasanya diberikan pada anak usia dini, mencakup:
- Space Maintainers: Menjaga ruang agar gigi tetap tumbuh dengan benar bila gigi susu tanggal prematur
- Expansion Appliances: Memperluas rahang atas untuk menciptakan ruang yang cukup
- Habit Breaker: Menghentikan kebiasaan buruk seperti menghisap jempol
Langkah pencegahan ini mendukung pertumbuhan rahang dan gigi yang optimal serta mencegah kelainan susunan gigi yang lebih kompleks di kemudian hari.
Pentingnya Perawatan Pendukung
Selama dan setelah menjalani perawatan maloklusi, pasien juga perlu memperhatikan perawatan pendukung. Beberapa langkah penting yang harus dilakukan meliputi:
- Scaling dan pembersihan rutin: Untuk menjaga kesehatan gusi dan mencegah infeksi, terutama selama penggunaan alat ortodonti
- Retainer: Dipakai setelah perawatan selesai untuk mempertahankan hasil dan mencegah pergeseran kembali
Baca juga: Satukan Teknologi dan Spiritualitas, FAI Umsida Hadirkan RAISE
Edukasi Masyarakat sebagai Kunci Kesadaran
Menurut drg Lila Muntadir SpOrt, edukasi mengenai maloklusi harus terus digalakkan. “Senyum yang sehat berawal dari susunan gigi yang benar,” ujar beliau.
Banyak orang belum memahami bahwa susunan gigi yang tidak rapi dapat berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan, mulai dari gangguan pencernaan akibat fungsi mengunyah yang tidak optimal, hingga gangguan bicara yang menurunkan rasa percaya diri.
Melalui program pengabdian masyarakat, FKG Umsida berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya mendeteksi dan menangani maloklusi sedini mungkin. Selain itu, fakultas ini juga mencetak dokter gigi spesialis ortodonti yang kompeten dan mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Dengan pemahaman yang baik tentang jenis perawatan yang tersedia dan pentingnya deteksi dini, masyarakat diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat demi menjaga kesehatan gigi dan mulut jangka panjang.
Pengen jadi dokter gigi keren yang bisa bikin senyum orang makin kece? waktunya kuliah di FKG Umsida!
Penulis: Elfira Armilia
Editor: Rani Syahda