[:id]UMSIDA.AC.ID – Pakar bidang Material dan Metalurgi, Dr. Prantasi Harmi Tjahjanti, S.Si., MT, menyampaikan hasil penelitiannya tentang pentingnya menjaga material khususnya baja untuk tahan terhadap serangan korosi pada kegiatan The 3rd Nommensen International Conference on Technology and Engineering 2019 (3rd NICTE 2019) digelar pada Kamis-Jumat/25-26 July 2019.
Sebagai salah satu pemakalah / presenter dalam kegiatan ini, Dr. Prantasi Harmi Tjahjanti, S.Si., MT menjelaskan beberapa point hasil penelitiannya,
“Sebenarnya wajar bila baja itu terkena korosi, tetapi permasalahannya laju penembusan korosinya (Corrosion Penetration Rate/CPR) tidak boleh cepat. Standar CPR minimal 0,5 mm/year,” tutur Dosen Teknik Mesin Umsida tersebut.
Lebih dari nilai tersebut, sambungnya, harus waspada karena baja mengalami serangan korosi cukup cepat.
Kegiatan tersebut dihadiri 145 peserta dari kalangan Akademisi/Institusi, dan Praktisi yang berlokasi di di Library Hall, University of HKBP Nommensen Medan. Dalam acara tersebut turut menghadirkan beberapa pembicara yaitu Prof. Tseng, Chung-Jen, PhD dari Departement of Mechanical Engineering, National Central University,Taiwan , Dr.Ing-Azis Boing Sitanggang dari Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia, Prof.In Kyo Kim dari Marketing and Design Thinking Centre, Gangneung Wonju National University, Korea, dan d.r. Mira Kartiwi dari Departement of Information System, International Islamic University Malaysia.
Hasil penelitian Dr. Prantasi Harmi Tjahjanti, S.Si.,MT memaparkan bahwa baja karbon rendah sangat cepat terserang korosi, nilai CPR mencapai 130,12 mm/ year, saat direndam dalam larutan asam khlorida (HCl) 0.1M selama 6 jam. Salah satu penangannya baja harus di coating dengan metode baru yaitu menggunakan graphene yang akan dipresentasikan pada acara Broad Exposure on Science and Technology (BEST 2019) di Sanur Paradise Plaza Hotel Bali, 7 – 8 August 2019. (rizky)[:]