Umsida.ac.id – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) melalui Program Studi Kebidanan menggelar kegiatan Student Action Creativity (SAC) di SMA An Nur Malang pada Rabu (14/8/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh 85 siswa dan menjadi momentum penting untuk memberikan edukasi kesehatan reproduksi remaja serta membentuk pola hidup sehat sejak dini.
Lihat juga: FKG Umsida Bawa Layanan Kesehatan Gigi Anak Lebih Dekat dengan Dental Clinic Mobile
Sinergi FIKES Umsida dan SMA An Nur Malang Melalui Edukasi Kesehatan Reproduksi
SMA An Nur Malang menjadi salah satu sekolah yang terpilih sebagai lokasi pelaksanaan SAC. Wakil Kepala Sekolah, Moh Hasyim MPdI, mengungkapkan apresiasinya.
“Semoga kegiatan ini memberikan edukasi serta menambah wawasan anak-anak tentang pentingnya menjaga pola hidup sehat dan kesehatan reproduksi,” ujarnya.
Fikes Umsida melihat program ini bukan sekadar sosialisasi, tetapi juga bentuk kolaborasi pendidikan kesehatan berbasis sekolah.
Perwakilan Umsida, Dr Rafhani Rosyidah, S Keb Bd M Sc dari Prodi Profesi Bidan menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat pihak sekolah.
Ia menyampaikan edukasi kesehatan reproduksi serta menegaskan bahwa pengetahuan kesehatan reproduksi sangat penting bagi remaja, apalagi disertai dengan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan langsung dalam kegiatan tersebut.
Materi Gizi dan Keterampilan Praktis untuk Remaja
Materi inti disampaikan oleh Laila Nur Rohmah. Ia memaparkan kebutuhan gizi pada masa remaja yang meliputi energi, protein, lemak sehat, karbohidrat, kalsium, zat besi, vitamin A, C, D, E, dan air.
Ia juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seperti pola makan tidak sehat, diet ekstrem, tahap pertumbuhan, dan tingkat aktivitas fisik.
“Remaja perlu menerapkan pola makan sehat, yaitu makan tiga kali sehari, mengonsumsi sayur dan buah, mengurangi gula, serta memperbanyak minum air putih,” pesannya.
Tak hanya pada edukasi kesehatan reproduksi, mahasiswa semester 5 Prodi Kebidanan Umsida juga memperkenalkan teknik akupresur untuk mengurangi nyeri haid.
Teknik ini mirip akupunktur, tetapi tanpa jarum, dengan memberikan tekanan pada titik-titik tertentu di tubuh untuk melancarkan aliran energi dan darah, mengurangi nyeri, meredakan stres, dan memperbaiki fungsi organ.
Sesi ini menjadi menarik karena para siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga mendapat keterampilan praktis yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan bekal ini, remaja bisa lebih mandiri menjaga kesehatannya,” jelas salah satu mahasiswa pemateri.
Dialog Interaktif dan Pemeriksaan Kesehatan
Kaprodi Kebidanan, Siti Cholifah, SST M Keb, menuturkan bahwa latar belakang kegiatan edukasi kesehatan reproduksi adalah untuk mengembangkan potensi mahasiswa secara holistik.
“Tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga aspek non-akademik seperti kreativitas, kepedulian sosial, keterampilan kepemimpinan, dan kerja sama tim,” terang Cholifah.
Antusiasme siswa terlihat jelas saat sesi tanya jawab setelah pemaparan edukasi kesehatan reproduksi.
Cholifah menjawab pertanyaan-pertanyaan visioner dari siswa, mulai dari solusi persalinan bagi ibu dengan mata minus hingga prosedur mendirikan klinik.
“Pola makan sehat adalah langkah awal pencegahan penyakit reproduksi,” tegasnya ketika menjawab pertanyaan tentang kista dan kanker serviks.
Kegiatan SAC terkait edukasi kesehatan reproduksi ini ditutup dengan pemeriksaan kesehatan bagi para siswa.
Pemeriksaan meliputi pengukuran berat dan tinggi badan, pengecekan tekanan darah, serta deteksi anemia. Langkah ini memberikan gambaran nyata kepada siswa tentang kondisi kesehatan mereka saat ini.
Siti juga menyampaikan harapannya agar kerja sama ini dapat berlanjut ke tahap yang lebih formal melalui MoU Tridarma Perguruan Tinggi antara Umsida dan SMA An Nur Malang.
“Kami ingin kegiatan seperti ini terus berlanjut, agar manfaatnya tidak hanya dirasakan sekali, tetapi menjadi pembiasaan yang menyehatkan,” ujarnya.
Kegiatan SAC di SMA An Nur Malang menjadi bukti nyata komitmen Fikes Umsida dalam membangun kesadaran kesehatan di kalangan remaja.
Melalui edukasi kesehatan reproduksi, pengenalan pola makan sehat, keterampilan akupresur, hingga pemeriksaan kesehatan langsung, siswa tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga pengalaman praktik yang bermanfaat.
Lihat juga: Gelar Seminar Kesehatan Mental, PIK-M Umsida Gali Peran Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak
“Sehingga Fikes dan prodi juga lebih dikenal masyarakat luas,” tegas Siti Cholifah menutup kegiatan.
Penulis: Novia