Sedangkan “di Jawa Timur sekitar 1034 sekolah yang bisa dikatakan sehat tidak lebih dari 25% selebihnya kurang sehat,” Ujarnya.
Sebagai Wakil Ketua PWM yang membawahi bidang pendidikan, Dr Hidayatulloh memberikan semangat kepada seluruh pengurus sekolah Muhammadiyah untuk merubah kondisi sekolah untuk lebih baik.
Bapak tiga anak ini juga sempat menjadi kepala sekolah SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (SMAMDA) periode 2006-2010 dan 2010-2014.
Saat menjabat sebagai kepala sekolah Ia berbicara dengan dirinya sendiri “Hidayatulloh kamu sekarang dapat amanah dari PWM Jawa Timur untuk memimpin SMAMDA kalau kamu tidak bisa meningkatkan dan mengembangkan sekolah ini, Kamu tidak boleh lama-lama jadi kepala sekolah. Lebih baik segera selesai,” Ungkapnya.
Baca juga: Ungkap Mimpi KH Ahmad Dahlan dalam Acara Peletakan Batu Pertama MBS
Kemudian untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikan agar memiliki daya saing itu, Dr Hidayatulloh kala itu menggandeng seluruh lapisan warga SMAMDA untuk sama-sama memahami persoalan disana dan melakukan pergerakan perubahan dengan cepat. Tentu untuk mewujudkan hal itu, Ia harus memiliki tim yang solid, mampu bekerjasama dengan baik dan memiliki visi yang sama.
Sebelum melaksanakan banyak hal, Dr Hidayatulloh mengajak seluruh audince untuk sama-sama berpikir. Mengapa sekolah Muhammadiyah didirikan? Untuk apa kita semua ada disini? Apa cita-cita untuk sekolah yang ditempati?
Setiap insan terutama pemimpin di sekolah harus memiliki cita-cita untuk kemajuan sekolah. “Tidak boleh ada orang di sekolah setiap hari tidak punya keinginan apa-apa tentang masa depan sekolah kita ini,” Tandasnya.
Lalu mereka juga harus bisa mengukur seberapa tingkat ketercapaian cita-cita sekolah itu. Sehingga selanjutnya warga sekolah akan mampu merangkai apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai hal-hal yang belum memenuhi target tersebut.
Penulis: Rani Syahda
*Humas Umsida