Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kembali menorehkan capaian membanggakan di kancah nasional.
Tahun ini, Umsida berhasil mempertahankan predikat “Unggul” dalam Sistem Informasi Kinerja dan Tata Kelola Kemahasiswaan (SIMKATMAWA) 2025, yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Ditjen Diktisaintek).
Lihat juga: Riset dan Abdimas Umsida Masuk Klaster Tertinggi Perguruan Tinggi Nasional 2026
Capaian ini menempatkan Umsida di Klaster 1, kategori tertinggi dalam pemeringkatan nasional yang menilai kualitas tata kelola kemahasiswaan, prestasi mahasiswa, serta sistem pembinaan di perguruan tinggi.
Capaian untuk Mahasiswa dan Kampus

Direktur Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni (DKA) Umsida, Arif Senja Fitrani, M.Kom, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas capaian tersebut.
“Alhamdulillah, tentunya capaian ini adalah hasil kerja keras mahasiswa dan Umsida. Capaian ini dari mahasiswa dan diperuntukkan bagi mahasiswa,” ujarnya.
Menurut Arif, prestasi ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui proses panjang dan berkelanjutan.
Ia menegaskan bahwa pencapaian tersebut merupakan hasil dari pembentukan kultur positif yang tumbuh di lingkungan kampus.
“Ini merupakan rangkaian besar yang tidak instan. Kami berusaha cermat dan detail dalam setiap aktivitas, bahkan yang berskala kecil, agar tercipta habit dan atmosfer yang sehat. Semua itu dibalut dengan prinsip egaliter di semua lini,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa capaian ini bukan hanya sekadar simbol, melainkan bukti nyata keberhasilan Umsida dalam menumbuhkan ekosistem kemahasiswaan yang aktif dan produktif.
“Kami percaya bahwa hasil terbaik hanya bisa dicapai jika semua pihak berperan dengan adil dan saling mendukung. Prinsip egaliter menjadi fondasi kuat dalam membangun budaya kolaborasi antara dosen, lembaga, dan mahasiswa,” tambahnya.
Atmosfer Organik dan Peran Mahasiswa

Lebih lanjut, Arif menjelaskan bahwa kekuatan utama Umsida dalam meraih predikat Unggul terletak pada terbentuknya atmosfer organik kemahasiswaan.
Dosen Prodi Informatika itu menyebut bahwa saat ini mahasiswa sudah memiliki kesadaran tinggi untuk menjalankan amanah organisasi dan berprestasi tanpa paksaan eksternal.
“Sudah terbentuk atmosfer yang sehat, di mana setiap aktivitas rekan-rekan ormawa dijalankan bukan sekadar formalitas, tapi sebagai bentuk tanggung jawab. Ini amanah yang dijalankan dengan penuh kesadaran,” ungkapnya.
Ia menilai capaian ini sepenuhnya merupakan hasil dari kerja keras mahasiswa.
“Sesuai dengan poin sebelumnya, capaian ini adalah milik rekan-rekan mahasiswa. Mereka yang menjalankan berbagai program, kegiatan, dan prestasi yang membawa nama baik Umsida,” terangnya.
Arif juga menekankan bahwa status Unggul yang diraih Umsida tahun ini masih sama dengan tahun sebelumnya.
Namun, ia menilai keberhasilan mempertahankan posisi tertinggi justru membuktikan stabilitas dan konsistensi kinerja kemahasiswaan di Umsida.
“Secara status, posisi kami tetap di level tertinggi. Sekarang dan tahun sebelumnya sama-sama Unggul. Ini menunjukkan bahwa Umsida mampu menjaga kualitas terbaiknya,” ujarnya.
Komitmen dan Keberlanjutan Program
Arif menegaskan bahwa mempertahankan predikat Unggul tidak berarti berhenti berinovasi.
Sebaliknya, DKA terus berupaya memperkuat sistem pembinaan dan pendampingan mahasiswa.
“Inikan capaian tertinggi, tentu harus dipertahankan. Prinsip-prinsip seperti kecermatan, konsistensi, dan egaliter menjadi modal utama kami untuk terus melangkah,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa DKA memiliki peran sebagai fasilitator administratif sekaligus pembina mahasiswa.
“Kami di DKA lebih banyak berperan dalam hal administratif dan pembinaan. Program-program kemahasiswaan sepenuhnya diinisiasi dan dijalankan oleh rekan-rekan mahasiswa, terutama ormawa,” paparnya.
Arif berharap capaian ini menjadi pemacu semangat baru bagi mahasiswa Umsida untuk terus meningkatkan kualitas diri.
Lihat juga: Umsida Raih Penghargaan Atas Kinerja Riset dan Abdimas LLDIKTI Wilayah 7
“Prestasi ini harus menjadi motivasi. Mahasiswa bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga motor penggerak perubahan. Melalui kreativitas, kompetisi, dan kolaborasi, kita bisa menjaga bahkan meningkatkan capaian ini ke depannya,” tutupnya.
Penulis: Romadhona S.



















