Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggali potensi para sineas muda Sidoarjo melalui Festival Gesper (Gerakan Sineas Pelajar Sidoarjo) 2025.
Festival bertaraf regional ini menayangkan sekitar 30 film pendek karya siswa SMA/SMK/ Sederajat yang di-skrining pada Jumat, (7/11/2025) di Mini Theatre Umsida.
Lihat juga: Dosen Umsida Raih Hibah PTTI dan PISN 2025, Kenalkan Sidoarjo Melalui Film Dokumenter Budaya
Mengangkat tema “Suara Pelajar, Cerita Sidoarjo”, Gesper 2025 hadir sebagai wadah bagi pelajar SMA/SMK sederajat se-Kabupaten Sidoarjo untuk bercerita tentang lingkungan, pengalaman, dan nilai-nilai kehidupan di sekitar mereka.
Ini merupakan kolaborasi Prodi Ilmu Komunikasi Umsida dengan berbagai pihak.
Di antaranya Komite Film Sidoarjo, Dewan Kesenian Sidoarjo (Dakesda), dan implementasi program hibah BIMA.
Banyak Sineas Muda Sidoarjo yang Masih Sembunyi

Menurut M Andi Fikri MIKom selaku inisiator kegiatan sekaligus sineas Sidoarjo mengatakan bahwa program ini akan berbeda dengan program-program lainya karena ini merupakan bentuk apresiasi film pelajar yang ada di Sidoarjo.
“Sedari awal tak hanya menyebarkan informasi melalui media sosial saja, tapi juga keliling Sidoarjo. Jadi semua itu kita bagi di 4 wilayah, yaitu wilayah Sidoarjo timur, barat, utara, selatan,” terang Andi.
Berhubung kegiatan ini bukan kompetisi, maka para peserta mendapat penghargaan yang sama.
Pembagian ini, kata Andi, ditujukan untuk lebih bisa menggali potensi sineas muda Sidoarjo agar atensi tersebut tidak terpusat di kota Sidoarjo saja, tapi juga menyebar ke berbagai wilayah di dalamnya.
“Setelah keliling kemarin ternyata ditemukan banyak sineas muda baru yang memiliki beberapa karya film menarik dan unik yang potensial untuk dikembangkan” ceritanya.
Sekolah-sekolah yang berada di jarak yang cukup jauh dari ring 1 Sidoarjo seperti Jabon, Krian, Balongbendo, Waru, dan sekitarnya dijangkau untuk mengikuti festival ini.
Andi menjelaskan bahwa sekolah-sekolah tersebut sebenarnya tidak mengetahui tentang kegiatan semacam ini.
Hal tersebut tentu berbeda dengan sekolah-sekolah yang ada di Ring 1 Sidoarjo yang bisa mendapatkan informasi lebih cepat.
“Oleh karena itu biasanya yang bisa mengikuti kegiatan semacam ini hanya sekolah yang ada di sentra Sidoarjo. Mereka juga punya karya yang menarik dan unik ” terang dosen Filmologi itu.
Potensi itulah yang menurut Andi perlu diapresiasi untuk menunjukkan bahwa Sidoarjo tidak hanya memiliki karya yang berada di Ring 1 saja.
Para siswa di luar Ring 1 Sidoarjo turut unjuk gigi dengan karya film-filmnya.
“Setelah apresiasi ini, kami memilih 3 terbaik dari 4 wilayah tersebut. Nanti mereka akan mengikuti workshop eksklusif,” jelasnya.
Dari Gesper ini, Prodi Ikom bersama Dakesda dan Komite Film Sidoarjo selaku inovator festival ini, akan melanjutkan potensi ini untuk mendukung karya sineas muda Sidoarjo.
Hal yang Perlu Dicatat Para Sineas Muda

Senada dengan Andi, Ribut Wijoto selaku Ketua Umum Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) juga mengatakan bahwa jika ada kegiatan semacam ini harus dilanjutkan.
“Para sineas muda perlu dibimbing untuk membuat karya yang lebih baik. Terima kasih untuk semua yang telah berkolaborasi, semoga kegiatan ini membawa manfaat bagi kemajuan seni Sidoarjo,” terang Ribut.
Ia juga menyampaikan tentang pentingnya plot atau alur. Menurutnya, plot seringkali yang terakhirkan di dalam film-film dari produk komunitas.
Kedua, Ribut menjelaskan pentingnya muatan pada film populer.
“Seringkali kalau karya-karya populer itu muatannya tidak terlalu dalam. Nilai humanisme, keluhuran, transcendental, dan pengetahuan tidak tergarap mendalam,” jelasnya.
Menurutnya, sineas muda harus bergerak di dua aspek tersebut, yaitu karya yang menarik dan memiliki muatan yang mendalam.
Kegiatan ini cukup menarik atensi para peserta khususnya yang berada di luar ring 1 Sidoarjo.
Salah satu peserta yakni Narendra Ihsan Faras dari SMA Muhammadiyah 1 Taman.
Ia dibimbing penuh oleh gurunya untuk membuat karya film pendek hingga mengikuti kegiatan ini.
Siswa yang biasa disapa Faras itu membuat film pendek bertajuk Gaungan Ragam.
Faras mengaku sedikit grogi lantaran film garapannya disaksikan banyak orang dan tak jarang juga mengundang komentar.
Namun ia bangga karena karyanya bisa ditampilkan di ajang yang bagus seperti Gesper ini.
Lihat juga: Cinequest, Kerja Sama Produksi Film Internasional Perdana FBHIS Umsida dan FKP USIM
“Karya yang hanya disimpan saja, maka itu bukanlah karya. Oleh karena itu, ini merupakan kesempatan pelajar untuk lebih berani menujukkn karyanya,” ungkap Faras.
Penulis: Romadhona S.


















