fenomena brainrot

Brainrot, Pembusukan Otak Akibat Konten Receh di Medsos, Pakar Umsida Beri Penjelasan

Umsida.ac.id – Kata brainrot diumumkan menjadi Word of The Year 2024 oleh Oxford University Press. Istilah ini menjadi topik yang mendapat perhatian tahun 2024 lantaran dampak penggunaan media sosial yang semakin mengenaskan.

Lihat juga: Fenomena Jam Koma Gen Z, Ini 6 Cara Mengatasinya Menurut Pakar Psikologi Umsida

Brainrot atau “pembusukan otak” adalah istilah yang menggambarkan suatu kegemaran yang berlebihan atau obsesi terhadap konten digital hingga menyebabkan “pembusukan” otak.

Brainrot ini muncul akibat seseorang yang mengkonsumsi konten digital yang berkualitas rendah atau receh secara berlebihan.

Brainrot Serang Gen Z dan Generasi Setelahnya

fenomena brainrot 4

Nur Maghfirah Aesthetika MMedKom, seorang pakar media sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengatakan bahwa generasi yang paling banyak terjerat di fenomena brainrot ini adalah gen Z.

Menurut dosen yang akrab disapa Fira itu, generasi Z dan generasi selanjutnya adalah generasi yang didampingi oleh teknologi sejak lahir. Oleh karena itu, mereka tidak bisa dipisahkan dengan kemajuan teknologi.

“Kalau generasi milenial masih cenderung minim sekali menggunakan teknologi, saat itu media sosial juga belum ada. Hal ini berbeda dengan gen Z yang sejak lahir sudah dimanjakan dengan kehadiran teknologi,” ujar dosen Program Studi Ilmu Komunikasi itu.

Sehingga, imbuhnya, kebiasaan sehari-hari sudah bergantung pada gadget, dan mereka tidak mengenal hal lain seperti yang dirasakan generasi sebelumnya. 

“Kegiatan yang paling menyenangkan menurut mereka adalah bermain gadget, scrolling, menonton konten receh, itulah hiburan mereka. Kalau generasi sebelumnya, jika tidak ada hiburan, ya kita berinteraksi dengan lingkungan nyata dan bersosialisasi,” katanya.

Menurut alumni Ilmu Komunikasi Unair itu, wajar bila gen Z memilih gadget sebagai hiburannya, karena memang mereka tidak memiliki referensi kegiatan lainnya. Misalnya bermain bersama teman sebaya yang saat ini sudah sangat jarang ditemui.

Pengaruh Brainrot di Dunia Nyata
fenomena brainrot 5 (Unsplash)
Ilustrasi: Unsplash

Fira berpendapat bahwa brainrot sangat berpengaruh di dunia nyata. Fenomena itu merupakan pelemahan otak dan daya pikir yang membuat pengguna media sosial menjadi malas berpikir berat.

Sebagai seorang pendidik, Fira kerap menemui fenomena ini di kalangan mahasiswa. Misalnya, mahasiswa sering mengeluhkan tentang penugasan yang menurut mereka terlalu berat. Padahal hal tersebut sudah wajar diberikan kepada mahasiswa di generasi sebelumnya.

“Jenis konten berdurasi pendek dan bisa dilewati bila ia tidak suka konten tersebut, maka hal itu bisa terbawa ke kehidupan nyata. Ketika mereka tidak menyukai sesuatu, maka mereka cenderung akan menghindari hal itu daripada menyelesaikannya,” katanya.

Selain itu, tambah Fira, dengan kecanduan konten receh di media sosial juga membuat tingkat kesabaran gen Z melemah. Jika generasi sebelumnya ingin menikmati sebuah hiburan, maka mereka harus menunggu dalam kurun waktu tertentu.

Berbeda dengan generasi sekarang yang semua harus instan. Dan jika mereka terlibat masalah, maka mereka lebih memilih untuk meninggalkannya daripada memperbaiki.

Ia menjelaskan, “Mereka berpikir bahwa dengan scrolling itu bisa menghindari masalah. Daripada harus berkumpul dengan orang-orang yang ditakutkan akan tidak cocok, lebih baik dia scrolling media sosial,”.

Apa yang Membuat Konten Receh Begitu Digemari?

Menurut Fira, walaupun hanya konten receh berdurasi pendek, tapi jika konten tersebut dinikmati secara berulang-ulang maka bisa menyerang psikis penggunanya dan masuk ke  alam bawah sadar.

“Saat ini orang menghabiskan waktu di dunia maya lebih dari satu jam dengan berbagai gempuran konten singkat di dalamnya. Hal itu membuat otak menjadi overload menerima informasi,” ujar dosen yang tengah mengenyam pendidikan doktor di Universitas Sebelas Maret itu.

Oleh karena itulah konten For Your Page (FYP) setiap orang berbeda-beda. Menurut Fira, algoritma media sosial bisa membaca ketertarikan pengguna, konten telah disesuaikan oleh kondisi pengguna hingga mereka merasa relate dan bertahan di konten serupa.

“Misalnya kondisi seseorang sedang sedih dan menemukan konten yang relevan dengan suasana hati, maka dengan konten itu ia merasa lebih semakin sedih dan deep,” jelasnya.

Scrolling Bukan Cara Agar Cepat Tidur
fenomena brainrot
Ilustrasi: Unsplash

Fira mengatakan bahwa scrolling konten media sosial bukanlah cara agar cepat tidur seperti yang kerap dilakukan generasi saat ini.

Justru dengan begitu, konten lebih mudah masuk ke alam bawa sadar, apalagi kebanyakan anak muda melakukan hal itu saat malam hari. Padahal di waktu tersebut, konten lebih mudah mempengaruhi cara berpikir seseorang.

“Jadi semakin kita scrolling konten itu, maka semakin sulit kita untuk tidur dan lalai akan waktu,” jelas kaprodi Ilmu Komunikasi tersebut.

Pergeseran Cara Mengkonsumsi Informasi Di Media Digital

Dulu, kata Fira, seseorang mencari informasi sesuai dengan apa yang diinginkan. Namun dengan fenomena ini, justru informasi lah yang datang ke orang tersebut.

“Mereka bukan sedang mencari sesuatu, melainkan hanya sekedar mengisi waktu. Akhirnya terlalu banyak informasi yang diterima bersifat acak yang membuat otak menjadi sulit mencernanya,” ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa arus komunikasi yang harusnya berawal dari komunikator (pemberi informasi) yang membuat pesan melalui media kepada komunikan (penerima informasi). 

Sedangkan di fenomena brainrot ini, komunikator bersifat anonim dan pesan yang diterima bersifat acak.  Akhirnya proses komunikasi berantakan dan tidak terarah.

Cara Mengatasi Brainrot

Ternyata, brainrot ini masih bisa diatasi. Menurut Fira, fenomena ini bisa dicegah menggunakan kontrol diri.

Yang pertama yakni dengan mengatur waktu antara scrolling time dan kapan gadget itu harus ditaruh. Ia memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya, seperti memisahkan aplikasi  media sosial yang rentan menimbulkan kecanduan dan menyembunyikan notifikasi.

Yang kedua yakni mematuhi peringatan jam tidur pada gadget. Biasanya, gadget memiliki fitur sebagai pengingat istirahat,  hal itu harus dipatuhi. Dan yang ketiga adalah tahu waktu.  

Lihat juga: Benarkan Gen Z Sulit Mengatur Keuangan?

“Misalnya mematikan gadget ketika berkumpul dengan orang-orang. Ini berhubungan dengan etika,  jangan  sampai ketika mengobrol dengan orang sambil memainkan gadget, apalagi scrolling. Hal itu bisa menjadi distraksi obrolan dan  lawan bicara merasa tidak didengarkan,” tutupnya.

Penulis: Romadhona S.

Berita Terkini

dosen Umsida dan atlet sepatu roda 3
Dukung Semangat dan Performa Atlet Sepatu Roda, Dosen Umsida Gelar Skrining dan Sharing Session
January 11, 2025By
kerja sama UBS PPNI Mojokerto dan Umsida 1
Kerja Sama Akademik Umsida dan UBS Mojokerto Tingkatkan Mutu Kebidanan
January 9, 2025By
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
December 26, 2024By
KKN-P 2025 Umsida
975 Mahasiswa KKN-P Umsida Siapkan Diri untuk Mengabdi
December 24, 2024By
Si Lokananta 2024, peringatan hari ibu
Momen Haru Ratusan Anak Peringati Hari Ibu dalam Event Si Lokananta
December 23, 2024By
Comm Night Run
Perdana Digelar, Comm Night Run Diikuti Lebih dari 300 Peserta dari Berbagai Daerah
December 23, 2024By
rektor Umsida saat penguatan visi misi PPI AMF
Pesan Rektor Umsida untuk PPI AMF dalam Mewujudkan Pesantren Berkemajuan
December 21, 2024By
commsport 2024
Commsport 2024, 30 Tim Futsal Sekolah se-Jatim Meriahkan Event Tahunan Ikom Umsida
December 21, 2024By

Riset & Inovasi

abdimas literasi keuangan Islam
Dosen Umsida Edukasi Literasi Keuangan Islam, Putus Kebiasaan Pinjol
January 15, 2025By
Demi Ketahanan Pangan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
Demi Ketahanan Pangan Berkelanjutan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
January 5, 2025By
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
January 4, 2025By
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
September 16, 2024By
ekonomi sirkular
Dosen Umsida Beri Pelatihan Penerapan Manajemen Usaha Berbasis Ekonomi Sirkular pada Proses Produksi Pangan Halal
September 14, 2024By

Prestasi

Prof Sri, guru besar manajemen 3
Perjuangan Prof Sriyono Menuju Guru Besar di Bidang Manajemen Umsida
January 14, 2025By
Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
January 13, 2025By
pojok statistik Umsida
Pojok Statistik Umsida Jadi Layanan Kinerja Tinggi 2024 dengan Skor 2,83 dari 3
January 9, 2025By
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
January 3, 2025By
Gelar Doktor dengan Fokus Halal Lifestyle
Lulus Cum Laude, Dosen Umsida Raih Gelar Doktor dengan Fokus Halal Lifestyle
December 30, 2024By