Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) meraih Gold Winner Anugerah Riset dan Pengembangan kategori Institusi dengan Peningkatan Kinerja Terbaik periode 2022–2024 (SINTA Award) pada Anugerah Diktisaintek 2025.
Lihat juga: Riset dan Abdimas Umsida Masuk Klaster Tertinggi Perguruan Tinggi Nasional 2026
Penghargaan ini menjadi pengakuan atas konsistensi Umsida dalam membangun ekosistem riset, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat yang terintegrasi serta berdampak luas.
Komitmen Umsida Cerminkan Dampak Akademik
Wakil Rektor I Umsida, Prof Dr Hana Catur Wahyuni ST MT IPM, menyampaikan bahwa capaian SINTA ini memiliki makna strategis bagi pengembangan institusi.
“Maknanya sangat mendalam bagi Umsida. Ini membuktikan bahwa Umsida mempunyai komitmen untuk menghasilkan sesuatu yang berdampak bagi masyarakat, baik di Sidoarjo, Jawa Timur, nasional, maupun internasional,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa raihan SINTA Umsida tidak berdiri sendiri, melainkan berasal dari berbagai luaran hasil kolaborasi dosen dan mahasiswa dalam seluruh aspek Catur Dharma Perguruan Tinggi.
Seluruh aktivitas akademik tersebut diarahkan agar sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui sistem SINTA.
Menurutnya, peningkatan skor SINTA Umsida tidak hanya ditopang oleh satu elemen, melainkan oleh kebijakan institusi yang menyentuh mahasiswa, dosen, hingga tenaga kependidikan.
“Kami mempunyai berbagai macam kebijakan yang saling menguatkan. Bukan hanya dosen, mahasiswa dan tendik juga mempunyai kontribusi dalam capaian ini,” ungkapnya.
Kebijakan Akademik Dorong Publikasi Sinta

Prof Hana mengungkapkan bahwa salah satu kebijakan paling berdampak adalah perubahan pola skripsi mahasiswa.
Sejak lima tahun terakhir, skripsi yang sebelumnya berbentuk laporan panjang diubah menjadi luaran berbasis artikel ilmiah.
“Pola skripsi kami ubah menjadi luaran berbentuk artikel. Ini menjadi salah satu kebijakan yang sangat menguatkan kontribusi mahasiswa dalam publikasi,” jelasnya.
Selain itu, seluruh aktivitas mahasiswa yang memiliki dampak bagi masyarakat juga diakomodasi ke dalam atmosfer akademik agar dapat dipublikasikan sesuai kebijakan SINTA Umsida.
Contohnya, teknologi tepat guna yang dihasilkan melalui program KKN yang diarahkan untuk dipublikasikan dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Dari sisi dosen, Umsida mendorong peningkatan riset melalui pelatihan, pendampingan penyusunan proposal, serta fasilitasi kemitraan dengan berbagai mitra eksternal.
“Kami memfasilitasi proses kolaborasi dengan mitra yang sebelumnya belum menjadi mitra Umsida agar dosen bisa berkolaborasi dan menghasilkan penelitian yang berdampak,” ujarnya.
Umsida, terang Prof Hana, juga mendorong tenaga kependidikan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan nasional yang menghasilkan inovasi, sehingga dampaknya tidak hanya dirasakan internal kampus, tetapi juga masyarakat luas.
Namun demikian, ia mengakui bahwa tantangan terbesar selama periode 2022–2024 adalah menjaring mitra eksternal, khususnya terkait pendanaan.
Tantangan tersebut diatasi melalui kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri dari berbagai skala.
“Kami berusaha mengakomodasi industri kecil hingga besar agar dapat berkolaborasi dengan dosen dan mahasiswa, baik dalam riset, pengabdian, maupun kegiatan akademik,” tuturnya.
Perpustakaan Perkuat Pemeringkatan Umsida
Kepala Perpustakaan Umsida sekaligus Koordinator Pemeringkatan Umsida, Mochammad Tanzil Multazam SH MKn, menegaskan bahwa perpustakaan memiliki peran strategis dalam mendukung capaian SINTA Umsida.
“Perpustakaan berperan sebagai pengelola manajemen publikasi ilmiah dan jurnal ilmiah, dengan fokus membangun iklim akademik yang produktif,” jelasnya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberi ruang bagi dosen untuk membedah artikel ilmiah yang terbit di jurnal terindeks Scopus melalui podcast yang diselenggarakan perpustakaan.
Selain itu, tersedia hibah bantuan bagi dosen yang ditunjang integrasi dengan DPSDM melalui sistem BKD.
Perpustakaan, jelasnya, juga berupaya membangun kultur akademik mahasiswa melalui kelas literasi daring serta publikasi karya mahasiswa di media sosial untuk memicu rasa ingin tahu dan motivasi riset.
Menurut Tanzil, kenaikan skor SINTA Umsida harus dipahami secara komprehensif karena tidak hanya menilai publikasi, tetapi juga riset, abdimas, HAKI, kepangkatan dosen, dan program studi.
“Menaikkan satu aspek saja tidak akan signifikan. Semua harus bergerak bersama dalam satu ekosistem akademik,” tegasnya.
Dengan jumlah dosen sekitar 260 orang, ia menilai Umsida memiliki potensi besar untuk terus meningkatkan skor SINTA secara berkelanjutan, asalkan konsistensi riset dan publikasi tetap dijaga.
Lihat juga: Umsida Raih Penghargaan Atas Kinerja Riset dan Abdimas LLDIKTI Wilayah 7
“Mudah-mudahan Umsida bisa menjaga konsistensi ini dan terus memaksimalkan potensi yang ada,” pungkasnya.
Penulis: Romadhona S.



















