Umsida.ac.id– Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) di awal tahun melepas para mahasiswanya untuk terjun membangun desa mandiri dan berdaya melalui program Kuliah Kerja Nyata Pencerahan (KKN-P). Seremoni pemberangkatan mahasiswa KKN-P telah dilaksanakan di halaman kampus 3 Umsida, Rabu (15/01/2025).
Ketua Pelaksana KKN-P, Nurfi Laili MPsi Psikolog, mengungkapkan bahwa program ini melibatkan 981 mahasiswa dari berbagai program studi yang akan didampingi oleh 33 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Para mahasiswa akan bertugas di 66 desa yang tersebar di tiga kabupaten, yakni Pasuruan, Mojokerto, dan Kediri.
“KKN Pencerahan Umsida tahun 2025 akan dilaksanakan pada tanggal 15 Januari hingga 22 Februari. Total akan ada 66 kelompok yang bertugas di setiap desa,” jelasnya.
Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), Dr Sigit Hermawan MSi menyampaikan pesan penting kepada para mahasiswa. Ia menekankan bahwa keberhasilan KKN terletak pada kemampuan mahasiswa untuk membantu desa menjadi mandiri dan berdaya. “Mahasiswa harus mampu mengembangkan potensi desa serta memanfaatkan dana desa dengan baik sesuai amanah pemerintah,” ujarnya. Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga prinsip 5K: kesehatan, keselamatan, kepatuhan, komunikasi, dan kualitas program kerja.
Amanat Rektor Umsida Beri Misi Bangun Desa Mandiri dan Berdaya
Sementara itu, Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi menegaskan bahwa mahasiswa harus mampu menjadi duta Umsida di tengah masyarakat. “Tema KKN kali ini adalah desa yang mandiri dan berdaya. Untuk memastikan hal tersebut, perangkat desa harus dibantu oleh adik-adik ini. Harapannya, ketika Anda di masyarakat, Anda semua betul-betul bisa mencerahkan masyarakat supaya desa di mana Anda ber-KKN itu mandiri dan berdaya. Hal itu kita wujudkan dalam bentuk kolaborasi pembangunan berkelanjutan dan inovasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr Hidayatulloh menekankan bahwa kehadiran mahasiswa harus memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat. “Semua mahasiswa akan menunjukkan kiprahnya sebagaimana yang telah dirancang di dalam program kerja dengan bimbingan DPL. Mohon hal ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tidak boleh ada mahasiswa hadir di tengah-tengah masyarakat tanpa memberikan manfaat apapun. Pastikan semua memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat sehingga desa itu bisa mandiri dan berdaya,” tuturnya.
Baca juga: Dosen Umsida Edukasi Literasi Keuangan Islam, Putus Kebiasaan Pinjol
Rektor juga mengutip hadis Nabi Muhammad SAW untuk mempertegas pesan tersebut. “Jika itu bisa kita lakukan, maka Anda semua dengan para DPL masuk kategori dalam hadis Nabi disebut ‘Khairunnas anfa’uhum linnas’ – sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lainnya. Tolong dicamkan ini. Mari kita hadir di tengah masyarakat dan memberikan manfaat sebesar-besarnya. Itulah menjadi prasyarat kita untuk menjadi orang yang terbaik,” ungkapnya.
Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA), Umsida dalam menjalankan Tri Dharma tidak bisa terlepas dari Dharma yang ke-4, yaitu Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Dr Hidayatulloh juga menekankan pada mahasiswa agar mampu membawa nilai-nilai AIK saat turun ke masyarakat.
“Saya berharap mahasiswa tidak lagi perlu diingatkan untuk menjalankan shalat. Sebaliknya, saya berharap mahasiswa mampu mengajak seluruh masyarakat untuk beribadah bersama-sama. Hal ini akan menjadi salah satu citra baik mahasiswa Umsida yang menjaga kedekatannya kepada Allah, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga mengajak masyarakat lainnya untuk lebih bersemangat mengoptimalkan kegiatan ibadah,” tambahnya.
Selama menjalani pengabdian, Rektor Umsida mengingatkan mahasiswa untuk menjaga pola komunikasi yang baik dengan masyarakat.
“Sesuaikan pola komunikasi seperti bahasa Anda. Mohon disesuaikan dengan bahasa masyarakat agar nyambung. Agar apa yang adik-adik jalankan itu bisa dipahami oleh masyarakat dan masyarakat bisa mendukung,” ungkapnya.
Baca juga: Menuju Khaira Ummah Rektor Umsida Soroti Pentingnya Ilmu dan Disiplin
Dalam pesannya, Rektor Umsida memberikan motivasi. “Hati-hati dengan pikiranmu karena pikiranmu akan memengaruhi sikapmu. Hati-hati dengan sikapmu karena ia akan memengaruhi tindakanmu. Hati-hati dengan tindakanmu karena ia akan membentuk kepribadianmu. Hati-hati dengan kepribadianmu karena ia akan menentukan masa depanmu.”
“Maka pastikan mindset kita positif di manapun dan kapanpun. Positif thinking harus kita bangun dan kuatkan,” tambahnya.
Karena itu, “jangan sekali-kali punya pikiran negatif terhadap masyarakat di mana kita mengabdi. Jika kita menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan disitulah tantangan anda untuk mewujudkan pengabdian yang sesungguhnya, buktikan anda menjadi bagian dari solusi, anda semua ini adalah seorang problem solver bukan problem maker,” pungkasnya.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, mahasiswa Umsida siap mewujudkan desa yang mandiri dan berdaya.
Penulis: Rani Syahda