Umsida.ac.id – Kegiatan Pendidikan Karakter Mahasiswa Umsida (PKMU) 2025 yang dibuka dengan topik akidah akhlak, berlanjut pada pembinaan ibadah dan penguatan karakter spiritual yang dilaksanakan pada pekan kedua pelaksanaan PKMU.
Seperti pada pelaksanaan PKMU gelombang 4 pekan kedua pada Ahad, (14/12/2025), kegiatan dimulai dengan Mentoring Baca Qur’an atau BQ dan ibadah yang dipandu oleh fasilitator PKMU.
Lihat juga: PKMU Tak Hanya Tentang Ilmu Islam, Tapi Juga Kedisiplinan
Mentoring BQ dan Ibadah, Cara Perbaiki Kualitas Karakter Mahasiswa

Koordinator PKMU Gelombang 4, Banna Nidham Ulhaq, menjelaskan bahwa mentoring BQ dan Ibadah merupakan upaya pembinaan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas ibadah dan bacaan Al-Qur’an mahasiswa.
“Artinya mulai tajwid, makhorijul huruf, terus panjang pendek dan lain-lain, disitu mereka dibenahi,” tutur Banna.
Ia mengatakan bahwa seluruh mahasiswa wajib mengikuti kegiatan ini tanpa terkecuali, baik yang masih belajar maupun yang sudah lancar membaca Al-Qur’an.
“Bagi yang sudah lancar tetap ikut mentoring, hanya saja fokusnya berbeda. Biasanya mereka diminta menambah hafalan,” imbuhnya.
Setelah mentoring BQ, kegiatan dilanjutkan dengan mentoring ibadah yang berfokus pada pemahaman dan praktik ibadah sehari-hari.
Mahasiswa diajarkan tata cara wudhu, tayamum, mandi wajib, salat, hingga salat jenazah.
“Dalam mentoring ibadah ini, mahasiswa diberikan pemahaman yang lebih dalam tentang ibadah wajib. Termasuk juga tentang makna-makna bacaan dan tata cara salat yang benar sesuai dalil,” tutur Banna.
Kegiatan mentoring tidak hanya dilakukan saat jadwal PKMU saja, tetapi juga berlanjut melalui program bimbingan tambahan.
Setiap mahasiswa memiliki jurnal bimbingan yang memuat catatan perkembangan mereka selama tiga pekan pelaksanaan PKMU.
“Dalam tiga pekan PKMU, setiap mahasiswa wajib menjalani minimal empat kali bimbingan BQ dan Ibadah. Tapi kalau mau lebih, bisa sampai sepuluh kali pertemuan,” terang Banna.
Menjelang akhir program, mahasiswa akan mengikuti tes BQ dan ibadah.
Jika mahasiswa belum dinyatakan lulus, mereka akan diarahkan untuk mengikuti bimbingan lanjutan BQ Umsida.
BQ dan Ibadah sebagai Fondasi Pendidikan Karakter

Setelah sesi mentoring, kegiatan dilanjutkan dengan materi Ibadah yang disampaikan oleh dosen Al Islam dan Kemuhammadiyahan, seperti Dzulfikar Akbar Romadlon SFilI MUd.
Dalam penyampaian materi kali ini Dzulfikar membahas tentang thaharah dan tata cara pelaksanaan shalat sesuai tuntunan Rasulullah SAW berdasarkan pandangan Tarjih Muhammadiyah.
Membuka materinya, Dzulfikar membahas tentang macam-macam thaharah yang mencakup wudhu, tayamum, dan mandi junub dengan penjelasan dalil, langkah-langkah, serta adab pelaksanaannya.
Setelah bab thaharah selesai, Dzulfikar membahas tentang salat.
“Pembinaan ibadah ini menjadi penting, terlebih salat. Oleh karena itu, umat Islam menjadi minoritas ketika mereka meninggalkan salat,” terangnya.
Selain itu, imbuhnyam orang yang tidak salat disebut kafir karena syahadat dan sholawat terus diperbarui ketika umat Islam melaksanakan salat.
Hal tersebut menjadi PR bersama agar menjadi orang yang tidak meninggalkan salat dan menjadikan Muhammadiyah sebagai contoh kepada siapapun melalui kegiatan PKMU.
“Kita tidak boleh menjadi muslim hanya dari sisi KTP yang sebenarnya bukan muslim lantaran tidak pernah salat,” tutur Dzulfikar.
Dzulfikar menjelaskan bahwa gerakan-gerakan salat, didapatkan Rasulullah langsung dengan malaikat Jibril.
Setelah itu, Rasulullah mengajarkan gerakan tersebut kepada sahabat dan mereka mendeskripsikan ke generasi berikutnya sehingga terjadi beberapa perbedaan.
Lihat juga: Umsida Tanamkan Pendidikan Karakter Islami Sejak Awal Perkuliahan
Oleh karenanya, imbuh Dzulfikar, setiap gerakan dan bacaan salat, harus yang sesuai dengan dalil yang shahih.
Penulis: Romadhona S.



















