peristiwa di bulan Ramadan 2

Bulan Ramadan, Bulan Jihad dan Pengorbanan dalam Sejarah Islam

Umsida.ac.id – Esensi bulan Ramadan adalah Puasa sebagaimana Allah perintahkan kepada setiap mu’min yang tertuang dalam al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Syahru ramadlânalladzî unzila fîhil-qur’ânu hudal lin-nâsi wa bayyinâtim minal-hudâ wal-furqân, fa man syahida mingkumusy-syahra falyashum-h, wa mang kâna marîdlan au ‘alâ safarin fa ‘iddatum min ayyâmin ukhar, yurîdullâhu bikumul-yusra wa lâ yurîdu bikumul-‘usra wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullâha ‘alâ mâ hadâkum wa la‘allakum tasykurûn.”

Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). 

Lihat juga: Bulan Ramadan, Momen untuk Menyucikan Hati, Ini 5 Amalannya

Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. 

Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur (QS. Al-Baqarah[2]:185)

Rasulullah juga sabdakan dalam haditsnya “…..ja’alallāhu ṣiyāmahu farīḍata(n) wa qiyāma lailih(i) taṭawwu’a(n)..–”

Amalan Bulan Ramadan: Puasa dan Qiyamul Lail

peristiwa di bulan Ramadan 2

Allah menjadikan puasanya sebagai kewajiban dan qiyamul lail sebagai ibadah sunnah.

Hal tersebut mengandung makna bahwa amalan utama dibulan Ramadan adalah puasa dan qiyamul lail. 

Dalam sebuah tafsir tahlili dijelaskan amalan puasa akan mudah dilaksanakan dengan mudah oleh siapa saja yang beriman kepada Allah.

Oleh karenanya, panggilan pertama kewajiban berpuasa adalah orang-orang yang beriman “yā ayyuhallażīna āmanu kutiba ‘alaikumuṣiyāmu…(QS. Al-Baqarah[2]:183).”

Yakni seorang hamba yang selalu mengagungkan Allah dan tidak memilih cara lain selain apa yang diperintahkan oleh Allah Swt, “wa’budullāh(a) walā tusyriqu bihī syai’a(n) (QS. An-Nisa’[4]:36).

Kisah Kaum yang Sombong

Namun berbeda dengan mereka yang sombong. 

Mereka selalu memiliki alasan tanpa sebab udzur syar’i untuk tidak melaksanakan perintah-Nya. 

Perilaku seperti ini juga telah digambarkan oleh Allah melalui beberapa kisah. Seperti kisahnya Iblis yang tidak mau sujud kepada nabiullah Adam as, meski diperintahkan oleh Allah secara langsung dengan alasan dirinya merasa lebih unggul dari Nabi Adam atas ciptaanya (QS. Al-A’raf (7): 12).

Padahal Allah Swt tidak pernah memberikan bandingan kebaikan ciptaannya dari asal usulnya kecuali hanya berdasarkan ketaqwaannya -innā akramakum ‘indallāhi atqākum”(QS. Al-Hujurat[49]: 13).

Kisah kaum Tsamut dan ‘ad juga merasa tidak perlu mengikuti petunjuk dan perintah Allah melalui para Nabi-Nya.

Sebagaimana juga dilakukan oleh fir’aun dan bani israil kepada nabi Musa dan saudaranya nabi Harun atas kesombongannya (QS. Al-Mu’minun[23]:46-47).

Juga Karun yang sombong karena kekayaannya hingga selalu menolak nasihat orang-orang sholeh, dan menganggap hartanya adalah hasil dari kecerdasannya sendiri (QS. Al-Qasas [28]: 76-77). 

Hingga atas kesombongannya tersebut Allah telah mengunci mati hati, pendengaran, penglihatan mereka sehingga tidak terdengar hidayah/petunjuk-Nya (QS.Al-Baqarah (2): 18.

Mereka berjalan dimuka bumi ini dengan gelap gulita dan menjadi sahabat syaithan (wal-lażina kafarū auliyā’uhumuṭ- ṭāgūtu yukhrijūnahum minan-nūri ilaẓ-ẓulumāt(i), ulā’ika aṣḥabun-nār(i), hum fihā khālidūn(a) (QS. Al-Baqarah[2]: 257))

Lihat Juga :  Bulan Ramadan, Momen untuk Menyucikan Hati, Ini 5 Amalannya
Peristiwa Penting di Bulan Ramadan

peristiwa di bulan Ramadan 3

Dalam tafsir tahlili, pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadan oleh para sahabat Nabi Muhammad Saw ini tidaklah begitu mudah dilakukan kecuali bagi mereka yang benar-benar mengimani Allah dan Rasulnya. 

Dalam konteks sejarah masa awal dakwah Islamiyah bulan Ramadan bertepatan dengan bertemunya dua pasukan, yaitu pasukan Islam yang dipimpin Nabi Muhammad.

Mereka bertemu dengan tentara Quraisy yang dikomandani oleh Abu Jahal, dan pecahnya perang antara pasukan Islam dan tantara kafir Quraisy di Badar pada tahun ke 2 Hijriyah (QS.al-Anfāl[8]: 41), sementara para pasukan Islam dalam kondisi berpuasa.

Selain itu, pada bulan Ramadan juga terjadi peristiwa Fathul Makkah (penaklukan Makkah) di tahun ke-8 H. 

Rasulullah dan para sahabat dalam kondisi berpuasa memutuskan untuk membebaskan kota Mekah dari penindasan dan penganiayaan terhadap kaum muslim yang tinggal di Mekah.

Selain itu, Ka’bah yang menjadi qiblat ibadah umat Islam telah disalahgunakan oleh kaum kafir Quraisy untuk kegiatan penyembahan berhala dan ritual-ritual yang tidak sesuai dengan ajaran Tauhid. 

Pada tahun yang sama, bulan Ramadan juga terjadi peristiwa pembebasan kota Taif dalam perang Hunain, yakni pertempuran melawan suku Hawasin dan sekutunya yang merasa terancam oleh kekuatan kaum muslimin.

Di peristiwa itu, Allah memberikan kemenangan besar sehingga Rasulullah mengirimkan ekspedisi ke Taif untuk membebaskan kota tersebut.

Pada tahun ke-9 H dan dalam kondisi berpuasa di bulan Ramadan, Rasulullah beserta umat muslim melakukan ekspedisi militer ke perbatasan Ramawi di Arab Utara sebagai tindakan pencegahan menghadapi ancaman dari kekaisaran Ramawi Timur (Byzantium) dan sekutunya.

Suku Ghassanid (Arab Kristen yang menjadi sekutu Romawi), diduga akan menyerang kaum Muslim di Jazirah Arab.  

Meskipun tidak sampai terjadi peperangan yang besar, keberangkatan pasukan muslim ke Tabuk berhasil menjalin kesepakatan damai (hubungan diplomatik) dengan beberapa suku di wilayah tersebut dan sebagian diantaranya masuk Islam. 

Beberapa penguasa lokal juga setuju untuk membayar jizyah (pajak keamanan) kepada kaum Muslimin, sebagai tanda persekutuan dan perlindungan.

Ekspedisi ke Tabuk dilakukan dalam kondisi yang sangat berat. Musim panas di Jazirah Arab saat itu sangat terik, dan sumber daya seperti makanan dan air sangat terbatas. 

Ditambah lagi, perjalanan ke Tabuk sangat jauh, sekitar 700 km dari Madinah, menjadi ujian besar bagi kaum Muslimin yang pada waktu itu mereka sedang berpuasa, untuk menunjukkan keteguhan iman mereka kepada Allah dan Rasulnya.

Akhirnya, perlu kita intropeksi diri dengan puasa yang kita laksanakan di negeri yang damai, yang tidak begitu banyak tantangan dari yang dihadapi sebagaimana masa perjuangan dakwah Islam di masa Rasulullah, dengan didukung oleh musim hujan dan terik matahari hanya 32° Celsius. 

Tantangannya hanya pada nafsu kita. Nafsu kitalah yang menjadikan kita memiliki banyak alasan untuk enggan berpuasa, atau berpuasa hanya sekedar menahan makan dan minum saja di siang hari. 

Sebaliknya Jika kita menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas kepada Allah, pasti kita akan mampu mensyukuri nikmat-Nya.

Lihat juga: Apa Saja Keistimewaan Malam Lailatul Qadar?

(wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullâha ‘alâ mâ hadâkum wa la‘allakum tasykurûn) dan Allah akan menghapus dosa-dosa kita kepada-Nya dari yang telah dan akan dilakukan. (ghufira lahu mā taqaddam min danbih(i)) – bersambung

Penulis: Rahmad Salahuddin TP SAg MPdI

Berita Terkini

Umsida dan Pemkab Sidoarjo
Pertemuan Umsida dan Pemkab Sidoarjo, Bahas Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan Potensi Daerah
August 20, 2025By
Fikes Expertise
FIKES Xpertise, Program Fikes Umsida Edukasi Kesehatan Remaja
August 19, 2025By
BPH Umsida dan BPH Umri
BPH Umsida Sambut Kunjungan BPH Umri, Bahas 3 Topik Ini
August 19, 2025By
Edukasi Kesehatan Reproduksi Fikes Umsida
Fikes Umsida Galakkan Edukasi Kesehatan Reproduksi di SMA An Nur Malang
August 18, 2025By
petugas upacara Umsida di HUT RI ke-80 2
Jadi Petugas Upacara HUT RI ke-80, Mahasiswa Umsida Tunjukkan Semangat Nasionalisme
August 18, 2025By
kesejahteraan Indonesia 1
80 Tahun Indonesia Merdeka dan Kesejahteraan Masih Menjadi Persoalan, Ini Langkah Solutifnya
August 17, 2025By
upacara HUT RI ke 80 Umsida
Upacara HUT RI ke-80, Momen Penguatan Semangat Persatuan dan Kedaulatan
August 17, 2025By
skrining FK Umsida
FK Umsida dan Hisfarin Edukasi Keluarga dan Skrining 239 Siswa TK ABA se-Candi
August 16, 2025By

Riset & Inovasi

inovasi bell kuis
Bell Kuis, Inovasi Tim PKM Umsida Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 5 Porong
August 14, 2025By
pendampingan UMKM Opak Samiler-min
Tingkatkan Optimasi Produksi Opak Samiler, Tim Abdimas Umsida beri Bantuan Mesin
August 13, 2025By
SFMS dosen Umsida
Dosen Umsida Kenalkan SFMS di ITBAD Lamongan, Permudah Manajemen File
August 8, 2025By
alat pasteurisasi susu
Alat Pasteurisasi Susu, Inovasi Dosen dan Mahasiswa Umsida Bantu Mudahkan Peternak
July 31, 2025By
riset dan inovasi DRPM Umsida
Umsida Kembangkan Riset dan Inovasi Melalui Seminar, Pameran, dan Diseminasi dengan 3 Kampus
July 16, 2025By

Prestasi

mahasiswa Umsida juara 2 pencak silat nasional
Raih Juara 2 Nasional, Mahasiswa Ini Tak Hanya Tanding Silat, Tapi Juga Kepemimpinan
August 15, 2025By
Umsida Perguruan Tinggi Swasta Terbaik
Mengenal Umsida, Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Sidoarjo dan Jawa Timur
August 12, 2025By
mahasiswa FPIP Umsida sabet emas pencak silat 6
2 Mahasiswa FPIP Umsida Sabet Emas di Kompetisi Bela Diri Nasional
August 9, 2025By
prestasi atlet psikologi Umsida
Capaian Prestasi Bertambah, Mahasiswa Psikologi Umsida Juara 1 IPSI Malang Championship
August 1, 2025By
FAI Umsida borong juara Malang Championship
3 Mahasiswa FAI Umsida Sabet Juara di Ajang Malang Championship 5
July 30, 2025By