Umsida.ac.id – Konsistensi berlatih dan keberanian memulai dari nol mengantarkan Hani Hidayah, mahasiswi Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), menorehkan pengalaman berharga di arena taekwondo.
Mahasiswi semester 1 ini membuktikan bahwa keterbatasan sebagai atlet pemula bukan penghalang untuk berani tampil dan berkembang melalui proses.
Lihat juga: Konsistensi dan Cekatan Jadi Kunci Atlet Taekwondo Umsida Juara 2 Kompetisi Tingkat Provinsi
Ia berhasil meraih medali perak di kejuaraan Taekwondo Kbpp Polri Jatim Cup 3.
Berani Tampil di Kompetisi Meski Masih Pemula

Bagi Hani, mengikuti kompetisi taekwondo bukan sekadar soal menang atau kalah, melainkan keberanian untuk mengambil langkah pertama.
Ia mengaku bahwa saat pertama kali maju ke arena, dirinya sempat merasa ragu ketika melihat lawan yang tampak lebih berpengalaman.
“Sebelum tanding, aku lihat lawanku badannya besar, potongan rambutnya juga kayak laki-laki. Aku sempat pasrah dan mikir, ini beneran lawan berat,” ungkapnya.
Hani baru mengetahui bahwa lawan yang dihadapinya adalah sesama atlet perempuan setelah pertandingan selesai.
Menurutnya, kekuatan lawan terasa sangat dominan, sementara dirinya masih berada pada tahap awal belajar taekwondo.
“Aku ini benar-benar pemula, jadi sempat bingung waktu menghindar. Tapi aku coba tetap fokus dan jalani saja,” kata mahasiswa kelahiran 2005 itu.
Meski demikian, Hani memilih untuk tidak menjadikan rasa takut sebagai penghalang.
Ia tetap menyelesaikan pertandingan hingga akhir, meskipun harus menahan rasa sakit akibat kondisi fisik yang tidak sepenuhnya prima.
Latihan Taekwondo Disiplin di Tengah Tantangan Kuliah
Persiapan Hani menghadapi pertandingan dijalani dengan jadwal latihan rutin tiga kali dalam seminggu, yakni setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Latihan pada hari Selasa dan Kamis dilakukan selepas Magrib, sementara Sabtu sore dimanfaatkan untuk latihan tambahan.
“Kalau menurutku persiapannya benar-benar capek. Latihannya Selasa, Kamis, Sabtu, dan itu konsisten,” ujarnya.
Namun, Hani menyadari bahwa latihan yang dijalaninya masih belum maksimal. Evaluasi dari pelatih dan senior setelah pertandingan menjadi refleksi penting baginya.
“Setelah tanding, kakak-kakak bilang latihan kami kurang maksimal. Pas aku pikir-pikir, memang benar. Hasil pertandingan itu jadi cerminan latihan kami,” tuturnya.
Tantangan terbesar yang dihadapi Hani adalah membagi waktu antara latihan, perkuliahan, dan istirahat.
Apalagi, sebagian teman seangkatannya belum terbiasa dengan jadwal latihan yang padat.
“Kadang teman-teman bilang kok latihannya seminggu tiga kali. Tapi saya tetap jalani karena memang ingin serius,” jelas mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Ibnu Khaldun.
Selain itu, tantangan mental juga muncul karena sebagian atlet lain telah memiliki latar belakang bela diri sejak lama, sementara Hani benar-benar memulai dari nol.
Dukungan Umsida untuk Atlet Taekwondo

Dukungan dari orang terdekat menjadi energi penting bagi Hani.
Awalnya, sang ibu sempat khawatir melihat kondisi kompetisi dan risiko cedera.
Namun seiring berjalannya waktu, dukungan pun mengalir penuh.
“Awalnya mama khawatir, tapi setelah lihat komitmenku latihan dan bertanding, Alhamdulillah mama mendukung penuh. Doa dan motivasinya besar banget,” ungkap Hani.
Teman-teman juga berperan besar dalam membangun mentalnya menjelang pertandingan. Mereka menjadi tempat berbagi cerita sekaligus sumber semangat di sela-sela latihan.
Dukungan dari Umsida pun dirasakan sangat nyata, mulai dari fasilitas latihan, perizinan akademik, hingga apresiasi terhadap atlet mahasiswa.
“Support Umsida sangat terasa. Dari fasilitas, perizinan akademik, sampai apresiasi atlet. Itu jadi tambahan energi buat aku tampil maksimal dan membawa nama baik Umsida,” katanya.
Sebagai atlet taekwondo pemula, Hani berpesan kepada mahasiswa Umsida lainnya agar tidak takut memulai meski merasa tertinggal.
“Di awal aku benar-benar nggak tahu apa-apa. Tapi setelah percaya proses, motivasiku tumbuh. Buat teman-teman yang minder atau baru mulai, nggak apa-apa banget jatuh dulu. Yang penting berani mencoba, konsisten, dan percaya proses,” pesannya.
Ke depan, Hani menargetkan untuk terus meningkatkan kualitas latihan dan tampil lebih siap pada ajang berikutnya.
Lihat juga: Atlet Taekwondo Ini Raih Medali Perdananya Sebagai Mahasiswa Umsida
Baginya, taekwondo bukan hanya soal prestasi, tetapi juga proses pembentukan mental, disiplin, dan kepercayaan diri sebagai mahasiswa Umsida.
Penulis: Romadhona S.



















