Umsida.ac.id– Abdimas Bunga Sampah merupakan sisa kegiatan sehari hari warga yang belum pernah dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai. Pada kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Inggit marodiyah ST MT Dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) beserta tim, akan memberikan pelatihan pengolahan sampah organik menjadi kompos dan mengelola sampah menjadi barang bernilai estetika.
Tentunya sampah tidak hanya ditemukan diwilayah perkotaan yang memiliki kuantitas penduduk yang tinggi, namun masalah sampah juga ditemukan di wilayah pedesaan/kampung. Kesadaran masyarakat desa dalam mengelolah sampah terbilang belum cukup baik.
Meski demikian agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat maka langkah awal adalah mengetahui jenis-jenis sampah seperti sampah organik dan anorganik. Selanjutnya mengelolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat. Kegiatan ini dilakukan pada Rabu (08/02/2023) di Desa Kajartengguli yang di ikuti oleh ibu-ibu PKK.
Pembuatan Pupuk Kompos dan Ubah Masker Bekas Jadi Kerajinan Cantik
Pertama yang dilakukan adalah pelatihan pembuatan pupuk kompos dimana pupuk ini dibuat dari bahan- bahan organik yaitu sisa kegiatan rumah tangga yang ditambahkan oleh cairan EM4 untuk membantu mempercepat proses pengomposan. Kurang lebih dibutuhkan waktu 2 hingga 4 minggu untuk mendapatkan kompos yang diinginkan.
“Kompos ini nanti dapat dimanfaatkan untuk menanam toga di depan rumah warga,” ungkap Inggit .
Kedua yaitu kegiatan mengubah masker bekas menjadi kerajinan bunga. Pasca pandemi masker menjadi salah satu limbah dengan kuantitas yang cukup tinggi. Maka dari itu dalam abdimas ini menganjurkan masyarakat agar sebelum memutuskan membuang masker ketempat sampah lebih baik memanfaatkan masker untuk mengurangi limbah yang sudah dihasilkan.
Inggit dan tim berharap dengan adanya pelatihan daur ulang sampah masker dengan cara yang mudah dan efisien dapat berdampak efektif dalam mengurangi sampah. Tidak hanya berdampak ramah lingkungan namun juga memberikan nilai estetika pada karya yang dihasilkan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai hiasan rumah atau bahkan memiliki nilai jual.
“Dengan adanya pelatihan mendaur ulang sampah, semoga kita lebih bijak dengan sampah yang kita hasilkan,” Imbuhnya.
Penulis : Inggit Marodiyah
Editor: Rani Syahda Hanifa