Umsida.ac.id – Baru-baru ini, beredar kabar mengenai bakery yang mengklaim produknya bebas gluten (gluten free).
Namun ternyata justru mengandung gluten yang dapat membahayakan kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki alergi atau intoleransi gluten.
Lalu, apa sebenarnya gluten itu? Mengapa bisa berbahaya? Dan bagaimana cara mengetahui apakah sebuah produk gluten free benar-benar aman dikonsumsi?
Lihat juga: Masih Banyak Ditemukan Skincare Ilegal di Pasaran, Ini Kata Dokter Umsida
Apa Itu Gluten?

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FK Umsida), dr Erlina Krisdianita Novitasari MBiomed akan menjelaskan lebih dalam tentang bahan tersebut.
Ia menjelaskan bahwa gluten adalah kompleks protein yang secara alami terdapat dalam beberapa jenis serealia: gandum (wheat), jelai (barley), dan gandum hitam (rye).
“Gluten itu seperti lem pada makanan. Ketika tepung dari serealia dicampur dengan air, protein gluten akan membentuk jaringan elastis yang membuat roti lebih mengembang saat proses fermentasi,” kata dr Erlina.
Selain itu, terangnya, gluten juga memberikan tekstur yang kenyal dan empuk di akhir produknya nanti.
Tanpa gluten, maka roti tidak bisa mengembang dengan baik dan akan memiliki tekstur yang lebih padat dan rapuh.
Orang yang Tidak Boleh Mengkonsumsi Gluten
Untuk konsumsinya, dr Erlina menyebut sebenarnya diet gluten free bukan untuk semua orang.
“Ada intervensi medis yang spesifik untuk kelompok dengan kondisi kesehatan tertentu. Ketika kita menghindari gluten tanpa indikasi medis, hal itu juga akan beresiko untuk menghilangkan sumber serat vitamin, bahkan mineral yang penting,” terangnya.
Memang, ada beberapa kelompok yang secara medis diwajibkan untuk menghindari gluten.
Yang pertama adalah mereka adalah penderita Penyakit Celiac (Celiac Disease), sebuah kelainan autoimun serius.
Jika mengkonsumsi gluten, malah akan memicu sistem imun untuk menyerang dan merusak lapisan usus halus.
“Kerusakan ini bisa mengganggu penyerapan nutrisi dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang,” ujar dosen yang menyelesaikan pendidikan Ilmu Kedokteran Dasar di Unair itu.
Yang kedua, kata dr Erlina, yaitu Penderita Sensitivitas Gluten Non-Celiac (Non-Celiac Gluten Sensitivity/NCGS). Ini merupakan kelompok yang mempunyai gejala mirip seperti penyakit seliak.
“Contohnya mudah kembung, sakit perut relahan, ataupun sakit kepala setelah mengkonsumsi gluten. Namun penderita NCGS tidak ditemukan adanya kerusakan usus halus, maupun di antibodi spesifik seperti yang diderita oleh seliak,” tuturnya.
Yang ketiga adalah penderita alergi gandum, yaitu reaksi alergi yang secara klasik dimediasi oleh antibodi IgE terhadap protein dalam gandum.
“Reaksinya akan cepat dan parah. Tapi mekanisme autoimunnya berbeda dengan dua penyakit sebelumnya tadi,” terangnya.
Apa Dampak Jika Mengkonsumsi Gluten?

Lebih lanjut, dr Erlina menjelaskan beberapa dampak kepada kelompok yang alergi dengan gluten namun terlanjur mengkonsumsinya seperti pada kasus yang terjadi akhir-akhir ini.
Ia menyebut bahwa sistem imun akan bereaksi secara berlebihan dan tubuh akan menganggap protein gandum tadi itu sebagai ancaman.
“Lalu tubuh akan melepaskan yang zat kimia seperti histamin. Dampaknya sama seperti alergi pada umumnya,” terang dosen kelahiran 1990 itu.
Reaksi tersebut di antaranya seperti gatal, biduran, bengkak pada bibir atau wajah, reaksi saluran cerna seperti mual, muntah kram perut, hingga diare.
“Tapi mereka juga bisa terserang di saluran pernafasan, hidung tersumbat sering bersin-bersin, asma, hingga reaksi yang mengancam jiwa,” jelasnya.
Sesak nafas yang sudah berat disertai dengan penurunan tekanan darah yang drastis, hingga kehilangan kesadaran menjadi dampak paling buruk jika seseorang yang alergi terhadap gluten.
Cara Mengetahui Produk Gluten Free
Sebagai konsumen,kata dr Erlina, harus teliti dan memastikan produk itu benar benar gluten free dengan cara mencari klaim eksplisitnya.
“Cari label dengan tulisan bebas gluten atau gluten free biasanya. Yang kedua, kita bisa cek daftar komposisinya,” katanya.
Ia menyarankan agar konsumen tetap waspada dengan bahan-bahan seperti gandum, jelai atau barley, dan serealia lainnya.
Konsumen juga harus memperhatikan peringatan alergen yang biasa terdapat di produk.
Lihat juga: Penyakit Cacingan Ramai Dibincangkan, Dosen FK Umsida Jelaskan Penyebab dan Pencegahannya
“Adanya resiko kontaminasi silang juga bisa saja terjadi sehingga hal tersebut itu harus dipastikan atau ada standar atau regulasi yang mengatur klaim gluten free pada produk makanan di Indonesia,” jelas dr Erlina.
Sumber: dr Erlina Krisdianita Novitasari MBiomed
Penulis: Romadhona S.