Umsida.ac.id – Dekan Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FBHIS Umsida), Dr Poppy Febriana SSos MMedKom, menerima Outstanding Gender and Development (GAD) Partners Award dari Pangasinan State University (PSU), Filipina.
Lihat juga: Dosen Umsida: Keadilan Gender Bisa Direalisasikan dengan Literasi Digital yang Masif
Penghargaan tersebut diberikan dalam acara GAD Excellence Awards 2, yang akan digelar pada Selasa, (9/12/2025) di ASEANA Hall, PSU Golden Lion Hotel.
Urduja GAD Resource Center memberikan penghargaan ini yang sebelumnya juga mengundang Dr Poppy sebagai tamu kehormatan.
Dr Poppy menerima penghargaan ini sebagai apresiasi atas dedikasi dan kontribusinya dalam pengarusutamaan gender melalui kolaborasi akademik dan program pengembangan.
Direktur GAD Resource Center PSU, Dr Romary R Lincod, dalam surat undangannya menyampaikan bahwa bahwa penghargaan ini merupakan pengakuan atas komitmen, kepemimpinan, serta inisiatif transformasional Dr. Poppy dalam mendukung program-program GAD yang responsif gender.
“Penghargaan ini bukan sekadar kehormatan pribadi, tetapi pengingat bahwa perubahan hanya mungkin terjadi ketika kolaborasi dibangun di atas kepercayaan, empati, dan keyakinan bahwa setiap perempuan memiliki martabat yang harus dijunjung tinggi,” ujar Dr Poppy dalam pidatonya.
Perempuan Bukan Sekadar Gender, Tapi Penggerak Perubahan

Saat berpidato penerimaan penghargaan, Dr Poppy menegaskan bahwa penghargaan ini merefleksikan perjalanan panjang perempuan dalam sejarah Indonesia.
Ia menyebut Indonesia sebagai negara yang tidak pernah lepas dari peran perempuan baik sebagai pemimpin komunitas, pendidik, aktivis, maupun ibu yang membentuk karakter masyarakat dari generasi ke generasi.
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi itu mengulas konstruksi budaya yang pernah mereduksi peran perempuan dalam tiga kata: macak, manak, masak.
Peran-peran tersebut memang mulia, imbuhnya, tetapi pernah menjadi batas yang menghambat akses perempuan terhadap pendidikan dan kepemimpinan.
“Perempuan Indonesia tidak berhenti di situ. Dengan keberanian dan ketekunan, mereka perlahan menulis ulang posisi mereka di masyarakat,” tutur Dr Poppy.
Ia juga menyinggung tokoh-tokoh seperti RA Kartini, Dewi Sartika, dan Roehana Koeddoes, yang membuka jalan bagi pendidikan dan suara perempuan di ruang publik.
Namun, ia menegaskan bahwa di luar nama-nama besar itu, ada banyak perempuan tanpa sorotan yang ikut menggerakkan perubahan hanya dengan belajar, bekerja, dan menolak diam sebagai takdir.
Beberapa tahun terakhir, lanjutnya, semakin banyak perempuan Indonesia yang tampil sebagai pemimpin di kampus, pemerintahan, industri kreatif, dan ruang digital.
Mereka tidak menggunakan suara untuk mendominasi, tetapi untuk membuka jalan bagi generasi berikutnya.
“Perjalanan menuju kesetaraan gender masih panjang. Tapi kini dipenuhi keberanian, reformasi, dan keyakinan bahwa perempuan berhak untuk aman, didengarkan, dan berkembang,” ujarnya.
Menutup pidatonya, Dr Poppy menegaskan bahwa kemajuan hanya mungkin terjadi ketika pihak-pihak yang peduli bersedia bekerja bersama, memperluas akses, menguatkan suara, dan menciptakan lingkungan di mana perempuan bisa memimpin dengan percaya diri dan berintegritas.
Apresiasi dari Pangasinan State University

Dalam sesi pengenalan, Dr Renato E Salcedo selaku Executive Director Pangasinan State University menyampaikan alasan pemilihan Dr Poppy sebagai penerima penghargaan.
Ia menggambarkan Dr Poppy sebagai sosok pemimpin yang tidak sekadar menempati posisi, tetapi turut mendefinisikan ulang makna kepemimpinan.
“Dia adalah seorang wanita yang telah meniti karir di bidang akademik dan profesional bukan hanya dengan menduduki posisi-posisi tertentu, tetapi dengan mendefinisikan ulang seperti apa kepemimpinan seharusnya. Tegas, visioner, dan sangat selaras dengan nilai-nilai gender dan pembangunan,” ujar Dr Renato.
Ia juga menyoroti rekam jejak akademik Dr Poppy yang menempuh pendidikan sarjana Ilmu Komunikasi, magister Media dan Komunikasi, serta doktor bidang studi Sosial di Universitas Airlangga.
Kombinasi keilmuan komunikasi, media, budaya, dan pembangunan sosial tersebut menjadi modal penting dalam mengarusutamakan isu kesetaraan gender di lingkungan akademik.
Sebagai pendidik, Dr Poppy mengampu mata kuliah seperti Komunikasi Massa, Manajemen Periklanan, Jurnalisme, Cyber Media, Creative Writing, Cyber Public Relations, dan Gender Studies, yang menumbuhkan kepekaan kritis mahasiswa terhadap isu keadilan sosial dan kesetaraan gender.
Lihat juga: Alhamdulillah, Dekan FBHIS Umsida Berhasil Meraih Gelar Doktor
Penghargaan Outstanding GAD Partners Award ini menandai semakin kuatnya jejaring kerja sama antara Umsida dan Pangasinan State University, khususnya dalam isu gender dan pembangunan.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah



















