Umsida.ac.id – Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (DPM Umsida) memasuki babak baru.
Bagus Anggara Putra, mahasiswa dari program studi hukum terpilih untuk memimpin DPM Umsida periode 2025-2026.
Lihat juga: Dari Kampus ke Masyarakat, BEM Umsida 2025-2026 Siap Wujudkan Mahasiswa Berdampak
Mahasiswa yang biasa disapa Bagus itu menjelaskan beberapa rencana yang menjadi visi misinya dalam menjabat di periode 2025-2026.
“Selain di ranah internal, rencana kami nanti DPM Umsida bisa menjadi percontohan forum lembaga Legislatif Mahasiswa di tingkat nasional,” jelasnya.
Bagus menuturkan bahwa arah kepemimpinan kali ini berfokus pada penguatan fungsi DPM yang mencakup empat pilar utama yakni advokasi, pengawasan, regulasi, dan politik jaringan.
Keempat fungsi ini, katanya, menjadi fondasi agar DPM Umsida mampu berperan aktif dalam mendukung tata kelola organisasi mahasiswa yang tertib, aspiratif, dan berintegritas.
4 Fungsi Komisi DPM Umsida

Dalam menjalankan tugasnya, Bagus menjabarkan fungsi utama DPM Umsida secara sistematis.
“Yang pertama yakni advokasi, yaitu menerima dan menyampaikan aspirasi dari seluruh mahasiswa,” terang Bagus.
Selanjutnya yakni fungsi pengawasan yang nantinya akan mengawasi jalannya organisasi mahasiswa agar sesuai dengan moral dan peraturan yang berlaku di Umsida.
Fungsi yang ketiga yakni regulasi.
“Di sini kami merancang undang-undang dan menyesuaikan peraturan yang ada di Umsida,” ujar mahasiswa semester 7 itu.
Yang terakhir yakni politik jaringan. Dalam hal ini di ranah internal, DPM Umsida akan dianggap dan diakui oleh seluruh mahasiswa.
“Sedangkan di ranah eksternal sesuai visi kami, DPM Umsida ingin menjadi contoh bagi mahasiswa tingkat nasional,” kata Bagus.
Wujudkan Forum Aspirasi dan Sekolah Legislatif

Terkait program terdekat, Bagus menjelaskan bahwa saat ini ia sudah memiliki rencana jangka pendek di masa awal ia menjabat.
“Pada fungsi advokasi, kami akan membuat forum aspirasi mahasiswa. Di sini kami akan mengajak seluruh mahasiswa Umsida, tak hanya Ormawa saja, untuk berkumpul dan memberikan masukan terkait apa yang harus diperbaiki atau diubah,” ungkapnya.
Hal tersebut, tutur Bagus, ditunjukkan untuk membuka ruang terbuka bagi mahasiswa Umsida berpendapat terkait institusi yang mungkin saja bisa mewujudkan yang lebih baik.
Sementara pada fungsi pengawasan, nantinya DPM akan menggelar DPM goes to faculty untuk melihat jalannya program kerja lembaga eksekutif mahasiswa.
Bidang regulasi, Bagus akan melanjutkan program kerja turunan dari periode sebelumnya yakni melaksanakan pemilihan rakyat setiap bulan Juni.
“Di fungsi ini kami tidak ada program kerja, namun memiliki fokus untuk mengkaji peraturan yang ada di Umsida, khususnya pada Ormawa,” jelasnya.
Pada politik jaringan, DPM Umsida akan menggelar sekolah legislatif, yaitu pemahaman lebih lanjut tentang DPM.
Di masa kepemimpinannya nanti, ia akan memantau dan memastikan terkait jalannya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM Umsida) agar tetap sesuai dengan moral dan peraturan yang diberlakukan di Umsida.
“Jadi apapun kegiatan di BEM nantinya terdapat kekeliruan, maka kami adalah pihak pertama yang akan memantau hal tersebut. Kami akan mengingatkan dan membimbing terlebih dahulu” terangnya.
Oleh karena itu, imbuh Bagus, antara Lembaga Legislatif dan Eksekutif Mahasiswa akan menjalankan fungsinya masing-masing namun tetap saling bersinergi satu sama lain.
Lebih lanjut, ia menjelaskan motto DPM Umsida yakni melihat, mendengar, bergerak, mengubah.
“DPM Umsida akan melihat dan mengawasi seluruh mahasiswa. Kami juga akan mendengarkan semua keluhan dari mahasiswa,” jelasnya.
Lihat juga: Disability Festival 2025 Jadi Ruang Inklusi Mahasiswa Umsida untuk Tunjukkan Kreativitas
Ketika DPM Umsida mengetahui kekurangan atau adanya aspirasi dari mahasiswa, DPM yang akan bergerak dengan cara yang ditentukan untuk bersama-sama menjadikan Umsida lebih baik.
Penulis: Romadhona S.



















